"Marsha..." panggil Celine
"Halo kak Celine"
"Marsha lagi sibuk gak besok Sabtu?"
"Gak sih kak. Kan Sabtu besok libur dan gak ada jadwal"
"Kalo kita ketemu boleh?"
"Kenapa kak?"
"Ada deh..."
"Yaudah deh kak..."
Celine tersenyum ketika rencananya mulai berjalan. Disampingnya, ada Albert dan Fasha yang mendengarkan percakapannya via telefon yang telah ia loudspeaker. Mereka bertiga hanya tersenyum ketika akan mendapat mangsa baru setelah ini.
***
Pada hari Sabtu, Marsha mendatangi Celine sesuai janji yang telah ia buat. Celine telah duduk di pojok ruangan bersama Albert yang mendampingi. Mata Marsha terfokus pada Celine yang bersama seorang lelaki yang belum ia kenal.
"Halo kak Celine"
"Halo Marsha, duduk dulu. Kenalin ini Albert, temen aku"
"Hai kak" sapa Marsha mencoba ramah.
"Halo Marsha"
Marsha duduk di samping Celine dan berseberangan dengan Albert.
"Jadi gini Sha..."
"Lama aah..."
Belum sempat Celine menyelesaikan pembicaraannya, Albert telah membekap mulut Marsha dengan kain yang telah ia basahi dengan bius. Marsha sempat melawan dengan menampar wajah Albert.
"Diem ya manis..."
Dengan cepat Albert menyeret Marsha menuju mobil yang disusul oleh Celine yang keluar dari tempat itu. Mobil melaju kencang menuju markas mereka. Celine hanya tersenyum melihat Marsha yang terkapar di kursi belakang. Sebenarnya dia tidak tega memperlakukan rekrutan baru tersebut. Tidak seperti dendamnya pada Mira dan Ara yang membuatnya rela untuk menjebak keduanya.
"Jahat gak sih kita ngejebak Marsha gini Bert?"
"Gak juga... hahaha"
"Ah Albert mah mau enaknya doang.. Untung Marsha nurut tuh aku ajak kesini"
"Hehe... makasih ya Celine"
"Makasih makasih... wuuu" Celine menyoraki Albert.
Efek bius tersebut mampu membuat penggunanya tertidur sekitar jam. Waktu yang cukup untuk membawa Marsha kembali ke markas mereka. Albert melenggang santai di jalanan yang cukup ramai lalu lalang kendaraan. Celine hanya diam dan tidak mengajak Albert berbicara karena tidak suka dengan sifatnya yang terburu-buru.
Setelah beberapa lama akhirnya mereka kembali ke markas. Hanya ada si Bos yang menunggu di sofa panjang. Di depannya telah tersedia berbagai macam alat yang akan digunakan untuk menyiksa Marsha sesuai dengan pesanan Albert. Semua perempuan yang biasa ada disini telah diantarkan oleh si Bos sendiri untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Albert membopong Marsha menuju tengah-tengah antara dua tiang. Terdapat empat tali rantai yang mampu menopang seseorang. Albert memasangkan tali rantai tersebut ke kedua pergelangan tangan dan pergelangan kaki Marsha. Albert hanya tertawa melihat Marsha dengan posisi tubuh seperti huruf X.
Setelah beberapa saat, Marsha akhirnya mulai sadar dari tidurnya. Matanya terbuka dengan perlahan. Pandangannya masih buram melihat apa yang disekitarnya. Di depannya, ia melihat dua orang lelaki dan tentunya Celine yang langsung ia kenali.
"Ci Celine..."
"Hai Marsha"
"Ci Celine... tolongin aku... kenapa Ci Celine bantuin mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Share House [END]
FanfictionSebuah bisnis gelap yang hanya ingin memberikan kepuasan pada sekelompok orang tertentu Cerita tanpa ujung, jadi akan di update kalo lagi pengen aja.