Menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya.
Beomgyu menjadi lebih tenang dari biasanya di sekolah, bahkan ketika berangkat menaiki bis, ia memilih untuk diam dan mendengarkan musik menggunakan earphonenya. Seakan dia tidak mau lagi berfokus pada kenyataan, Taehyun menanyainya beberapa kali, namun Beomgyu tetap diam seribu kata. Ia bicara hanya ketika perlu saja.
Murid-murid di kelas membicarakannya, entah gosip apalagi sekarang yang beredar. Ia menghembuskan nafas beberapa kali demi mengatur nafasnya, sebelum menjalani hari berat lagi di sekolah menghadapi Choi Soobin dan murid lainnya. Semua berjalan seperti biasanya, tetapi ketika salah seorang murid tertawa, Beomgyu menyadari sesuatu. Pada meja tempatnya duduk, tertulis kata-kata menyakitkan hati dan dituliskan dengan tinta merah. Kata-kata kebencian, umpatan, dan bahkan menyumpahkannya mati. Tangannya mengepal, kesal akan semua yang terjadi kepadanya.
"Heh, Choi Beomgyu, bener kan lo murahan?!"
"Iyalah! Masa terang-terangan godain Soobin?! Oh, jangan-jangan,..."
Seakan semua ini sudah direncanakan, murid-murid bersorak bersama. Otaknya saling menyatu dan semuanya bodoh, otak udang.
"Lo homo, ya?!"
BRAKKK!
Pukulan pada meja mengejutkan seluruh murid terutama Beomgyu, ia tidak lagi berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa itu. Kemungkinan besar guru yang akan mengajar. Nyatanya bukan.
"Siapa tadi yang bilang, hah?"
Murid lain langsung menunjuk ke arah murid cowok yang mengucapkan kata itu, Beomgyu melihat dari ekor matanya. Itu Choi Soobin, dia mendekati murid cowok yang diketahui bernama, Shin Haesoo. Masih pagi dan sudah terjadi pukul-pukulan, Haesoo tidak melawan, dia membiarkan Soobin memukulinya hingga tubuhnya memar. Ia tidak mau ikut campur, apalagi ini Soobin. Ucapan Soobin tentangnya kemarin masih membekas, dia tidak mau cari masalah lagi dengannya.
"Sekali lagi gue denger ada yang bilang kata itu lagi, gue habisin kalian."
Dia sudah seperti bos dalam sebuah geng dan murid-murid itu adalah anak buahnya, memangnya siapa Soobin ini sampai yang lainnya tidak berani melawannya? Anak mafia?
"Ada apa ini?" Seorang guru memasuki ruangan dan menyadari seorang murid sudah penuh luka memar di tubuhnya. "Siapa yang mukulin dia?! Ngaku!"
Seluruh murid terdiam, tidak ada yang berani menjawab dan memilih untuk diam di bangku masing-masing. Guru itu tidak menunjukkan kecurigaan pada siapapun, ia pun berlalu begitu saja. Kelas berjalan layaknya hari-hari lainnya, Beomgyu mengikuti pelajaran sebisanya dan berjuang sendiri. Dia tidak ingin menjadi beban orang lain, juga menarik diri dari pergaulan.
Jam mata pelajaran kesenian tiba, murid-murid berjalan beriringan menuju ruang kesenian. Gurunya seorang perempuan muda, mereka memanggilnya, Miss Seulgi.
"Ok, teman-teman semua. Sekarang kita belajar tentang Surealisme." ucapnya sambil memberikan contoh lukisan surealisme. "Surealisme adalah aliran lukisan yang menggabungkan objek yang tidak mungkin disatukan, tapi bisa terjadi di lukisan ini."
Penjelasan Miss Seulgi seakan hanya lewat di telinganya, Beomgyu tidak bisa fokus sejak jam pelajaran pertama tadi. Bahkan ketika diberikan waktu untuk mempraktikkan menggambarkan aliran surealisme, ia tidak bergeming. Pikirannya kosong begitu saja, malah, pandangannya mengarah pada Soobin yang berada di kursi bagian depan.
"Gimana,... Gimana bisa lo hidup tenang setelah ngelakuin hal itu ke gue?"
"Choi Beomgyu?" Suara Miss Seulgi menyadarkan Beomgyu dari lamunannya. Ia menghampiri muridnya itu dikarenakan Beomgyu merupakan murid yang unggul dalam jam pelajarannya, "Kenapa, Beomgyu? Saya lihat kamu nggak begitu beberapa hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied (SooGyu/YeonGyu)
Fanfiction⚠️🔞⚠️🔞⚠️🔞 Beomgyu merupakan seorang anak yang tidak begitu pintar di sekolah, kehidupan sekolahnya juga normal bersama sahabat setianya. Tapi semua itu berubah ketika Choi Soobin datang dan masuk dalam hidupnya.