Mark menopang dagu, tangan kirinya dia lipat di samping siku kanannya. Mark benar-benar mengkhawatirkan keadaan Jaemin apalagi ketika melihat wajah suami manisnya yang membuat Mark merasa ketakutan setengah mati.
"Tenanglah Mark, Jungwoo ada untukmu. Dia akan membantu Jaemin melakukan persalinan." Ten berseru guna menenangkan Mark. Sedari tadi pria bermarga Lee itu terus berjalan bak setrika di depan pintu ruang operasi.
"Aku yakin anakmu beserta Jaemin akan baik-baik saja. Bocah petakilan seperti Jaemin tidak mungkin tidak baik-baik saja. Aku sangat yakin seratus persen jika anakmu sama sama kuatnya dengan dirimu, jadi jangan khawatir. Coba buat santai dan tenang." Taeyong menyahut dan mendapat anggukan setuju dari Ten.
"Apa kau sudah menyiapkan nama untuk bayimu, Mark hyung?" tanya Renjun sedari tadi hanya diam memerhatikan Mark.
Mark kebingungan, dia belum memikirkan nama yang cocok untuk anak di dalam perut Jaemin. Mungkin Mark bisa menanyakan langsung kepada Jaemin setelah bayi mereka lahir.
"Belum. Aku akan bertanya nanti. Pasalnya Jaemin pernah membahas hal ini sebelumnya, tetapi aku hanya mengiyakannya saja."
Mereka yang ada di sana mengangguk. Hampir satu jam lamanya Jungwoo beserta suster di dalam sana tak kunjung keluar. Mark berulang kali berdiri kemudian duduk hanya untuk memeriksa keadaan di dalam sana. Mereka masih sibuk berkutat sementara Mark yang tidak sabaran menunggu kabar baik mengenai anak dan suami manisnya.
"Sebaiknya ajak pulang Renjun, dia tengah hamil. Jangan sampai Renjun dan anakmu kenapa-kenapa," kata Mark pada Jeno.
"Tidak-tidak. Aku ingin di sini. Bagaimana bisa aku meninggalkan temanku di dalam sana sendirian. Aku tahu ada kau yang akan menjaganya, tapi aku ingin melihat anakmu," ungkap Renjun.
"Tapi baby, kauㅡ"
Renjun memotong ucapan Jeno. "Kumohon Nono, hanya sebentar saja." Renjun memberi tatapan memohon di kedua mata sayunya. Jeno pun memejamkan mata, memasang wajah meringis yang tak terlalu begitu jelas. Jika sudah seperti ini dia tidak bisa lagi untuk menolak.
"Panggilan yang kau berikan padaku membuatku mimisan!" pekik Jeno geram. Dia geram sekaligus gemas dengan panggilan baru dari suami cantiknya itu.
"Eung~ Nono~" Dengan sengaja Renjun membuat tingkah lucu. Tiba-tiba saja Renjun suka melihat Jeno seolah menahan gemas di balik tampang dinginnya itu.
"Aku menyesal telah kemari," gumam Lucas sedari tadi memperhatikan interaksi pengantin baru yang membuatnya kesal. Memang, dirinya dengan Jungwoo sudah resmi berhubungan, tetapi masih ada sedikit kecanggungan.
Beruntung Lucas itu orangnya pandai mencairkan suasana sehingga Jungwoo bisa nyaman saat bersamanya walau terkesan seperti orang gila.
Pintu ruang operasi bergeser dengan sendirinya. Mark menghampiri Jungwoo yang ternyata sudah selesai melakukan persalinan. Mark memandang Jungwoo dengan pandangan berbinar. "Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat untuk anda tuan Mark. Tuan Jaemin beserta little Lee kebanggaan anda baik-baik saja. Putramu lahir dengan sehat."
Mark semakin melebarkan senyumannya. Dia menarik Jungwoo ke dalam pelukan untuk menyalurkan rasa bahagianya karena telah membantu suami manisnya bersalin.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu, yang bisa aku katakan hanyalah terima kasihku untukmu, Kim Jungwoo. Lucas, aku berdoa semoga segera ke jenjang serius bersama Dokter Kim, bolehkah aku masuk?" Mark meminta izin seraya menyeka air mata kebahagiaannya. Jungwoo pun menggeser tubuhnya, mempersilakan Mark masuk menemui Jaemin beserta bayinya.
Mark terpatung di dekat ranjang pasien di mana Jaemin terbaring. Suami manisnya tersenyum sembari memeluk anaknya dari samping. Wajah sayu Jaemin membuat Mark kembali menitikkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Lee | Noren
Fanfiction[Telah Dibukukan. Buku tersedia di Shopee Firaz Media] Hidup bahagia, tenang, dan bebas dari segala bentuk kekangan. Jelas semua itu adalah impian semua orang. Namun, tidak bagi seorang Renjun. Dijual oleh sang ayah demi mendapatkan sejumlah uang ya...