Episode 5

411 52 5
                                    

Wendy sedang berada di studio kampus menatap hasil karyanya, tiba-tiba dari luar jendela ia mendengar senior membicarakan sesuatu.

" Apa kau tahu namja lain yang menggemaskan ? "

" Kau tanyakan saja pada Irene, dia akan memperkenalkanmu. "

" Irene Bae ? Sejujurnya aku tidak nyaman dengannya. "

" Wae ? Apa ada sebuah masalah ? "

" Apa kau tidak merasa kalau dia terlalu menunjukan kepopulerannya ? Ketika aku memintanya mengenalkanku pada seorang namja, dia merasa bersalah pada namja-namja itu dan itu membuatku jengkel. "

" Irene benar-benar mengatakan hal itu padamu ? "

" Dia sangat menjengkelkan karena dia populer. Aku bahkan tidak berpikir seorang teman sejati sepertinya. "

" . . . . "
" Lagi pula yang lain hanya berteman dengannya karena dia good-looking. Itu saja. "

" Oh iya, targetnya kemarin adalah Wendy, apa kau tahu soal itu ? "

" Oh iya, aku dengar soal itu. Rumor itu sudah menyebar kemana-mana. "

" Irene benar-benar pantang menyerah. Dia pasti membanggakan hal itu. "

" Aku pikir Wendy tidak akan seperti itu. Tapi aku merasa dia orang yang open-minded. "

" Open-minded ? Itu justru memudahkan Irene. Kau benar-benar tidak bisa menebak sesuatu hanya berdasarkan covernya. "

Mendengar hal itu, Wendy merasa kesal dan ia memutuskan untuk pulang.

Aku merasa seluruh semesta mengatakan aku harus mengakhiri hal itu dengan Irene.

Saat Wendy berjalan ke arah gudang, ia melihat Irene sedang mengerjakan sesuatu disana. Ia menghampiri Irene untuk membicarakan hal yang semestinya.

" Hai, Wendy. "

" Uhm, hai. "

Irene memperhatikan wajah Wendy yang tampak serius.

" Apa ada sesuatu ? Kau tampak serius. "

Aku sudah tahu apa yang ingin aku katakan, tapi mengapa setiap kali aku menatap matanya, my mind went blank.

" Semua orang membicarakan soal rumor kedekatan kita. "

" . . . . "

" Aku rasa itu akan sangat mengganggu. "

" Apa kau datang hanya untuk hal itu ? "

" Apa ada seseorang yang sedang kau kencani ? "

Astaga, ada apa denganku ? Mengapa aku menanyakan hal itu padanya.

" Aniyo. "

" Jinjja ? "

Keduanya saling menatap satu sama lain, sampai akhirnya sebuah mobil mendekat ke arah mereka.

" Apa kau Irene Bae, jika kau tidak salah ? ", seorang yeoja berjalan ke arah Irene.

" Ne. "

" Oh jadi kau. "

Yeoja itu semakin mendekat dan tiba-tiba...

tash!

" Yeoja penggoda! "

" Ya! Ada apa ini ?! ", Wendy langsung menarik yeoja yang tiba-tiba menampar Irene.

" Ya! Lepaskan aku! "

" Mengapa kau lakukan ini ? "

" Menyingkirlah! ", yeoja itu mendorong Wendy sampai terjatuh.

" Wendy! ", Irene langsung menghampiri Wendy.

NeverthelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang