[53]

7.3K 1K 93
                                    

SIMAK!










******************************
Pertempuran 3
*
*****************************



*
Jisoo dengan cepat berdiri, meletakkan cucunya di tempat yang ia rasa cukup jauh darinya dan juga aman untuk sementara waktu.

Lalu, ia kembali menuju sebuah tanah yang luas dan datar kemudian mengambil seberkas batu tajam.

Menyayatnya hingga mengalirkan darah merah pekat, Jisoo memejamkan mata, merapalkan beberapa bait mantra.

Tak peduli dengan Jungkook yang terus menerus meneriaki dirinya dari luar aray.

" Ibu! Apa yang kau lakukan!! Kau membahayakan nyawa mu!! "

Jungkook tentu saja tau mantra apa yang di ucapkan oleh Ibu nya itu. Itu adalah mantra dimana bagi setiap orang yang mengucapkan nya, berarti ia merelakan sebagian hidupnya di tarik oleh dewa, dengan kata lain berkorban demi mencapai sebuah tujuan dan salah satunya adalah menarik jiwa seseorang kembali secara paksa lalu di tukarkan dengan jiwanya sendiri.


" Ibu hanya ingin mengembalikan apa yang harus di kembalikan, Jungkook "

" Apa maksud Ibu!? "

" Ibu berhutang budi kepada Kim Taehyung, dan sekarang Ibu akan membalas budi nya.... "





*

DUAARRRRRRR!!!!!



Ledakan besar terdengar bergitu kencang, petir kembali menyambar dan angin berderu kencang membawa hawa panas yang di kelilingi oleh bunga bunga api.


Tanah yang mereka pijaki bergetar, terlihat tepat di tengah tengah ada sebuah batu besar yang baru saja terbelah menjadi dua.

Semua orang menatap kejadian itu dengan terkejut, termasuk Jungkook yang langsung melindungi putranya dengan perisai es beku.

Di sudut lain, Jisoo secara perlahan jatuh mencium tanah, tapi senyum di bibirnya terbit dengan secercah mentari yang indah.

" Aku berhasil.. Terimakasih Dewa... "




*Mengaum!


Suara auman itu terdengar begitu jelas, menggetarkan hati setiap orang, terurama Kim Namjoon.

Pria itu mendongak dengan penuh suka cita. Ada jejak air mata mengalir di wajahnya, ia lantas ikut menyerukan auman di ikuti yang lainnya.

" Adikku!! "





*





Kabut mulai memudar, dan di situlah kita semua bisa melihatnya dengan cukup jelas bahwasanya batu besar itu terbelah menjadi empat bagian dengan begitu mengerikan!

Tapi bukan itu masalahnya.

Di sini, kita di perlihatkan pula sesosok singa besar dengan sayap tak kalah besar membentang di udara.

ÌŤĘÁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang