Part 31

39 8 10
                                    

Sekitar pukul lima pagi suara bel terus menggema di unit apartemen milik Sea. Entah siapa pelakunya, namun tindakannya itu mampu membuat si penghuni merasa terusik hingga akhirnya membuka mata kala bunyi bel yang dibunyikan seakan menuntut agar segera diberi jalan. Sungguh Sea tidak tahan mendengar suara bel yang terus menyeruak masuk ke telinga.

Dia mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang serta memakai sendal bulu yang selalu ia kenakan di dalam apartemen. Tidak peduli dia keluar dan menyambut si tamu dengan keadaan baru bangun tidur. Jika ada yang harus disalahkan, maka salahkanlah seseorang yang datang bertamu di waktu sepagi ini. Mengganggu orang tidur saja, Sea merutuk dalam hati. Dia membuka pintu apartemen, dan mendapati seorang pria sedang tersenyum manis kepadanya.

Astaga pria ini. "Kau datang ke sini? Apa tidak salah eoh?! Ini apartemen bukan kampus, jika kau lupa jalan minta saudaramu itu untuk mengantarkanmu," cerocos Sea.

Jungkook terkekeh melihat reaksi Sea, sangat menggemaskan. Jangan lupakan gadis itu juga baru bangun dan masih menggunakan piyama dengan rambut yang tergerai tidak karuan. Namun hal tersebut semakin saja membuat rasa gemas Jungkook tak terelakkan.

"Noona manis. Aku mau sarapan di sini bersamamu, ayo masuk, aku akan membuatkan makanan yang enak untuk kita berdua ... oh iya dan juga Yeonji," ujarnya enteng. Sontak membuat Sea menatap sinis kepadanya.

"Apa Kim Young Kwan sudah jatuh miskin sampai kau menumpang makan di rumah orang lain?" tanya Sea nyelegit.

Tapi bukannya marah atas kata-kata Sea barusan, Jungkook malah mengeluarkan suara kekehan. Dia merangkul Sea dan membawanya masuk ke dalam apartemen tanpa persetujuan dari si empu. Pasrah. Hanya itu yang dapat Sea lakukan, percuma memberontak atau melarang pria bergigi kelinci yang satu ini. Karena pada akhirnya, semua yang Jungkook mau akan dia dapatkan, termasuk hati kerasnya yang kini mulai membuka pintu untuk disinggahi oleh nama seseorang. Namun si pemilik hati masih belum mengerti perasaan apa yang selalu dirinya rasakan ketika berada di dekat Jungkook. Sebab, ini pertama kali Sea merasakan perasaan aneh tersebut.

Jungkook memakai celemek yang tersedia di pantry, sedangkan Sea melipat kedua tangannya di depan dada sembari memperhatikan gerak-gerik Jungkook. Dia tersenyum kecil ketika melihat Jungkook kebingungan memilih bahan masakan dari dalam kulkas. Hingga akhirnya Jungkook menoleh ke arahnya dan dengan segera Sea mengalihkan pandangannya serta memasang wajah datar seperti sediakala. Jungkook mengernyit heran, lantas menghampiri Sea yang tengah berdiri di dekat meja makan. Dia menangkup wajah gadis yang usianya dua tahun lebih tua dari dirinya. Menatap kedua manik Sea begitu dalam sampai membuat pipi Sea memanas.

Jungkook tersenyum manis. "Noona ingin sarapan apa pagi ini, hm?" tanyanya lembut.

Sea menatap sayu wajah Jungkook yang nampak lebih dekat. Terdapat kasih sayang tersembunyi di balik tatapan mata bulatnya itu. Lantas perlahan, Sea sedikit menjauhkan diri dari Jungkook tanpa melepaskan pandangan mereka. "Terserah kau saja, asalkan jangan membuat makanan beracun atau aku yang akan membunuhmu".

Sea berujar sembari melangkahkan kakinya ke kamar untuk bersiap-siap dan tidak menghiraukan panggilan Jungkook dari belakang sana. Sementara Jungkook yang masih berada di tempat semula mengerucutkan bibirnya kesal. Niat hati ingin mencuri perhatian sang gadis, tapi sangat disayangkan gadis pujaannya itu tidak peka. Lantas meninggalkan dia sendirian di dapur tanpa ada perhatian, yang teralihkan oleh dirinya. Menyebalkan, umpat Jungkook membatin.

Jungkook menghela nafas, lalu mulai memilih bahan makanan yang dia butuhkan. Menu pilihannya hari ini adalah kimbab dan japcae, mungkin dengan menambahkan sup akan menambahkan kehangatan. Kebetulan hari ini udara di luar terasa lebih dingin dari sebelumnya, pasti mereka butuh sesuatu yang hangat agar udara dingin tidak terlalu terasa menusuk.

Dark World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang