End

612 17 0
                                    

Sejak insiden gelas itu Yuta terus berada di rumah Jody dan baru malam ini dia kembali ke rumah nya. Tidak sendiri melainkan bersama dengan wanita yang kini menjadi kekasih nya.

Jody.

Di hadapan nya terdapat bangunan rumah bergaya mediterania dengan design elite ala eropa kuno. Juga di garasi terdapat beberapa jajaran mobil berkelas mahal.

Inikah seorang tuan muda Nakamoto sebenernya?

Jody melotot tak percaya memastikan jika pemandangan di hadapan nya ini adalah nyata.

"Kau kenapa?" Yuta bertanya polos.

Jody menggeleng  lagi-lagi ucapan Yuma berputar di kepalanya.

'Dia seorang tuan muda yang kesepian'

Jody benar-benar memahami keadaannya sekarang. Karena yang ada di sekeliling nya adalah benda mati dan semua itu tak bisa memberi kenyamanan untuk nya. Jody bisa membayangkan bagaimana kesepian nya dia saat berada dirumah sebesar ini sendirian dan selalu di hantui oleh bayangan keluarga nya semasa hidup. Pasti batin nya tersiksa.

"Ikou!" Yuta menggiring nya untuk masuk ,namun wanita itu sama sekali gak bergeming.

"Ada apa? Tingkahmu jadi aneh sejak di sekolah tadi" Yuta melayangkan protes nya Jody maju selangkah mendekat- dan tiba-tiba saja dia mencium nya. Kembali mendapat serangan yang membuat nya terkejut namun juga senang.

Yuta tak ada alasan untuk menolak nya dan membalas ciuman sang wanita dengan agresif.

"Hmm..." Jody melepas ciuman nya dan mencengkram lengan Yuta dengan erat. Emosinya kembali meluap.

"Aku dapat merasakan kesepian mu." Ucapnya sembari menundukan kepala nya. Menarik nafas, Jody benar-benar menyesali tindakan kasar nya apalagi sampai membuatnya cidera.

"Maafkan aku" seketika suasana menjadi mellow, Jody kembali menitikan air mata nya.

"ya ampun~ saat kau menangis aku jadi merasa gemas dan ingin menelan mu tau" Yuta mencubit pipi sang wanita dan mencium pipi nya bertubi-tubi.

"Ayo masuk!" tak ingin ikutan mellow, lebih baik Yuta menghibur nya. Lagipula selama kehadiran Jody dan perubahan sikapnya sudah membuat Yuta senang. Sungguh.

Yuta berdiri di balkon kamar nya, semua yang terjadi hari ini dan beberapa waktu sebelum nya seperti mimpi. Setelah sekian lama tak merasakan makan malam bersama , kini dia seperti memiliki aura kehidupan dalam rumah nya. Untuk satu itu, karena Jody.

Ya~ lagi-lagi wanita yang kini menjadi kekasih nya. Telah memberikan berbagai warna dalam hidup nya yang sebelum nya hanya abu-abu.

"Nee~ sayang" bibir Yuta membentuk senyuman. Jemari lentik sang wanita tengah memeluk dan meraba dada bidangnya dari belakang. Sentuhan hangat nan lembut membuat perasaan nya sangat nyaman.

"Kau sedang memikirkan apa?" Jody bersandar di punggung nya, mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh nya.

Sekali lagi tak pernah dia berpikir akan mengalami moment romantis seperti ini bersama murid nya sendiri. Tapi, sekarang Jody sungguh telah menerima nya 100% .

"Aku, ingin menikahi mu" Yuta membalikan tubuh nya sontak saja membuat Jody terkejut dan mengerjap kan matanya.

"Tapi kau terlalu muda, maksud ku masih ada waktu lima atau sepuluh tahun lagi" Ujar nya berusaha rileks. Siapapun, pasti menginginkan pasangan hidup yang abadi, tapi bukan berarti Jody menuntut Yuta untuk menikahi nya. Tidak ,hubungan seperti itu masih rumit dalam otaknya.

"Aku hanya ingin mengikat mu, dan memastikan kalau kau hanya milik ku. Ya~ begitu" Meyakinkan. Yuta mencengkram pundak wanita nya dan menatapnya lekat.

Dia selalu menunjukan keyakinan nya tanpa ragu, tapi pernikahan bukanlah hal yang main-main.

"Tidak tidak! Usia mu masih 17 tahun dan aku tidak mau dianggap sebagai wanita kesepian hanya karena menikahimu. " kepala Jody menggeleng cepat. Memastikan hal itu masih terlalu jauh dalam bayangan nya.

Menghela nafas, sejujurnya Yuta kecewa dengan penolakan Jody. Walaupun dia kelewat nekat untuk mengikat nya.

Usia memang tak dapat di bohongi realitanya jika mereka berada dalam jarak yang cukup jauh.

"Jadi, Aku harus bagaimana untuk mengikat mu?" Yuta memandang nya asa.

"Untuk saat ini, Kau harus yakin. Aku akan menunggu mu. Tenang saja" Jody mengusap pipi sang dansei dengan lembut.

"Bukan seperti itu-

"Stt" menghentikan ocehan Yuta, wanita itu mencium nya. Ciuman yang lembut dan sabar tanpa menuntut, namun Yuta membalas sebaliknya, dengan melumat kasar menelan hampir semua mulut Jody, menaut lidah nya mempersempit nafas keduanya.

"Mmhhh-" disela-sela itu, Yuta menggendong nya dan membawanya ke kamar.

Keduanya sama-sama telanjang, dalam posisi 69 Jody sibuk memuaskan kejantanan Yuta yang kini memenuhi mulut nya . Sementara dibawah sana, Yuta melakukan hal yang sama merangsang vagina Jody dengan menjilat dan menusuk-nusuk dengan jari nya.

"Slaammpphh" sesekali Jody melepas penis nya untuk meraih nafas nya sementara dia pun sedang merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Yuta.

"Aahhhhh... " sedikit tak fokus Jody terjengit tatkala gigi sang dansei dengan nakal nya mengigit klitoris nya.

Tak mau kalah, Jody mengenggam penis Yuta menjilati dari pangkal sampai ujung nya, mengemut kepala jamur nya, mengecap lelehan precum yang membuat nya ketagihan.

"Sshh....nakamoto -kun!"

Kedua kaki Jody terkangkang lebar, lubang nya semakin gatal tak puas hanya dengan jilatan saja.

"Stop... Eunggh!" pintanya.

Menuruti sang perempuan, Yuta menyudahi aksi nakal nya dan masih dalam posisi terlentang , Jody naik diatas tubuh nya sembari memasukkan penis ke dalam lubang nya.

"Aahhh....." keduanya sama-sama mendesah. Penis yuta tenggelam masuk ke lubang nya yang hangat dan menjepit nya dengan nikmat. Perlahan Jody menggerakan pinggulnya ke depan belakang , menyesuaikan hentakan penis nya yang tengah mengaduk-aduk rahim nya.

Di atas kendalinya Jody benar-benar terlihat binal. Meski begitu, Yuta amat menyukai nya. Perubahan nya semakin hari semakin terasa manis dan menggemaskan.

"Haah!!" tubuh Yuta ambruk menindih Jody dibawahnya Malam ini mereka menghabiskan beberapa round seperti yang pernah dilakukan saat di Osaka. Permainan yang menggairahkan dan begitu menggebu sampai keduanya tak sanggup lagi.

"Hanase! Aku tak bisa nafas" Jody menggeliat , merasa tubuhnya lengket dengan keringat ditambah lagi himpitan Yuta yang masih sibuk menciumi punggung nya , serta tangan nya meremas dada nya seolah tak pernah bosan.

"Hey, kalau aku membuat mu hamil apa kau mau menikah dengan ku?" mendengar pertanyaan nya , Jody menyiku nya.

Yuta meringis tipis tanpa melepas pelukan nya.

"Aku pastikan tidak akan hamil"

"Apa kau yakin? Padahal setiap bermain aku selalu membuang nya di dalam" Yuta menyeringai licik Ada saja rencana untuk mengikat nya , dan juga wanita memang sangat menarik baginya.

"Nakamoto -kuuun....... " Jody memekik  Baru menyadari jika selama ini dirinya menampung benih sang pria yang dengan kurang ajarnya memasukan nya di dalam.

Oh ya ampun saking menikmatinya sampai tak menyadari sama sekali .

Happy ending

Owari.

My ObsesionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang