10. About Him

670 52 4
                                    

Pesan yang tidak menjawab. Pesan yang justru memunculkan pertanyaan lain. Prasangka Beomgyu antara bermakna baik dan buruk. Si penelepon dan pengirim pesan adalah orang yang sama. Namun, dia tidak ingin berharap dan memusingkan ini terlebih dahulu. Ada agenda lebih penting daripada itu sekarang. Meskipun, dalam lubuk hati terdalamnya, ia merasa penasaran teramat sangat. Ponselnya diletakkan kembali dan dibiarkan dalam mode senyap, demi mendapat ketenangan tidur setelah hari yang panjang.

*******

Rasa penasaran Beomgyu dibiarkan melolong bagaikan serigala tanpa diberikan mangsa satupun. Satu hal yang penting sekarang adalah interview. Persiapan yang harus disiapkannya matang-matang, kalau tidak, lenyap sudah kesempatannya menjadi bagian dari pekerjaan barunya. Jadwal wawancara tiap perusahaan yang dilamarnya berbeda-beda. Namun, ia harus menjalani ketiganya dengan serius. Mana tahu ternyata jodohnya adalah perusahaan ketiga; menjadi asisten.

"Kandidat nomor 10, silakan masuk!" seru seorang petugas yang berdiri di samping pintu ruangan yang digunakan perusahaan menulis artikel dan berita untuk wawancara, "Kandidat 10?"

Lorong sempat hening sejenak, sebelum akhirnya Beomgyu menyadari nomor gilirannya. Tangannya diangkat tinggi-tinggi sebelum berteriak, "Maaf! Ini saya! Kandidat 10, saya!"

"Silakan." ucap petugas itu dengan wajah datar sama seperti sebelum dia mengerahkan tenaga untuk meneriakkan peserta wawancara selanjutnya.

Pintu berwarna putih itu dibuka, menunjukkan tiga orang di balik meja panjang membentang di hadapan tiga orang bagaikan predator mengawasi mangsa empuk di hadapannya. Tiga predator yang berdiskusi dalam menilainya untuk menentukan apakah mangsa ini bisa mengenyangkan mereka.

Singkatnya, sesi wawancara selesai. Keringat mengucur deras dari pelipisnya, akibat dari rasa gugupnya menguasai ditambah rambutnya menggunakan rambut palsu bodohnya. Jantungnya juga masih berdebar kencang. Ia menghindari pandangan kandidat lain dengan menurunkan pandangannya. Akhirnya, lorong tunggu tempat kandidat lain berada berhasil dilaluinya. Dari kejauhan, Beomgyu menoleh kembali ke arah para kandidat, melihat wajah-wajah yang sama gugupnya.

"Untung kelar duluan." gumamnya pada diri sendiri sembari terus melangkah menuju pintu keluar gedung. Jari kelingkingnya menyibakkan sedikit rambut bagian depannya, menunjukkan kesombongan sedikit hanya karena dia sudah melewati masa kesulitannya. Apesnya, karena tidak memperhatikan ke mana kakinya melangkah, tanpa sengaja tubuhnya menabrak seseorang; menurutnya.

Seketika, kepalanya menoleh ke arah depan. Ternyata salah seorang karyawan di sini, sedang berjongkok membereskan beberapa papercup berisikan kopi. Cairan itulah yang membuat setelan pakaiannya basah. Beomgyu jelas merasa bersalah, kecelakaan ini terjadi akibat kecerobohan dan kesombongannya. Ia pun berjongkok, membantu karyawan ini membereskan kekacauan yang disebabkannya.

"Maaf, maaf!" seru Beomgyu, nada suaranya menunjukkan penyesalan. "Salah saya! Saya tidak lihat jalan,...!"

Entah mengapa, suara Beomgyu ini menghentikan karyawan di hadapannya dari membereskan papercupnya. Awalnya, ia tidak menyadari dan lanjut bertanggung jawab atas kejadian ini. Selagi mulutnya tidak berhenti menunjukkan penyesalan.

"Maaf, maaf, maaf sekali! Apa ada yang bisa saya lakukan untuk menebus kecerobohan saya?"

Tepat saat Beomgyu mengangkat kepala, mata obsidiannya bertemu pandang dengan mata milik karyawan ini. Betapa terkejutnya Beomgyu ketika menyadari kalau dia adalah orang dari masa lalunya!

Tied (SooGyu/YeonGyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang