Kupu-kupu yang baru menetas kemarin masih setia menemaniku sampai pagi ini, mereka sangat membantuku sehingga aku bisa merayu mama agar memberiku uang saku tambahan jadi aku bisa menraktir jus apel untuk Liuyu.
Dan kupu-kupu itu masih setia meskipun tinggal bersisa beberapa, tapi sudah cukup membantu untuk mengembalikan Liuyu agar tidak ngambek lagi. Lihatlah, dia sudah menghabiskan tiga gelas jus apel. Entahlah apa dia tidak mual. Aku yang melihatnya menatapnya dengan tidak enak.
Aku masih memperhatikan wajah tenangnya, saat Liuyu menyenggol lenganku. Aku terkejut. Dia memberiku isyarat kalau namaku sedang dipanggil pak Tomo. Hasil ulanganku minggu lalu keluar hari ini, ah seminggu yang sangat cepat.
“Selamat kali ini, nilai tertinggi ada pada Yuqi, selamat,” terdengar riuh tepuk tangan memenuhi ruang kelas, tak kalah aku juga menyumbang tepuk tangan untuknya.
Sudah kukatakan kalau aku tidak peduli pada hasil ulanganku, untungnya tidak remidi meskipun hanya selisih beberapa satuan saja tapi tidak masalah.Tapi masalahnya adalah sepasang mata di wajah manis itu sedang melihat ke arah Yuqi. Entahlah aku merasa
…cemburu
…mungkin.
*****
Kelas sudah sepi saat aku membereskan tasku, karena ada tugas hari ini dan harus dikumpulkan hari ini, haish aku sangat benci tugas yang model seperti itu. Liuyu sudah pamit setengah jam yang lalu karena ditelpon mamanya untuk segera pulang. Segera ku kumpulkan kertasku di atas meja guru dan keluar.
“… aku suka sama kamu, jadi…”
Telingaku mendengar suara saat aku melewati pintu, kutoleh sumber suara itu, dan kudapati Yuqi dan Daniel di sana, mereka menyadariku, aku mengangguk kagok dan segera berjalan meninggalkan mereka.
Kupu-kupu yang menemaniku dari kemarin, sudah pergi semua sekarang, mungkin mereka beralih ke Yuqi yang hatinya sedang bermekaran karena aku sempat mendengar sepenggal kalimat dari mulutnya.
Kalau kemarin aku menari-nari sambil membawa perkusi, hari ini aku akan bermain biola disebelah semangkuk bawang iris.
Ini sungguh menyesakkan.
Tapi…
Aku tidak mempunyai keberanian sebesar milik Yuqi. Aku sadar aku mengaguminya, sebatas mengaguminya, matanya, hidungnya, bibirnya, wajahnya, rambutnya, lehernya, dadanya, badannya, tangannya, kakinya, tapi untuk hatinya…
Aku belum bisa memastikan.Sehubung aku belum bisa memastikan, maka aku akan lebih dulu memastikan kalau tidak ada rasa untuk hatinya. Tidak. Tidak. Dan Tidak.
Bagaimanapun penggemar rahasia, tetap penggemar rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Manis ✔️
Short StoryKeyu sang atlet basket dan Nine yang ikut basket karena Keyu