17

2 3 0
                                    

~Selamat Membaca~


Minggu, 22 Maret 2020. Di rumah Dara

Dara berdiri di depan cermin memandang dirinya sendiri yang sudah terbalut dress selutut, dengan aksesoris yang mendukung dressnya malam ini. Dari arah belakang calon kakak iparnya menepuk pundaknya pelan.

"Gimana suka nggak?"

Dara mengangguk kukuh."Iya suka kak, makasih" sembari memeluk calon kakak iparnya itu, karena dia sudah dibantu makeup juga menata rambut ah- juga memilih aksesoris yang pas.

"Syukur deh kalo kamu suka. Kakak tinggal dulu ya" pamit Jelita lalu berjalan keluar dari kamar Dara tak lupa menutup pintu.

Selepas calon kakak iparnya menutup pintunya kembali,senyuman yang sedari tadi dia pasang turun perlahan. yah...hari ini datang, hari dimana Kak Dean akan mengucap janji sehidup semati bersama orang yang dia cintai. Dara memenuhi permintaan Kak Dean saat terakhir kali mereka berdua bertemu di restoran cepat saji beberapa waktu lalu, laki-laki itu meminta dia datang saat acara resepsi pernikahannya bahkan Kak Dean memberinya sebuah undangan disana.

Dara tak keberatan akan permintaan itu, karena dia tak terlalu memikirkan hal apa yang terjadi setelah dia menghadiri acara itu. Yang dia pikirkan hanya datang, mengucapkan selamat dan meninggalkan perasannya disana. Itu saja.

Dia berdoa semoga setelah menghadiri acara itu, dia bisa benar-benar melupakan seorang Dean dan beralih mencintai Dewa. Ah....ngomong-ngomong soal Dewa, Dara mengajaknya untuk menghadiri acara resepsi Kak Dean-Dara mengajaknya lewat pesan chat lusa kemarin- Namun, sayangnya sampai saat ini Dewa tak membahas ataupun membalas apakah dia menerima ajakan Dara atau tidak. Dara jadi bingung sendiri.

Karena rasa bingung yang melanda dirinya membuat langkah kakinya membawa dia ke dekat nakas, dimana handphonenya tengah diisi daya di atas meja nakas. Tangan Dara mulai mencabut kabel data yang tertancap di handphone lalu menyalakannya. Kosong tak ada notif pesan dari Dewa. Mata cantiknya pun melirik jam yang tertera dibagian atas layar ponsel, beberapa menit lagi dia akan berangkat ke acara itu.

Tokkk tokkkk tokkk

Kepala Dara seketika menoleh ke arah pintu, dahinya mengerut menebak siapa yang mengetuknya? mungkinkah Kak Danu? Tapi mana mungkin Kak Danu, ah..mungkin bunda.

"Masuk aja bun, nggak di kunci kok" ucap Dara kepada pengetuk pintu yang dia kira bunda. Dia pun fokus kembali pada layar ponsel siapa tau, nanti ada notif tiba-tiba dari Dewa.

Tokkkk tokkk tokkk

Seketika alis Dara berkerut merasakan keanehan, bundanya tak langsung masuk dan malah mengetuk lagi,tumben. "Masuk aja bunda nggak Dara kunci" ucapnya dengan suara yang agak dikeraskan.

Tokkk tokkk tokkk

Karena Dara sudah kesal karena keanehan bunda yang tak langsung masuk begitu saja, membuat dia berjalan kearah pintu lalu membukanya cepat. Seketika mata Dara yang sudah bulat bertambah bulat dan besar karna kaget mendapati Dewa dengan balutan jas dan kemeja di dalamnya.

"Ha-Hai" sapa Dewa gugup sembari mengacungkan kelima jarinya membuat gestur menyapa. Dara yang masih dilanda kaget hanya diam tak membalas. Dia begitu kaget dengan kehadiran Dewa yang tiba-tiba berdiri di depan pintunya juga Dewa yang saat ini terlihat ekhmm.....tampan.

"Dar? Dara?"

Dara yang sedari tadi melamun sambil memandang Dewa pun tersentak. "Hah? A-apa? Lo ngomong apa tadi?"

Terlanjur Mencinta#1 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang