#17

552 82 2
                                    

Chanhee berlarian di koridor rumah sakit, disusul oleh Younghoon yang ikut berlari di belakangnya.

Melihat kehadiran Chanhee, Hyunjae dan Kevin pun langsung berdiri untuk menyambutnya.

"Jae, Kev, si Juyeon beneran mau operasi? Hm?" tanyanya dengan nafas yang tersengal-sengal. Mereka berdua mengangguk dengan senyuman tipis.

Chanhee mengusap wajahnya frustasi. Selama ini dia tidak pernah berpikir bahwa akan ada kejadian seperti ini.

"di dalem, Juyeon lagi sama orang tuanya dan juga ada dokter sama perawat di dalem. Lusa dia operasi" ucap Hyunjae.

Younghoon langsung mengajak Chanhee duduk, lalu diikuti juga dengan Hyunjae dan Kevin yang duduk di samping Chanhee. Chanhee tidak bisa berkata apapun karena dia sangat terkejut dengan kabar yang tiba-tiba ini.

"ini bukannya mimpi kan ya? Kalian bercanda soal Juyeon yang sakit parah?" tanya Chanhee yang masih belum bisa mempercayai kenyataan ini. Hyunjae menggeleng, menahan diri untuk tidak mengeluarkan air mata sebulir-pun.

"tapi Juyeon bilang kalo operasinya bukan operasi yang besar. Jadi kemungkinannya besar buat operasinya berhasil" jawabnya yang setidaknya bisa membuat Chanhee bisa sedikit bernafas lega.

Chanhee menggenggam erat tangan Hyunjae. Entah kenapa, Hyunjae selalu memiliki cerita yang menyedihkan di dalam hidupnya.

"gue gapapa, Chanhee. Gue sih percaya kalo Juyeon bakal baik-baik aja. Gue mah santaiii~"

"lo emang selalu bohong. Semua yang lo omongin tuh nggak bisa dipercaya" Hyunjae tertawa kecil mendengar ucapan Chanhee.

Tak lama dari itu, semua yang ada di dalam ruangan pun keluar bersamaan. Younghoon, Chanhee, Hyunjae dan Kevin langsung berdiri dari duduknya.

Ibu Juyeon tersenyum senang melihat kehadiran wajah-wajah yang tak asing. Chanhee dan Kevin, teman-teman yang biasa suka mampir ke rumah jaman-jaman sekolah dulu.

"tante, om, apa kabarnya?" tanya Kevin dengan senyum senangnya.

"kita baik, Kevin... Makasih ya kalian udah dateng kesini" ucapan ibu Juyeon membuat mereka berempat serempak mengangguk.

Pandangan ibu beralih kearah Hyunjae, seseorang yang membuat anaknya bahagia akhir-akhir ini.

"Hyunjae, kamu jangan khawatir ya sayang? Dokter tadi bilang kalo kemungkinan operasinya buat lancar itu besar... Jadi kita bisa bernafas lega sekarang"

Rasanya Hyunjae mau nangis sekarang. Khawatir, lega, semua perasaan itu menjadi campur aduk.

Ibu menghampiri dan memeluk Hyunjae, membuat Hyunjae tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak menangis.

Chanhee dan Kevin pun ikut menangis. Semua hari-hari, tahun, bulan, dan setiap waktu yang mereka jalani sangatlah berharga. Sudah bertahun-tahun mereka bersahabat, tidak pernah melepas kontak, tapi tidak ada satupun dari mereka yang tahu tentang penyakit yang Juyeon derita.

-000-

Hyunjae duduk seorang diri di kursi taman sambil menikmati angin malam yang menyejukkan. Tangannya menggenggam cup berisi kopi susu hangat yang dia dapat dari kantin rumah sakit.

"Tuhan.... Maaf kalau selama ini aku tidak pernah meminta apapun dari-Mu. Aku tidak pernah berdoa, aku tidak pernah menyapa-Mu, dan aku bahkan hampir melupakan-Mu. Tapi biarkan aku kali ini meminta pada-Mu. Aku sangat frustasi sampai tidak tau harus menceritakan ini semua kepada siapa"

Dia menjeda kalimatnya sejenak karena rasanya terlalu menyesakkan untuk dilanjutkan. Kedua matanya terpejam, air matanya pun jatuh dan kedua bahunya mulai bergetar. Dia sangat khawatir meskipun semua orang berkata, "jangan khawatir", "operasinya pasti akan berjalan lancar", "dia akan baik-baik saja", tapi Hyunjae tidak bisa untuk tidak merasa khawatir dan takut. Apapun bisa terjadi, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah yang akan terjadi adalah hal yang baik atau buruk.

Forget Him and Love Me Instead [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang