Part 36

32 11 19
                                    

Sea tidak jadi melanjutkan ucapannya sampai membuat pikiran Jungkook berkecamuk dan kehilangan semangatnya. Apa percobaannya kali ini akan berakhir dengan penolakan dari satu gadis yang tidak henti-hentinya dia perjuangkan. Jika memang sekarang akhir dari perjuangannya, dia ikhlas, dia pasrah dan akan mencoba merelakan gadis tercintanya demi kebahagiaan sang gadis meski di sini perasaanlah yang harus dia korbankan.

Jungkook memandang sendu kedua netra teduh milik Sea. Dia menunjukkan senyum palsu dan sepenggal kalimat sebagai pemungkas. "Hati noona selalu tertutup untukku. Tidak apa jika noona kembali menolakku hari ini, biarkan aku menyimpan perasaanku pada noona untuk diriku sendiri. Semoga noona segera menemukan pasangan yang sangat noona inginkan," ujarnya miris.

Walaupun kedua ujung bibirnya terus terangkat ke atas, hatinya tidak berhenti menjeritkan rasa sakit yang tengah dirasakannya. Jungkook membalikkan tubuhnya dan hendak pergi meninggalkan Sea.

"Kau meninggalkan aku seorang diri di taman yang sesepi ini? Apa kau sudah lelah dan ingin menyerah begitu saja setelah berjuang sampai sejauh ini Jeon Jungkook!!" Sea meneriaki Jungkook, namun pria itu sama sekali tidak mengindahkan teriakannya.

Sea berdecak kesal, dia berlari demi bisa mengejar Jungkook yang mulai menjauh dari tempat awal. Tidak peduli dirinya memakai sepatu yang cukup berat dan berhak tinggi, pikirannya saat ini hanya tertuju pada Jungkook. Dia harus berhasil menghentikan langkah besar Jungkook, dan akhirnya. Sekarang dirinya sudah berdiri di depan memotong langkah kaki Jungkook. Nafas Sea cukup tersengal-sengal, kedua maniknya menatap dalam sosok yang kini diam berdiri di hadapannya.

Sea tersenyum kecil, lalu tanpa aba-aba dia menarik tengkuk leher Jungkook dan menghujani bibirnya dengan ciuman lembut. Tidak ada keterpaksaan atau semacamnya dalam diri Sea, bahkan tindakan yang dapat dibilang spontan itu membuat Jungkook terkejut sekaligus bingung tidak mengerti. Apa maksudnya ini? Jungkook terus menanyakannya dalam hati, tetapi tidak menyangkalnya, dia juga menikmati sentuhan lembut Sea. Dia memejamkan mata sesaat dan membalasnya mengikuti alunan yang Sea buat.

Setelah puas, Sea melepaskannya secara sepihak lantas kembali menatap Jungkook dengan penuh ketulusan. Sedangkan Jungkook kebingungan atas kejadian barusan. Dia masih tidak menyangka dan butuh penjelasan dari gadisnya. "Apa yang noona lakukan? Apa maksudnya semua itu?" tanyanya.

Sea tertawa kecil, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Jungkook dan membisikkan sesuatu yang mampu membuyarkan akal sehat si pendengar. "You're mine! You won't be able to escape after entering my circle," bisik Sea menegaskan.

* * * * *

Sekitar pukul dua belas malam Sea baru saja kembali ke apartemen setelah menemani Jungkook makan malam. Ah lebih tepatnya kencan setelah beberapa jam yang lalu resmi memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih. Tidak hanya itu, sebelumnya Jungkook juga sudah menyewa sebuah tempat di puncak demi bisa memperlihatkan pertunjukan kembang api yang disiapkan khusus untuk gadis tercintanya. Sangat manis dan romantis, meski kesan maskulin seketika berubah menjadi super manja.

Sea merebahkan dirinya ke sofa dalam keadaan telentang. Memejamkan mata dan sedikit menyunggihkan senyum ketika mengingat momen dirinya bersama Jungkook hari ini. Dia yang mula-mula telentang, kini membenarkan posisi duduknya lalu mengambil ponsel yang sedari tadi dia diamkan di dalam saku. Tidak ada yang spesial di sana, namun beberapa foto dirinya bersama Jungkook membuat dia merasa bingung.

Sejujurnya, Sea memang baru menyadari tentang perasaan aneh yang belakangan ini bernaung di pikirannya dan juga mengganggu ketenangan hatinya. Gelisah setiap rasa yang tak seharusnya singgah, dibiarkan begitu saja sampai merambat luas menenggelamkan dirinya dalam gejolak bernamakan cinta.

Tidak menyangkal dari perasaannya sendiri, namun Sea memang tidak mau memperlihatkan reaksinya pada siapapun, termasuk Jungkook. Andai saja waktu dapat diulang kembali, Sea pasti lebih memilih pergi ke negara lain setelah menyelesaikan tugasnya di Korea. Dia tidak ingin mengenal yang namanya cinta, sebab sekalinya perasaan itu bersarang dalam dirinya, dia akan sangat sulit melepaskannya. Terbukti sekarang. Dia yang dikenal memiliki kepribadian kejam di kalangan mafia, mulai saat ini sepertinya dia terlihat lebih lemah.

Sea mendesah kecil sembari memijat pangkal hidungnya. "Aku bisa gila jika terus memikirkannya," gumam gadis berwajah kelelahan itu.

Dia melemparkan ponselnya ke meja lalu meninggalkannya begitu saja. Dirinya dibuat frustasi dalam sesaat setelah mengingat masih ada sesuatu yang belum sempat dia selesaikan. Apalagi kalau bukan kode yang dia dapatkan melalui perantaran Black Forest.

Dia pergi ke kamar berniat mengganti pakaiannya dengan piyama. Pikirannya kacau bahkan dia sampai melupakan keberadaan Jay dan sang adik yang sejak dia kembali belum terlihat sedikit pun batang hidungnya. Mungkinkah mereka berada di unit sebelah? Entahlah, tapi sepertinya memang begitu, kemana lagi mereka pergi kalau bukan ke unit apartemen Yeonji.

"Apa yang harus aku lakukan kalau sampai besok belum mengerti isi dari kode itu?" Sea bermonolog, membayangkan bagaimana jadinya kalau seandainya dia tidak dapat menemukan titik terang.

Sea keluar dari kamar setelah mengganti pakaian, dia lantas masuk ke dalam perpus supaya bisa memikirkan tentang cip berisi kode tersebut. Semoga saja malam ini dia menemukan jawaban dari teka-tekinya.

Sea mendudukkan dirinya di kursi tempat biasa dirinya singgah ketika sedang berada di perpus miliknya. Suasana perpustakaan begitu menenangkan dengan sorot lampu yang memberikan kesan klasik. Di sana sudah tersanding rapi laptop dan iPad kesayangannya. Tidak hanya itu, Sea juga menyediakan mesin kopi otomatis agar dirinya tidak perlu pergi ke dapur ketika sedang mengerjakan sesuatu.

"Baiklah. Ayo pecahkan masalah dari cip ini sebelum hari esok tiba!" Sea mulai membuka laptop dan mempelajarinya.

Detik waktu terus berlalu meninggalkan jejak berupa memori yang dapat diputar setiap saat. Berjalan dengan semestinya sampai pagi hari datang menyambut hari baru. Semua masih dalam keadaan seperti semula, sedangkan Sea yang semalam berjaga kini tengah asik menikmati mimpinya. Dan tanpa dia ketahui, seseorang membuka pintu sangat pelan agar tidak menimbulkan suara yang mengganggu tidur sang kekasih.

Dia Jungkook. Ternyata kedatangannya di pagi hari tak sesuai dengan apa yang dia harapkan sebab beberapa menit yang lalu Jay mengatakan kalau Sea baru saja tidur sekitar pukul tiga pagi. Jay harap Jungkook tidak mengganggu waktu tidur Sea yang terbilang cukup sedikit. Dan setelah mengetahui keberadaan sang kekasih di perpus, Jungkook segera melihat kondisi kekasihnya itu. Benar saja dugaannya, Sea tidur dalam posisi duduk dengan tangan yang dijadikan sebagai bantalan. Pasti pegal saat tidur dalam keadaan seperti itu.

Jungkook tersenyum melihat wajah dengan kedua mata yang tertutup rapat serta mendengarkan suara dengkuran halus Sea. Dia mendekati kekasihnya secara perlahan. Mengelus lembut surai panjang milik Sea tanpa membuat gadisnya terjaga karena ulahnya.

Dia juga tidak sengaja melihat seluruh tulisan yang ada di layar laptop, terlihat semacam file laporan. Tetapi dia sama sekali tidak mengerti pasalnya tulisan di laptop menggunakan Bahasa Italia. Pikirnya, sang kekasih terjaga karena sibuk mengerjakan tugas kuliahnya yang diikuti secara virtual.

"Pasti kekasihku ini kelelahan eoh? Apalagi tidurnya dalam posisi seperti ini ... pasti sangat tidak nyaman," gumamnya memandang sendu sang kekasih.

Jungkook segera mengangkat tubuh Sea, lantas membawanya ke kamar milik Sea dan menurunkannya di kasur supaya terasa nyaman. Dia menarik selimut hingga menutupi tubuh kekasihnya sampai setinggi dada. Tetapi bukannya setelah itu pergi, Jungkook justru ikut masuk ke dalam selimut. Dia turut berbaring seraya memeluk Sea dari belakang. "Noona tidak akan pernah bisa meninggalkanku, aku harus segera melamar noona lalu menikahinya. Bukankah begitu?" Jungkook tersenyum simpul. Lalu menyusul Sea ke alam mimpi tanpa melepaskan lilitan tangannya pada tubuh Sea.

To be continued....

Dark World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang