Part 07

113 15 5
                                    

Sea masih asik menyeruput minumannya sampai tidak sadar sedari tadi Jungkook tidak berpaling memandangi dirinya. Jay meminta izin pergi ke toilet sebentar pada Sea, dia berpesan agar Sea tidak meninggalkan tempat mereka. Gadis itu menurut, tetapi tidak lama setelah Jay pergi, ponsel Sea mendapat panggilan dari nomor tak dikenal.

Sea mengernyit bingung, dia buru-buru mengangkat panggilannya siapa tahu ada hal penting yang ingin disampaikan. "Siapa?" tanyanya cepat. Dari seberang sana si penelpon mulai bersuara, tapi sepertinya Sea mengenal suara itu.

"Hm baiklah. Dia mempermudah pekerjaanku di Amerika, kau pasang alat yang sudah aku siapkan ... jangan sampai gagal," perintah Sea pada orang tersebut. Dia mematikan panggilannya dan menoleh ke samping ketika menyadari seseorang tengah memperhatikan dirinya. Bak maling yang tertangkap basah karena telah mencuri, Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Jantungnya berdebar melihat sorot mata Sea, pipinya terasa memanas menahan gejolak aneh dalam tubuhnya. Dia gugup, tapi tidak pandai menyembunyikan rasa gugup yang semakin menjalar lebih luas.

Dapat Sea lihat daun telinga Jungkook yang memerah. Aneh sekali pria itu, tadi menatapnya, sekarang ditatap balik malah salah tingkah. "Dasar anak kecil," umpatnya. Jungkook mendengar umpatan yang Sea lontarkan, tapi dia tidak mengerti karena Sea menggunakan bahasa yang terdengar asing di telinga.

Beberapa menit kemudian, Jay kembali sembari berlarian kecil ke tempat Sea. Dia mengajak Sea pergi meninggalkan bandara karena seseorang yang menjemput mereka sudah sampai di bandara.

"Bawa kopermu, kita akan pergi ke penginapan yang sudah ayahmu siapkan," Jay menarik koper miliknya dan diikuti oleh Sea.

Mereka pergi ke tempat parkir, di mana suruhan Yi Leon sudah menunggu untuk menyambut kedatangan mereka di New Jersey. Sebelum Sea beranjak meninggalkan tempat duduknya, dia melirik sekilas ke arah Jungkook. Dan ternyata pria lugu itu sedari tadi memang memperhatikan gerak gerik dirinya. Sea menyeringai, lalu pergi menghilang dari pandangan Jungkook.

Helaan napas keluar dari mulut Jungkook, dia menatap punggung Sea yang semakin menjauh. Wajah dingin gadis itu berhasil merebut isi pikirannya. Taehyung yang baru selesai mengurus penerbangan mereka ke Korea dibuat bingung melihat sang adik melamun sambil menatap sebuah mobil hitam yang pergi meninggalkan bandara.

Dia melambaikan tangannya di depan wajah Jungkook hingga membuat si empu tersadar. "Apa yang kau lihat eoh? Serius sekali," tanyanya namun mendapat gelengan cepat dari sang adik.

"Tidak ada," elak Jungkook. Dia tidak mau Taehyung bertanya yang macam-macam, jadi lebih baik dia tidak mengatakannya. Taehyung mengangguk paham meski sedikit tidak percaya. Wajah Jungkook terlihat mencurigakan, seperti ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan.

Taehyung mengajak Jungkook untuk segera masuk ke dalam pesawat yang akan membawa mereka terbang ke Kota Seoul. Tapi berbeda dengan Jungkook. Dia tidak henti-hentinya memperhatikan sesuatu yang berada di genggaman tangannya, sampai tidak sadar Taehyung terus memanggil namanya sedari tadi.

"Jeon Jungkook!! Kau mau pulang ke Korea atau tidak eoh?!" teriak Taehyung terburu-buru. Jungkook tidak bisa mengulur waktunya lebih lama lagi , dia berlarian menghampiri Taehyung yang sudah berjalan lebih dulu di depan.

Sementara itu, di sepanjang perjalanan menuju ke penginapan Sea terus menatap layar iPad miliknya. "Hm, menurutmu kenapa keluarga Duke terus memburu mafia itu? Bukankah yang diburu hanya mafia biasa," celetuk Jay memecahkan konsentrasi Sea.

Sea menatapnya malas, Jay tidak tahu saja kalau yang sedang keluarga Duke buru itu adalah tangan kanan yang sudah mengkhianati pimpinan Duke. "Tn. Denise ... dia adalah musuh dalam selimut. Rahasia keluarga Duke ada di tangannya, jika rahasia itu sampai diketahui oleh FBI, maka seluruh anggota keluarga Duke akan dijebloskan ke penjara," Sea menjelaskan dengan santai.

Kedua mata Jay membulat sempurna, mulutnya terbuka lebar mendengar penjelasan yang Sea berikan. Bagaimana bisa Sea mengetahui informasi sedetail itu tentang keluarga Duke. "Kau tahu dari mana? Atau jangan-jangan—" Jay menggantung kalimatnya dan menatap curiga pada Sea.

Sea tentu saja tidak terima, dia merogoh tas selempang miliknya dan mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam tas. Dia todongkan ujung pisau tersebut ke wajah Jay seakan memberikan peringatan.

Pelipis Jay mulai berkeringat, pandangannya terpaku melihat ujung pisau yang tajam. Jika pisau itu maju barang sedikit saja sudah dapat dipastikan ujung pisau yang sangat mengkilap itu akan meninggalkan sebuah ukiran pada bibirnya.

Sea tersenyum miring melihat Jay yang seketika bungkam setelah ditodong senjata tajam. Dia tidak segan-segan melukai orang yang sudah mengusik ketenangannya. Sekalipun orang itu adalah bagian dari keluarga Luciano. Perlahan Jay menepis lembut tangan Sea dan menjauhkan pisau yang mengarah ke wajah tampannya.

"Mulut pedasmu ini terlalu mengganggu kenyamanku. Apa perlu kuberi sedikit hukuman agar tidak kelewatan saat sedang berbicara," gumam Sea sangat menusuk.

Gadis itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Jay mengalihkan pandangannya ke depan supaya tidak berkontak mata dengan Sea. Sejujurnya, Sea lebih menyeramkan daripada hantu atau makhluk mitologi terseram di dunia. Bahkan jika di sandingkan dengan Medusa, Sea jauh lebih menakutkan.

Wajah Sea kembali seperti semula. Jay memilih menyibukkan diri dengan bermain ponsel daripada mengusik ketenangan sang sepupu.

Sea sedari tadi membaca laporan tentang Denise yang telah di galih informasinya oleh Victory. Semua riwayat tentang Denise dia dapatkan dengan mengandalkan Victory yang bertugas meretas dan menggalih data-data yang sedang dia butuhkan.

Tetapi ada kejanggalan dari informasi yang ia dapatkan. Apa ini rekayasa, atau hanya sebuah kebetulan. Tidak mungkin, batin Sea tidak percaya dengan informasi yang baru saja ia baca. "Akan aku akhiri semua ini setelah dia kembali ke tanganku! Tunggu saja kau, Tn. Denise," kesal Sea menggertakkan giginya geram.

To be continued....

(Dia ... siapa ya. Ada yang bisa nebak?)

Dark World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang