5

4.3K 412 5
                                    

-Selamat Membaca-
Jangan lupa vote dan komen










Slep!

'Okey, apa yang terjadi sekarang.'

Jaemin membuka matanya. Tempat ini asing baginya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa diam saja? Ayo, katanya mau bertemu Jeno hyung~" goda lelaki manis yang umurnya tak jauh beda dengan Jaemin sekarang.

Mata pudu itu terlihat sangat bersemangat.

"Aku mau lihat Mark hyung juga!! Ayo cepatt Nana!" Tangan Jaemin sudah ditarik-tarik oleh anak itu.

'Harusnya anak ini Haechan, harusnya benar!'

"Kita kemana.. Haechan?" Tanya Jaemin ragu-ragu

"Kelas sebelah! Mark hyung dan Jeno hyung ada disana!!" Senyum anak manis itu tak terluntur.

Jaemin pasrah saja saat ditarik paksa plus cubitan kecil dari Haechan.

Tunggu, sekarang tanggal dan tahun berapa?

"Haechan, kenapa ramai sekali disana?"

"Kau ini pikun ya? Sekarang ulangtahun Jeno hyung yang ke 17 tahun!!"

"Dia pasti sembunyi lagi" cicitnya Jaemin.

'Dimana sekarang dia sembunyi?'

'Jaemin, itu kau?'

Jaemin mendengar suara batin itu. Dia berhenti saat Haechan menariknya, membuat Haechan bingung lalu menatap Jaemin.

"Pergilah dahulu, aku mau ke toilet" ujar Jaemin dan diangguki Haechan.

'Hyuhh. Oke dimana kau Jeno?'

....

"Keluarlah Jeno hyung"

Tak lama setelah suruhan Jaemin, ada yang begeram dibalik semak-semak disana. Tubuh bongsor itu bersembunyi disana.

"Kenapa bersembunyi disini? Lihat bajumu kotor!" Ujar Jaemin sambil membersihkan dedaunan dan beberapa kotoran yang menempel di baju Jeno.

"Kau tahu sendiri kenapa aku bersembunyi-"

"Ayo pergi dari sini sebelum mereka mengejarmu lagi"

Jaemin menarik tangan kekar itu menuju ruangan lain yang dikiranya sepi dan aman.

"Kau takut akan dikejar oleh anak-anak lain? Ayolah hyung, kau ini berotot kenapa takut sekali dengan manusia lemah disana!"

Jaemin tak berhenti mengomel karena Jeno yang bersembunyi dibalik semak-semak.

"Bahkan semut yang berkumpul dan membuat sebuah perkumpulan akan menang melawan seorang manusia lemah sekalipun"

Jaemin menepuk dahinya. Perkatan ini sama halnya dengan Jeno di kenyataan.

"Bahkan semut yang berkumpul dan membuat sebuah perkumpulan akan menang melawan seorang manusia yang lemah sekalipun"

"Teori macam apa itu?!"

Jeno menggaruk tengkuknya sambil menggeleng.

'Astaga Jeno disini sama saja dengan dikenyataan. Bodoh sekali.'

Jaemin tertawa kecil karena tingkah Jeno.

"Kenyataan? Apa maksudmu?" Tanya Jeno.

Ah, Jaemin lupa jika Jeno bisa membaca pikirannya.

"Tidak, lupakan"

Hening. Mereka berdua tak ada yang memulai pembicaraan.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jeno.

7 days of being a Prince [NOMIN] on revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang