seventh things

323 43 24
                                    

Setelah kedekatan gue dan Haoxiang di sore hari itu, kita menjadi lebih banyak bicara. Setidaknya saat kita berpapasan ada sedikit obrolan sederhana. Tidak seperti biasanya yang Haoxiang hanya bersikap tidak peduli. Hal ini membuat gue semakin senang, gue sampai curhat ke Mama di video call saking bahagianya. Ngomong-ngomong, Mama sama Papa memang suka bekerja di luar negeri, makanya gue sama Haoxiang suka ditinggal berdua aja. Kadang ada tukang bersih-bersih datang setiap siangnya lalu pulang setelah rumah selesai dibersihkan.

Kemajuan lainnya adalah Haoxiang sering mengajak gue pulang bareng kalau kita tidak sengaja bertemu saat pulang sekolah. Kalau gak ketemu ya gue bakal pulang sendiri dengan bus. Gue gak masalah dengan itu, pulang naik bus juga tidak buruk. Gue malah suka menikmati waktu-waktu pulang sekolah sambil melihat jalanan kota di jendela bus.

Tapi pulang sekolah kali ini berbeda. Gue yang baru saja hendak pulang mendapati Haoxiang dan teman-temannya tengah berkumpul di parkiran motor, bersiap-siap hendak pergi. Jajaran senior famous cakep itu emang selalu bikin semua orang bakal terkagum-kagum. Salah satunya gue. Melihat Haoxiang dan teman-temannya yang memakai jaket hitam dan helm full face lalu menaiki motor sport masing-masing adalah level tertinggi damage cowok ganteng. Gue bahkan beberapa kali salfok sama salah satu temen Haoxiang yang bernama He Junlin. Laki-laki itu terlihat banyak ngomong alias cerewet, tapi itu kelihatan menarik di mata gue. Plusnya adalah muka dia yang kelewat cakep itu. Plus plus nya lagi, Junlin masih single. Kalau Yaxuan sama Yaowen udah punya cewek masing-masing. Yang single cuma Haoxiang, Junlin, sama Zhenyuan.

"Weh ada cewek, mau kemana nih, adik manis?" Sahut Zhenyuan saat gue melewati mereka. Seperti biasa, dia akan menggoda cewek-cewek yang lewat, apalagi gue yang statusnya adalah adik Haoxiang. Makin-makin dah tuh jailnya.

"Mau pulang, Ge." Balas gue sopan. Gak mungkin juga gue ketusin dia, gak enak ada Junlin soalnya hehe.

"Kebetulan bangku belakang kosong, yuk sini Gege bonceng. Gratis kok, bayar pake dinner bareng aja cukup ehehehe."

"Xing kawal adik lu, Xing. Ngeri kalau dia digodain Zhenyuan." Ujar Yaxuan sambil menepuk-nepuk bahu Haoxiang.

"Apasih, Yaxuan! Gue kan lagi berusaha melepas status jomblo. Emang lo doang yang bisa pacaran?!" Seru Zhenyuan tidak terima. Tak lama kemudian keributan pun terjadi di antara mereka. Yaxuan membalas ucapan Zhenyuan dengan kata-kata pedas plus savagenya sampai bikin Zhenyuan emosi dan cekik leher dia. Sedangkan Junlin sama Yaowen cuma bersorak-sorak menyemangati keributan mereka. Seperti biasa:)

Di sisi lain, Haoxiang mendekati gue sambil menenteng helm full face nya, "Lo mau pulang naik bus?"

Gue mengangguk.

"Gue gak bisa ajak pulang bareng kali ini soalnya mau pergi bareng mereka." Ujarnya tanpa diduga. Gue agak salting soalnya Haoxiang kalo bersikap manis bikin meleleh sekaligus terharu. Bukan apa-apa ya, ini akibat setahun gak pernah interaksi sama dia makanya belum terbiasa.

"Eh gak papa kok, Ge. Aku suka pulang naik bus, Gege pergi aja."

"Xing buruuu!! Kita dah laper nih, lo kudu traktir banyak intinya!" Seru Zhenyuan yang udah selesai ribut dengan Yaxuan. Rambutnya berantakan, hasil jambakan dari Yaxuan karena dia udah cekik Yaxuan.

"Cih, traktir doang tapi gak ngasih kado." Sindir Junlin. "Gue udah kasih doa buat lo ya, Xing."

"Yeee elu sendiri juga gak mampu beli kado!" Zhenyuan mendorong Junlin sampe laki-laki itu terhuyung ke depan.

"Ya daripada elu cuma minta traktir doang gak ngasih apa-apa! Ngucapin juga pas kita-kita duluan yang ngucapin."

"Heh udah-udah. Berisik banget lo pada." Yaowen menengahi karena udah muak dengan keributan teman-temannya.

𝟏𝟒 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐲𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐨𝐱𝐢𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang