3(+)

3.5K 27 0
                                    

Pasca melampiaskan hasratnya, Jody merosot lemas terduduk di closet sementara Yuta tetap baik-baik saja sembari menaikan celana nya dan menutup kejantanan nya kembali. Keadaan Jody sangat acak-acakan , kemeja dan rok nya sudah tak ada lagi pada tempat nya. Meski begitu dia semakin menggiurkan. Yuta tak mau menambah ronde lagi cukup untuk permulaan hari ini.

"Sensei biar aku bantu-" sebelum tangan Yuta terulur Jody sukses menampar nya dengan keras. Sorot mata kebencian sangat nyata dan dia terlihat mengerikan sekarang.

"Tidak usah bertingkah sok peduli setelah apa yang kau lakukan padaku!" Wanita itu tertatih untuk berdiri merapikan penampilan nya sendiri.

Anggap saja hari tersial buat nya.

"Tapi sensei-" sekeras kepala Yuta tak mau ditolak begitu saja kekeuh mencekal lengan Jody nyaris mencakarnya.

"Apa sih? Sakit tau!" Hentak nya Jody tetap pada sorot benci nya mencoba melawan dengan sisa tenaga nya.

"Sensei~ " Yuta memeluk nya tindakan nya benar-benar tak dapat di mengerti.

"Sekalipun kau meronta ,aku tetap ingin memeluk mu. Hmm~" Yuta mengeratkan pelukannya meski dirasakan Jody terus menggeliat meronta kasar sampai akhirnya wanita itu menyerah.

Yuta tersenyum menang di usapnya rambut Jody penuh sayang dan menciumnya lembut.

'Kenapa anak ini? Sebenarnya apa sih yang dia rencanakan?' Jody bertanya-tanya meskipun hal itu tak menampik rasa nyaman ketika Yuta memperlakukan nya dengan baik.

Keluar dari gerbang sekolah, Jody tetap melangkah maju tanpa menghiraukan Yuta yang berada dibelakang nya mengawasi nya. Ucapan bocah itu tak bisa dianggap main-main , merasa tak nyaman karena sekarang dia dijadikan sasaran obsesi nya.

Sungguh meresahkan.

Jody menghentikan langkah nya, sontak saja Yuta berada dekat dengan nya.

"Kenapa berhenti? Anggap saja aku tak ada" Ucap Yuta dengan santai. Dia sungguh tak peka telah membuat seorang Guru merasa terkuntit.

Jody berbalik berjalan kearah nya saat jarak mereka hanya sejengkal, Wanita itu meraih leher Yuta dan mencium nya penuh hasrat.

Terkejut namun Yuta sangat senang tapi ini begitu tiba-tiba.

"Oyasumi" Ucapnya dan wanita itu belari menjauh.

Menatap punggung nya yang semakin lama menghilang dalam kegelapan, Yuta masih merasakan euphoria ciuman Jody yang terasa manis walau hanya singkat. Bibir nya menjadi semakin bengkak karena nya.

"Oyasumi sensei~" Yuta melangkah maju tetap menguntit nya. Setidaknya memastikan jika keadaan Jody akan aman sampai rumah nya.

**

Hari hari berlalu~

Sejak kejadian mesum di kamar mandi dan Jody terjebak karena ulah Yuta, kini dia sangat waspada pada siswa satu itu. Sebisa mungkin tak memberikan celah untuk nya sendirian atau hanya berdua dengan nya.

Fokusnya untuk mendekati Jong Hoon jadi teralihkan sejenak jujur saja Jody merasa lelah sendiri dan dia sangat senang jika Yuta dikelilingi oleh para gadis. Menjadi populer akan mengurangi rasa obsesif pada wanita sepertinya harusnya seperti itu.

Ya seharusnya.

Tapi pikiran Jody meleset jauh ketika Yuta malah menemui nya di ruangan musik saat jam istirahat dan seharus nya dia pun berbaur dengan teman nya.

"Sensei kau sakit?" tanyanya perhatian  belakangan ini Yuta melihat Jody kehilangan semangat nya dan sekarang Guru wanita itu malah membaringkan kepalanya di atas piano.

My ObsesionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang