#10

689 111 13
                                    

"sini. Gue bosen nggak ada temennya"

Juyeon yang masih ada di dalam mobil setelah tadi habis bertemu dengan Lino pun bergegas memutar balik arah mobilnya.

Hendak menemui Hyunjae yang memintanya untuk datang ke rumah.

"tapi lo gapapa kan? Maksudnya nggak ada hal urgent kan ya?" tanya Juyeon yang sedikit panik.

Tapi terdengar suara tawa kecil Hyunjae di seberang sana.

"nggak ada kok~ cuma mau ada temennya aja karena bosen sendirian"

Juyeon tersenyum dan menghela nafasnya lega. Untung saja tidak ada hal buruk yang terjadi kepadanya. Dia hampir saja khawatir tanpa alasan.

"oke~ gue kesana ya? Biar lo ada temennya"

"iya. Gapapa kan semalem ini lo dateng ke rumah gue?"

Juyeon tersenyum lebar mendengarnya.

"gapapa kok.... Gue selalu siap nemenin lo kemanapun juga dan kapanpun juga"

"hahaha, dasar playboy" Juyeon tertawa lepas mendengar ejekan Hyunjae. Orang pertama dan mungkin orang terakhir yang memanggilnya playboy. Seorang Juyeon yang bahkan baru mengenal betapa indahnya cinta ketika di pertemukan dengan Hyunjae, bisa bisanya dirinya disebut playboy?

-000-

Hyunjae menunggu Juyeon dengan sabar, sesekali dirinya fokus ke layar laptop untuk memperbaiki draft novel terbarunya.

Suara klakson mobil membuat Hyunjae bergegas berjalan kearah pintu depan. Dia membukanya dan langsung berlari kecil menuju ke gerbang.

Dia sedikit kaget karena Juyeon terlihat cukup rapi. Habis darimana anak ini?

"lo abis pergi ya?" tanyanya dan Juyeon mengangguk.

"abis ketemu sama temen gue yang laknat"

"loh? Kok laknat?" tanya Hyunjae sambil membukakan gerbang untuk Juyeon.

"karena dia nyinggung hal yang berharga buat gue, gue nggak suka" Hyunjae tertawa pelan mendengar jawaban Juyeon.

Hyunjae pun langsung mengajak Juyeon masuk ke dalam rumah sederhananya ini.

Ahh~ aroma rumah Hyunjae yang masih sama seperti dia yang waktu itu datang dan mengantar pulang Hyunjae yang sedang mabuk.

"duduk Juyy~ sinii" ajak Hyunjae yang duduk duluan di sofa lalu menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya.

Tanpa menunggu lama lagi, Juyeon segera duduk di sampingnya Hyunjae.

"lo lagi kerja?" tanya Juyeon setelah melihat laptop di atas meja. Hyunjae mengangguk tapi wajahnya cemberut.

"tapi gue lagi stuck. Gue nggak bisa mikir apapun~ gue takut kalo gue udah nggak bisa nulis lagi, sedangkan sumber kehidupan gue ya bergantung sama imajinasi dan tulisan gue ini" curhatnya dan diakhiri dengan helaan nafas berat.

Tentu. Bukan hanya Hyunjae yang mengalami hal ini. Juyeon pun sering, bahkan sempat ingin menyerah untuk menggambar dan men-design.

Tapi ada satu tips yang akan Juyeon bagikan kepada Hyunjae.

"lo tau nggak apa yang gue lakuin setiap gue lagi nge-stuck?"

Hyunjae mulai menolehkan kepalanya kearah Juyeon dan menunjukkan tanda antusiasnya.

"apa tu?"

"setiap gue lagi nge-stuck, biasanya gue bakal ngeliat karya-karya gue yang sebelumnya. Gue berpikir bagaimana dulunya gue bisa ciptain karya-karya lama gue itu... Dan setelahnya, gue ngerasain rasa semangat itu lagi... Gue mengapresiasi diri gue sendiri meskipun terdengar agak narsis dan pede, tapi it works" jelasnya tanpa melepas kontak matanya dengan kedua mata bulat milik Hyunjae. Sedangkan Hyunjae mengangguk-angukkan kepalanya tanda mengerti.

Forget Him and Love Me Instead [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang