Haechan dan Kupu-Kupu

967 78 3
                                    


"Mark! Kamu pulang sama siapa?" tanya Guanlin. Ia adalah salah satu teman dekat Mark.

"Aku pulang sama Haechan, sekarang Selasa kan?"

"Ih, mau ke ruang music ya? Ikut yaa.... Mau jemput Injun juga...."

"Kamu emang ada hubungan apa sama Renjun?" Maek mulai curiga dengan Guanlin

"Om Luke kan teman ayah.... Nah, tadi kata Ayah aku harus pulang sama Injun"

"Ohhh gitu, ayok ke ruang musik!!"

.

.

.

.

.

"Njun!!" teriak Guanlin

"Kak, harus banget teriak? Kaya monyet tau gak?!" jawab Renjun galak

"Ihhh kan maksud kakak baik, ayok pulang bareng!!"

"Hmmm Echan, kamu pulang sama Kak Mark kan? Injun duluan ya!!! Dadah Echann Kak Markk!!"

"Duluan ya, Chan, Mark! INJUN TUNGGKU KAKAKK!!"

" KAK LIN LAMAAAA"jawab Renjun dari kejauhan. Mark menatap Haechan yang kurang bersemangat. Tangan Haechan sibuk menali sepatu, Mark yang peka mencoba duduk di seblahnya.

"Hey, kenapa? Kok kaya gak semangat? CCapek ya?"

"Mau ke rumah sakit..." jawabnya lesu. Mark paham.

"Okkey, kita pulag, ganti baju, makan, terus ntar kakak temenin kamu ke rumah sakit, oke?"

"Okkey..."

"Ehhh, kok masih belum semangat?!! Kan nanti mau ketemu!! Senyumnya mana?"

"Gak bisa senyum. Echan laper." Jawabnya jutek

"Cimol sama telur gulung depan gang kayaknya enak ya, Chan?"

"Ihhh kakak baikk dehhh pantes Echan sayang~~~" jawabnya. Haechan beranjak dari duduknya dan memeluk kakak kelasnya itu dengan manja

"Haduhhh princess kakakkk, yok pulang" ajak Mark sambil menggandeng tangan kesayangannya itu.

.

.

.

.

.

"BUBUUUU TOLONGIN MARKKK" jerit Mark dari arah gerbang.

"Apa sih Ma- YA AMPUNNN ECHANNN KENAPA HEHHHHH!!!" Bubu ikut histeris. Ia segera memapah Haechan yang meringis menahan sakit di lututnya.

"Haechan, pelan ya, Nak....."

"Bubu....."

"MARK, PARKIR SEPEDAMU DENGAN BENAR DAN SEGERALAH MASUK KE DALAM. BANTU BUBU!" perintah Bubu final. Dengan terpaksa, Mark menuruti perintah Bubu.

Ketika Mark akan mendudukan dirinya di sofa ruang keluarga, Bubu kembali member perintah yang amat sangat tegas.

"Mark! Ganti bajumu!" dengan langkah berat, Mark melangkah menuju kamarnya.

.

.

.

.

"HUWAAAAA SAKITTTTTT" teriak sosok itu dengan keras. Karenanya, Jeno yang sedang tidur siang pun setengah berlari turun ke ruang keluarga.

"Ada apa sih, Bu? Siapa yang nang....is" Jeno langsung bungkam. Di sana ia melihat kakaknya sedang menangis di samping Haechan yang lututnya sedang diobati oleh Bubunya.

FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang