#7

590 108 15
                                    

Hyunjae tertawa ketika mereka sampai di pantai, malam-malam begini. Dia pun menengok kearah Juyeon yang sedang menatap lurus ke hamparan air pantai.

"kita mau ngapain ke pantai malem-malem gini? Ntar kalo kita dibawa sama hantu air, Gimana?" sekarang, giliran Juyeon yang menertawakan ucapan lucu Hyunjae.

Hyunjae menengok kearah Juyeon yang sudah duduk sambil memeluk lututnya di pasir pantai, lalu dia pun ikutan duduk di sampingnya Juyeon.

"lepasin semuanya Jae. Malem ini berlagaklah seolah kesedihan dan masalah hidup itu nggak ada di kehidupan lo" ucap Juyeon dengan lantang. Kepala Hyunjae langsung menoleh kearahnya, menatap Juyeon dalam diam.

Dia pun mengikuti arah mata Juyeon, menatap lurus kearah hamparan air pantai.

"YA TUHAANN, SEMOGA HYUNJAE BISA SUKA SAMA GUEEE" Hyunjae terkejut mendengar teriakan Juyeon, tapi Juyeon malah menoleh kearahnya dan tersenyum seperti tidak ada hal apapun.

"teriak juga dong, lepasin semua yang ganggu pikiran lo saat ini" ucap Juyeon.

Hyunjae menghembuskan nafasnya, berpikir apakah dia bisa seberani Juyeon untuk teriak-teriak seperti itu.

"ayooo" desaknya yang menyadari bahwa Hyunjae masih ragu-ragu.

Hyunjae pun menghirup banyak udara untuk memberanikan diri berteriak.

"GUE HARAP.... GUE BISA LUPAIN ORANG YANG SUDAH JELAS BUKAN MILIK GUEEEE" Teriaknya dengan susah payah, karena sulit. Sulit baginya untuk melepas orang yang benar-benar berharga untuknya meskipun se-brengsek apapun orang itu.

Itulah cinta. Yang terkadang sangat buta dan juga bodoh. Yang membuatmu melupakan diri sendiri dan terbuai dengannya.

Juyeon tersenyum melihat bahu Hyunjae yang naik turun karena kecepatan deru nafasnya. Namun perlahan, nafasnya itu kembali teratur.

"gimana? Udah lega?" tanya Juyeon iseng. Hyunjae mengangguk pelan.

"baguslah~ btw, gue kecewa karena lo nggak ceritain ke gue tentang mantan lo yang udah mau nikah..."

"kenapa? Lo takut kalo gue bakal ganggu lo karena lo udah tau gue suka sama lo?" Hyunjae menoleh terkejut mendengar pertanyaan Juyeon.

"bukan gitu" protesnya, tidak diterima dianggap begitu oleh Juyeon. Juyeon tertawa kecil.

"terus apa? Katanya kita udah jadi temen deket? Masa lo nggak ceritain itu ke gue?" tanyanya. Kepala Hyunjae pun tertunduk lesu.

"gue nggak mau lo khawatir, jadi gue nggak cerita ini ke lo" jawabnya. Diam-diam Juyeon tersenyum gemas karena suara Hyunjae yang terdengar lucu ketika menjawab pertanyaannya.

Hyunjae hanya diam dengan kedua matanya yang mengerjap cepat ketika tangan besar Juyeon menangkup wajahnya.

"biarpun lo nggak ada rasa sama gue, tolong jangan terbebani dan canggung sama gue. Mungkin gue baru aja deket sama lo tapi gue suka ketika lo ceritain banyak hal ke gue... Gapapa Jae, anggep aja gue temen lo. Anggep aja gue tuh kaya Kevin, Chanhee dan Jacob. Kalo lo ngerasa bersalah udah nolak gue, maka jangan berhenti jadi temen gue" ucapnya dengan nada suara yang sangat lembut dan tenang, setenang ombak air pantai malam ini.

Yang mampu menyentuh perasaan Hyunjae, seperti dinginnya angin yang mampu menerobos kulit tubuhnya meskipun di balut jaket tebal.

"tapi gapapa kok, biar gue yang usaha buat ngikis jarak diantara kita berdua" lagi-lagi Hyunjae hanya diam mendengar kata-kata manis Juyeon.

Dia pikir Juyeon hanya pandai berbicara, tapi sepertinya dia bukanlah orang yang hanya pandai bicara. Dia terlihat tulus seolah setiap ucapannya benar-benar muncul dari dalam hatinya, bukan hanya sekedar rangkaian kata yang sudah dia persiapkan tanpa ada ketulusan di dalamnya.

Forget Him and Love Me Instead [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang