9. Forget

714 59 3
                                    

Bertahun-tahun sesudahnya, Beomgyu berhasil melewati masa studi suramnyaㅡsekolah menengah atasnya. Ia melanjutkan pendidikannya pada jenjang lebih tinggi. Jenjang lebih suram lagi. Dan tanpa memerlukan waktu lama, pemuda itu lulus tepat waktu. Kelulusan dirayakannya dengan meriah, bersama teman dari kampusnya dan bersama Taehyun, tentu saja. Selama ini Beomgyu tidak pernah memiliki niatan untuk kembali akur bersama kedua orangtuanya, tidak setelah semua yang pernah terjadi.

Pada sebuah kedai minuman kecil, Beomgyu duduk bersama sahabat karibnya. Perayaan kelulusannya yang kali ini terkhususkan, karena hanya berdua saja. Kebetulan kedai sedang sepi pengunjung, serasa milik berdua saja. Ruangan bernuansa langit di sore hari, yang tidak terlalu luas juga tidak terlalu sempit menampung keduanya. Pada meja terletak satu buah kue strawberry dengan krim melapisi tiap lapisannya; di atasnya sudah ada lilin, siap dinyalakan oleh sulutan api dari Taehyun.

"Nah! Udah." kata Taehyun, berhasil menyalakan lilin di atas kue. Ia mengarahkan pandangan pada Beomgyu bersama senyuman lebar khasnya, "Selamat udah lulus, Choi Beomgyu! Apa harapan lo ke depan?"

"Harapan? Harapan juga?" tanya Beomgyu bingung. Perayaan kecil kelulusan yang lebih mirip perayaan ulang tahun.

Taehyun mengangguk. Pemuda itu mengarahkan kedua tangan sahabatnya untuk saling mengatup, selagi permintaannya diucapkan dari batin terdalamnya. Permintaan harus tulus, jujur, dan merupakan keinginan terpendam. Siapa yang tahu suatu saat keinginanmu akan terkabulkan?

Dalam kekhusyukannya, Beomgyu memejamkan matanya. Mulutnya berbisik berkomat-kamit memanjatkan permintaannya.

"Apa yang lo minta?" Taehyun meletakkan piring kecil di hadapannya dan di hadapan Beomgyu. Sahabatnya itu berpantomim seolah-olah menutup resleting di arah mulutnya. "Oohh, rahasia? Oke main rahasia-rahasiaan sekarang?"

"Kan kalau permohonan emang rahasiaaa, Taehyun!" seru Beomgyu diikuti kekehan pelannya. Pisau yang daritadi sudah menunggu menghunuskan diri ke kue strawberrynya, akhirnya dipotonglah dua bagian.

Satu untuknya sendiri, satu lagi untuk Kang Taehyun.

Kedua sahabat itu saling menikmati kue, ditemani minuman berbagai macam es kopi menyegarkan. Potongan kue strawberry di hadapan Beomgyu memanggilnya. Tanpa memunggu lama lagi, ia mengeduk lapisan kue dan menyantapnya. Potongan strawberry menyatu dalam krim, di lapisan tengah kue, terasa kaya dan seimbang. Tidak terlalu manis, juga tidak terlalu asam. Garpu kecilnya diarahkan pada buah strawberry terbalik di atas kuenya; dihunuskannya garpu pada genggamannya pada strawberry merah segar itu, kemudian menyantapnya dengan memejamkan matanya. Choi Beomgyu sangat menikmati kue pemberian sahabatnya ini.

"Hoaahhh..." teriak Beomgyu merasakan kelembutan kue strawbwerry yang disantapnya, meleleh di dalam mulutnya. "Lembut sekali! Ouhhh..!"

Kawannya tertawa mendengar Beomgyu membuat suara-suara aneh semacam itu. Beruntung mereka saling memahami, saling memiliki tingkatan otak yang sama. Tidak perlu mempermalukan satu sama lain jika membahas atau berpikiran 'jorok' di tempat umum.

"Tapi, serius, Beomgyu. Apa permohonan lo tadi?" tanya Taehyun, raut wajahnya berubah serius.

"Hmm..." Beomgyu menggigiti garpu kecilnya. Pandangannya mengarah kepada kue strawberrynya yang sudah hilang 2 bagian di depannya, "Gue,... mohon buat dapet kerja dan biar gue lupain Choi Soobin."

Nama keramat. Nama yang hampir empat tahun ini terlupakan dan hilang dibawa angin, kembali diucapkan oleh keduanya. Bagaikan kenangan lama yang sudah terkubur, digali kembali, Beomgyu dan Taehyun diam seribu bahasa.

Garpu yang digenggam Beomgyu ditusuk-tusukkan pada kue strawberrynya, memisahkan potongan strawberry dari krimnya. Ia tenggelam dalam lamunannya. Jujur saja, seorang Choi Soobin belum bisa meninggalkan pikirannya. Selama bertahun-tahun ini, ada saja satu atau dua kali pikiran tentang Soobinㅡentah tentang keberadaannya, kabarnya, maupun kabarnya. Ya, sepertinya Choi Beomgyu sudah terkena pelet, sihir, atau semacamnya. Hilang hanya sesaat, tapi bayang-bayang wajah dan kenangan masih berbekas.

Tied (SooGyu/YeonGyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang