Ketika Wahyu dan Cindy sedang keluar dari pintu gudang, Cindy melihat ada seorang wanita yang ternyata berada didekat pintu dengan kondisi baju yang terbuka sekitar 4 kancing dan celanan jeans putih yang sudah turun hingga lututnya itu.
"Jinan???" kata Cindy dengan keras dengan posisi yang masih digendong oleh Wahyu tanpa tertutupi sehelai benang pun.
"Bert, ada yang ngintip nih dari tadi kejer cepet"
Albert yang mendengar hal itu langsung berlari kearah teriakan Wahyu. Putra yang mendengar pun berlari menuju pintu gudang. Jinan yang dalam kondisi baju yang berantakan tidak berkutik sama sekali. Dia langsung jongkok untuk menutup kancing baju dan menaikan celana jeans yang terangkat.
"Kenal Cin?" tanya Wahyu pada Cindy.
"Kenal dong, kan dia temen satu tim aku juga"
"Boleh juga nih cin body nya" bisik Wahyu di telinga Cindy
"Ambil aja kak, anggep aja bonus"
"A-ampun kak, jangan sakiti saya. Saya cuma ngikutin Cindy tadi"
Putra dan Albert yang sudah sampai di pintu gudang depan pun ikut terkaget dengan hadirnya seorang gadis disana.
"Sapa nih yu?" tanya Albert dengan tatapan penuh nafsu pada gadis di depannya yang kini terlihat ketakutan.
"Temennya Cindy katanya, tadi dia ngikutin ampe sini terus ngintipin kita lagi main"
"Oh kamu nguntit? Trus liat live action bareng? Mending kamu masuk sekalian nonton didalem" kata Putra yang berjongkok di hadapan Jinan sambil menyelipkan rambut Jinan ke belakang telinganya.
"Hehe tapi gak bisa dibiarin nih, harus dikasih pelajaran dulu biar diem, ayo Put bawa masuk"
Putra dan Albert menggandeng Jinan kedalam. Si bos yang seperti melihat target baru matanya berbinar-binar.
"Wah wah wah siapa gadis ini, duduk sini dulu"Ujar si bos sambil menepuk sofa disebelahnya.
"Putra, kamu ambil tali yang ada di ruangan kacanya Wahyu. Kita iket dia dulu biar gak lari" Putra yang mendengar perintah si bos langsung melaksanakan perintahnya.
"Sekalian mouth gag nya ya" Putra hanya menjawab dengan acungan jempol.
"Ka-kalian kenapa disini" Jinan semakin kebingungan karena melihat beberapa temannya juga berada disana.
"Kak Jinan" Para gadis hanya bisa terdiam ketika melihat salah satu seniornya kini ditarik masuk secara paksa ke samping si bos.
Jinan yang menangis tersedu-sedu hanya bisa pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh mereka. Putra yang sudah membawakan tali dan ball gag sekarang memasangkan pada tangan dan mulut Jinan dibantu oleh Albert.
"Pah" Freya dan Christy perlahan menghampiri si bos dan bergelayut manja padanya
"Pah jangan kelewatan ya pah? Kak Jinan baik kok orangnya" Ujar Christy pada papahnya
"Justru karna baik makanya kita kasih pelajaran biar dia tau kita juga baik, ngasih enak lagi sayang"
"Oiya, pindahin dia ke ruang kaca punya Wahyu aja ya, sekalian pasangin dia vibrator ya" tambah si bos lalu mengecup singkat bibir tipis milih Freya dan Christy.
Di lain tempat Celine yang masih beristirahat sambil mengulum penis Fasha kaget ketika Albert membawa Jinan kedalam ruang kaca tempat Wahyu dan Cindy.
"Lah itu kak Jinan, kok bisa sampe disini?"
Fasha yang tidak mengetahui apa-apa sedikit terheran dengan apa yang terjadi.
"Yaudah kita selesein dulu ya, nanti aku tanya si bos dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Share House [END]
Fiksi PenggemarSebuah bisnis gelap yang hanya ingin memberikan kepuasan pada sekelompok orang tertentu Cerita tanpa ujung, jadi akan di update kalo lagi pengen aja.