Chapt 5: Two Hearttrob Men

10 3 0
                                    

Makan siang ini cukup membuat jantung Lya berdegup-degup kencang dan ia menyadari sesuatu. Ia ingat ucapan Kyungsoo saat orientasi, dan agak terlambat untuk mengakuinya saat ini. Tidak salah jika ROVELLO adalah band yang terkenal di kampus. Selain penampilan mereka yang keren, aura dua personil yang kini berada di dekatnya benar-benar menawan bak musisi nasional.

Selain wajah yang tampan di keduanya, Lya dapat mencium harum parfum mahal setiap mereka lewat di dekatnya. Bukan berarti mereka kembar, mereka benar-benar berbeda, dari perawakan dan juga sifat. Baekhyun memiliki fitur wajah yang cantik juga rupawan, Chanyeol punya wajah yang lebih tegas dan sorot matanya yang tajam namun mempesona. Baekhyun memiliki sifat seorang periang, berbanding terbalik dengan Chanyeol yang lebih diam, irit berbicara, dan terkesan dingin. Terakhir, tubuh Baekhyun lebih kecil, dibanding Chanyeol yang tinggi menjulang.

Mimpi apa Lya di Sacheon bisa berkenalan dengan seorang musisi seperti mereka di Seoul?

Chanyeol meninggalkan café terlebih dahulu karena profesor Kim memanggilnya, menyisakan Baekhyun dan Lya berdua. Hanya Lya di sini yang merasa canggung, berbeda dengan Baekhyun yang tiba-tiba menyodorkan ponselnya kepada Lya.

"Kalau boleh, aku ingin menyimpan nomormu."

Lya sempat ragu namun ia akhirnya mengetikkan nomornya di ponsel Baekhyun. Khawatir ia merasa canggung lagi, Lya mengangkat tubuhnya dari kursi hendak pamit karena dua jam lagi ia akan ada kelas lagi.

"Aku akan mengantarmu," tawar Baekhyun namun Lya segera menolak alasan merepoti seniornya itu. Sebelum memaksa, Lya memilih untuk segera melangkah pergi. Baekhyun hanya terkekeh pelan melihat tingkah Lya yang canggung dan terlihat lucu di mata Baekhyun.

Sampai di gedung kuliah fakultasnya kembali, ia hendak memeriksa lukanya. Karena ia merasa tidak nyaman saat makan siang tadi. Ia mencari-cari ruang kesehatan, sampai ia tidak sengaja bertemu Chanyeol. Kenapa fakultas ini sempit sekali, sih?!

Lya hendak berbalik namun ia mengurung perasaan gengsinya. Ia mendekati lelaki itu, namun ia sifat plin-plannya membawa tubuhnya kembali berbalik. Chanyeol berpikir bahwa gadis itu sedikit aneh.

"Oh Lyana," suara baritone itu memanggil membuat tubuh Lya menegang seketika, "kau kenapa?"

Lya memejamkan matanya, mengatur napasnya sesaat dan tidak tahu alasannya kenapa ia merapihkan pakaiannya sebelum berbalik menghadap lelaki yang menyerukan namanya.

"Aku sedang mencari ruang kesehatan," jawab Lya berusaha tenang.

Chanyeol mengedikkan kepalanya ke samping seolah mengintruksi untuk mengikutinya. Lya mengekor di belakangnya, menatap punggung lebar Chanyeol. Tiba-tiba sekelebat memori ketika bahu sebelah kiri itu tertancap pisau membuat Lya merasa ngeri dan bulu kuduknya meremang seketika.

Darah? Batin Lya saat melihat ada noda darah di punggung lelaki itu. Pasalnya saat di kelas pagi dan makan siang, Chanyeol menggunakan hoodie. Nampaknya siang ini panas sehingga lelaki itu melepas hoodie-nya dan tersisa kaos putih polos melekat pada tubuhnya.

Mereka sampai di ruang kesehatan, tanpa basa basi Chanyeol berniat hanya mengantar dan pergi. Lya sedikit ragu namun juga khawatir.

"Chanyeol," panggil Lya, membuat langkah kaki Chanyeol terhenti. "Bagaimana lukamu?"

Chanyeol melirik Lya dengan ujung matanya seolah akan mengatakan apa-pedulimu? Namun yang keluar dari mulut lelaki itu adalah, "tidak buruk."

"Tapi kulihat bahumu berdarah, Chanyeol." Chanyeol hendak melangkah menjauh. Lya merasa ini tidak sopan, namun ia menahan bagian lengan baju lelaki itu pelan. "Sepertinya ada yang tidak beres, kalau kau tidak keberatan, aku bisa membantumu sedikit."

The Band's MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang