Part 45

27 5 0
                                    

Di sepanjang perjalanan, tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu. Sejak mereka berangkat Jungkook hanya diam dan memasang wajah datar, sangat berbeda dari Jungkook yang selama ini Sea kenal. Menjadi dingin dan lebih suka membuang muka ketika Sea mencoba mengalihkan perhatiannya.

Atmosfer di dalam mobil seketika berubah menjadi horor, sebab si pembawa ceria sedang memiliki mood yang buruk sampai menciptakan keheningan di antara mereka. Dia yang selalu mencairkan suasana bagaikan hangatnya mentari, kini telah menjadi si bulan berhawa dingin.

Sungguh tidak ada yang menyenangkan sama sekali. Sea sudah tidak tahan dengan keheningan yang terjadi di antara mereka. Dia lebih dewasa dari kekasih prianya yang lugu, jadi demi kebaikan bersama, dia berani membuka suara terlebih dahulu.

Sea menatap intens sang kekasih. "Kau baik-baik saja? Kenapa sejak tadi hanya diam saja eoh?" tanyanya heran.

Jungkook menoleh sekilas ke arah Sea, namun kembali lagi menatap ke depan. Jujur saja Sea sangat jengah dengan situasi seperti sekarang ini. Tetapi dia berusaha keras mengesampingkan egonya, dan mencoba bertanya lagi.

"Apa aku melakukan kesalahan? Atau karena aku memakai syal yang berbeda denganmu? Benarkah karena syal?" tanyanya bertubi-tubi.

Lagi-lagi Jungkook hanya menoleh dan menatapnya sekilas, lalu balik lagi fokus ke depan. "Pikir saja sendiri!" ketus Jungkook.

Sea terdiam sejenak, lantas menyunggihkan senyum kecilnya setelah mengetahui penyebab perubahan sikap Jungkook. Bukan hanya sekadar tersenyum saja, dia juga terkekeh beberapa detik karena sang kekasih sedang menahan cemburu.

"Jadi karena itu ya? Baiklah kalau begitu, aku akan menjelaskannya padamu," ujar Sea.

"Memang seharusnya seperti itu," gumam Jungkook pelan namun masih dapat didengar.

Sea tidak langsung menjelaskan, dia meminta Jungkook menepikan dulu mobilnya. Lalu setelahnya, barulah dia mulai menjelaskan kepada kekasihnya itu.

"Kemarin aku pergi menemui teman lamaku di rumah sakit, dan kemudian aku tidak sengaja bertemu Taehyung di sana, kupikir dia sedang bertemu seseorang jadi selepasnya aku mengajak dia berbincang di rooftop rumah sakit," jelasnya menyembunyikan sebagian kebenarannya.

"Dan saat itu aku pergi memakai syal pemberianmu, tapi melihat Taehyung menggigil kedinginan aku jadi tak tega, aku meminjamkan syalku padanya," imbuh Sea.

Akhir pertemuannya dengan Taehyung memang seperti itu adanya. Tetapi sebagian besar perkataan Sea adalah sebuah alibi demi menjaga perasaan Jungkook. Jika Sea mengatakan yang sebenarnya, kemungkinan besar masalah tamparan tempo hari akan menimbulkan konflik baru.

Konflik besar antara Jungkook dan Taehyung sebab Sea tahu betul bagaimana sikap Jungkook. Menurut Sea merenggangkan hubungan mereka termasuk sesuatu yang sangat tidak diinginkan. Jadi lebih baik Sea sembunyikan saja fakta yang sebenarnya daripada memberikan pengaruh buruk terhadap hubungan Jungkook, dengan sang kakak.

Jungkook menajamkan tatapannya, lantas mendekatkan diri pada wajah Sea. Dia belum percaya sepenuhnya karena Sea tidak menjelaskannya secara detail. Apalagi beberapa saat yang lalu dia sempat melihat Sea mengirimkan pesan kepada kakaknya.

"Lalu bagaimana dengan cappucino cake yang noona maksud? Bukankah tadi pagi noona mengucapkan terimakasih pada Taehyung hyung?" tanya Jungkook curiga.

Memang hanya itu saja yang Jungkook lihat di layar ponsel Taehyung, selebihnya dia tidak tahu sebab pesan sebelumnya sudah tertimbun pesan baru. Dia akan selalu terus mengingatnya, atau lebih tepatnya ... dia terlalu posesif.

Motto hidup Jungkook tidak pernah berubah sekalipun. Miliknya adalah miliknya. Meski yang dirinya cap sebagai saingan adalah kakaknya sendiri, jika sesuatu yang dipersaingkan merupakan miliknya, dia tidak akan mau memberikannya.

Dark World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang