Epilog

4.6K 56 6
                                    

Bulan demi bulan telah terlewati. Cindy telah mengumumkan jadwal terakhirnya sebagai member. Rencananya ia dan Wahyu akan segera melangsungkan rencana pernikahan mereka secepatnya. Wahyu sendiri juga sudah berpamitan kepada si bos. Wahyu hanya menginginkan sebuah kehidupan yang normal bersama Cindy, jauh dari hingar-bingar dunia yang gelap ini.

"Cin kamu beneran gapapa ninggalin apa yang kamu punya?

"Ih apa sih kak Wahyu, kan aku sudah sering jawab juga. Apapun asal aku bisa sama kamu kak"

"Tap-,"

"Sssttt udah ya aku gamau kakak nanyain itu lagi, yang penting kita sekarang lagu berdua. Bisa gak sih gausah bahas hal lainnya oke"

"I, iya"

"Yaudah yuk tidur, besok kan kita lanjut jalan-jalan lagi"

Wahyu pun tersenyum dan ikut berbaring disebelah calon istri nya tersebut.

"Malam Cin"

"Malam kak wahyu"

Lain hal dengan Wahyu yang menginginkan sebuah ketenangan, Albert kini membuka bisnisnya sendiri. Ditemani Jinan dan Mira ia kini mendirikan rumah prostitusi kelas atas di daerah ibukota Jakarta. Albert keluar dari geng si bos karena merasa bahwa ia tak akan berkembang jika hanya terus berada dibawah perintah sang bos. Bos pun tak keberatan akan kepergian Albert, toh mereka akan tetap bisa berkumpul bersama suatu hari nanti.

"Bos, ini pekerja-pekerja baru kita. Ada Callie, Lyn, Raisha, Gisel, Manda" Mira meletakkan sekumpulan berkas berisi nama-nama pekerja baru yang mereka dapatkan untuk bisnis mereka tersebut.

"Bagus Mir, terus untuk 3 orang yang sebulan kemarin baru masuk kemarin gimana kabarnya?"

"Untuk Ella kini namanya sangat melejit bos, banyak pengusaha muda dan beruang berusaha membeli hak tubuh Ella untuk mereka sendiri. Indira sendiri juga lumayan menghasilkan, cewek keturunan bandung emang tak pernah mengecewakan servisnya. Untuk Lia meskipun ia tak banyak yang menyewa, tapi sekalinya ada satu pelanggan yang menyewanya ia bisa menghasilkan 5 kali lipat dari teman-temannya"

"Ho, bagus-bagus kita lihat kinerja 5 orang yang baru masuk ini, setelahnya kita baru cari talent yang lain"

"Siap bos, saya tinggal dulu ya"

"Ya silahkan Mir, oh iya jangan lupa nanti malam jatahmu ya"

"Eh, iya bos siap, sampai bertemu nanti malam"

Beralih ke bekas markas utama geng tersebut atau tepatnya daerah gudang dan pelabuhan, kini gedung tersebut sepenuhnya dibawah kendali Putra. Ia diberikan wewenang untung mengembangkan daerah tersebut ditemani oleh Jesslyn sebagai kaki tangan dan pasangan sahnya.

"Kak, ini laporan bulan ini dari pembangunan taman bermain di sebelah pelabuhan ya"

"Oke Jess taruh situ aja"

"Kak, berasa gak sih bedanya dulu kita rame-rame kesana kesini bareng-bareng, sekarang sisa berdua doang"

"Semua akan ada waktunya untuk berpisah Jess, mereka juga sudah menentukan jalan mereka masing-masing"

"Kangen aja gitu kak rasanya"

"Lagian kan sekarang ada si Alfin sama Kris yang bantuin kita. Chika, Dey sama Muthe kan juga dipihak kita sekarang Jess, kamu jangan sedih sedih lagi ya" diusapnya rambut lurus Jesslyn dengan lembut oleh Putra.

"Hehe makasih ya kak, aku jadi gak merasa sendiri lagi, kangen ke yang lain juga sudah berkurang banyak"

"Baguslah kalo begitu"

"Tapi,-"

"Apalagi Jess?"

"Kalau kangen yang ini boleh kapan aja dong" diremasnya penis milik Putra dengan kencang oleh Jesslyn dari balik celana hitam ketat yang ia kenakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Share House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang