7

98 15 0
                                        

Hari ini latihan terasa lebih cepat, aku segera meraih tasku dan mengeluarkan botol minumku, dan minum.

"Ehem." Mataku sedikit melotot mendengar deheman disebelahku, bukan karena itu horror karena hanya ada tasku dan satu tas lain di bangku ini, tapi, apa ini tas Daniel?

Masih belum melepaskan botol minumku dari bibirku, kuputar kepalaku kesebelah, dan benar saja ada Daniel disana juga sambil minum. Benar-benar aku ingin mencongkel adam apple nya itu.

"Hampir sebulan ini, kamu datang setiap hari, mau ikut kompetisi?" Tanya si wajah manis, dia sudah duduk di bangku.

"Kalau bukan karena dipaksa aku juga tidak mau, ini melelahkan." Aduku kepadanya.

Biar saja aku mengadu kepadanya.

"Oh haha, kompetisi antar sekolah itu?" Tebaknya, aku menoleh ke arahnya dan dia sedang tersenyum menyeringai.

Oh astaga.

"Ya, karena pemain inti sudah dikarangtina di provinsi jadi tidak bisa mewakili sekolah disini. Aku baru tau kalau cadanganpun harus berlatih seperti ini, rasanya aku seperti baru saja mengikuti fitness, bahkan lengankupun rasanya sangat keras," curhatku, berharap dia akan menghiburku.

Ah aku ingat sesuatu, "Ah ya, kamu tidak masuk pemain inti basket putra sekolah kita di provinsi?"

"Masuk. Tapi aku nyaman latihan di sekolah sendiri, untungnya pihak sana mengizinkan tapi 5 hari lagi aku harus masuk rumah karantina." Astaga, oh, astaga, ini kalimat terpanjang darinya. Aku harus mencatatnya di buku sejarahku.

"Oh, selamat kalau begitu. Salahmu sendiri membuat aturan sendiri, hahaha." Jawabku sekenanya.

"Hahahaha. Kau tau cadanganpun harus tetap memiliki kemampuan yang sama dengan pemain inti. Tinggal seminggu lagi kan? Semangat!" ucapnya sambil mengepalkan tanganya ke atas dan beranjak berdiri.

Aku.

Aku butuh es, sebentar lagi aku benar-benar mencair.

Astaga..

"Daniel!" Aku sekalian Daniel menoleh kea rah sumber suara. Ah, Yuqi. Bagaimana aku melupakan satu ini, tentunya saja Daniel memilih untuk berlatih di sekolah karena tidak ada Yuqi di sana, yang menjadi PENYEMANGATNYA.

Sungguh tragis.

"Cadangan adalah pemain inti yang tertunda. Dan ingat, sekolah kita akan memainkan semua cadangannya, jadi bersiaplah," nasihat Daniel sambil memakai tasnya.

Aku menunjukan posisi jari 'ok' dengan senyum lebar. Dia segera berbalik dan menghampiri Yuqi yang sudah menunggunya.

Si Manis ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang