2 (+)

7.1K 32 0
                                    

"Aku senang kau mau meluangkan waktu untuk makan siang dengan ku Jong Hoon-san" Jody tak dapat menutupi rasa senang nya . Meski sedikit berlebihan padahal Jong Hoon hanya menerima ajakan makan siang nya saja tapi sudah seperti mendapat hadiah besar.

"Ya, kebetulan kerjaan ku gak banyak saat ini karena lusa akan ada rapat dinas bersama kepala sekolah di Osaka" dan mereka terlibat obrolan untuk membunuh suasana canggung. Sekilas mereka terlihat akrab walau sebenar nya Jody yang terus berintreaksi padanya.

"Nakamoto-kun doshita no?" Anna menyiku lengan nya untuk menyadarkan dari lamunan nya. Yuta mengerjap. Mengalihkan pandangan nya sejenak tangan nya masih terkepal penuh emosi. Dia sangat marah bahkan siapa pun yang mendekati Jody.

"Betsu ni-" Yuta melangkah lebih dulu mengabaikan ketiga gadis yang masih setia mengikuti nya selayaknya selir.

Ckck.

Sore menjelang~

Usai bell panjang berbunyi dan para siswa berhamburan keluar kelas untuk segera pulang kerumah masing-masing. Sementara Yuta harus ke lantai tiga dimana tugas telah menunggu nya.

Dia sengaja keluar kelas paling akhir menunggu para gadis itu pulang duluan karena menganggu nya.

Dengan malas dia pun merapikan peralatan nya dan keluar kelas dengan menenteng tas nya.

Hanya satu lantai  Yuta menaiki tangga dan berjalan menyusuri lorong demi lorong sampai dia tiba di kamar mandi siswa yang ada paling sudut.

Sejenak langkah nya terhenti di hadapannya Jody sedang bersedekap dan memasang wajah jutek nya.

Dia menunjuk peralatan kebersihan dengan dagu nya rupanya Jody yang mengawasi nya sungguh beruntung sekali Yuta.

"Aku senang karena sensei yang mengawasi ku" ucapnya tanpa malu Jody memalingkan wajah nya sebal. Dia pun merutuk menerima tugas ini yang seharus nya jadi tanggung jawab Yuma , tapi na'as nya Jody adalah wali kelas dari special A dan dia di berikan tanggung jawab berat untuk menghadapi bocah ini.

"Jangan kebanyakan menatap ku Cepat kerjakan dan aku bisa pulang!" Ketus Jody tetap memasang mata waspada padanya.

Yuta terkekeh seolah mengejek nya sebelum memulai kerjaan nya dia melepas blazer dan menggulung lengan kemeja nya sampai batas siku. Kemudian mengambil alat pembersih dan mulai mengerjakan nya.

" kau lupa rupanya sensei seperti yang aku bilang Aku selalu mengawasi mu. Apa pun yang kau kerjakan dan kau lihat, aku pasti tahu" ucapnya seperti seorang psikopat.

Jody tetap tenang walau hati nya cemas jujur saja berdua dengan nya seperti berada dalam zona bahaya yang bisa membinasakan nya kapan saja.

Jody selalu jaga jarak beberapa meter darinya ,bahkan dia pura-pura sibuk dengan memainkan ponselnya. Alih-alih Yuta berbuat sesuatu dia akan meminta bantuan dengan ponselnya. Ya itu yang ada dalam pikiran nya.

"Tapi, aku tahu kau sama sekali gak menanggapi ku,  Aku tahu kau tidak mengingat hal kecil saat kau menjadi Guru private ku. Lain hal dengan ku, semuanya- Aku sangat ingat dan saat kau memeluk ku ketika mati lampu. Ya~ aku memang takut gelap sampai sekarang juga begitu. Nee, sensei~"

"Sudah hentikan! Berisik!" Jody membentak nya kasar. Dia tidak mau mengingat masa lalu atau apapun itu yang berhubungan dengan bocah ini. Karena baginya sama sekali gak penting.

"Baiklah aku diam tapi tolong berikan Aku air"

"......" Jody terperanjat dan sekarang Yuta malah menyuruhnya.

"Aku haus" ujar nya dengan tangan yang masih penuh dengan alat kebersihan. Dia sudah sampai setengah nya, bahkan aroma bau di kamar mandi pria kini sedikit wangi. Kinerjanya terlihat karena kening nya mengeluarkan keringat membuat wajah putih nya jadi semakin Terlihat pucat.

My ObsesionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang