7 days of being a Prince [NOMIN] on revisi

13

-Selamat Membaca-
Jangan lupa vote dan komen ya

Jaemin tak bisa berjalan jauh lagi sekarang. Perut yang membesar menahannya dan membuat kakinya lelah. Bagaimana tidak lelah? Dua bayi bersembunyi diperut buncit itu. Kakinya sering bengkak dan porsi makan yang 2x lebih banyak dari orang hamil biasanya, ya tentu saja karena bocah didalam perutnya itu.

"Jeno"

"Hmm"

Jaemin mendecih, Jeno sibuk sekali akhir-akhir ini. Tak ada waktu untuk dirinya hampir sebulan ini.

"Jeno peluk"

"Sebentar sayang.."

See? Sibuk sekali sampai tak sempat hanya untuk memeluknya, padahal itu hanya permintaan kecil.

Jaemin mendecih kembali, memerengkan tubuhnya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Mencoba untuk tidur tanpa pelukan hangat sang suami.

Sedangkan Jeno masih sibuk dengan laptopnya.

***

Beberapa jam kemudian kerjaan Jeno selesai, meregangkan badannya sebentar dan menuju kasur dan memeluk istri kesayangannya dan juga jagoan yang sedang bersembunyi dibalik perut istrinya.

Jeno membuka selimut dan menampilkan wajah Jaemin yang habis menangis sampai tertidur. Jeno jadi merasa bersalah. Wajah yang paling ia sukai, membuat jejak air mata di pipinya. Jeno semakin merasa bersalah karena itu.

Jeno tanpa pikir panjang lagi memeluk tubuh istrinya dan mengucapkan ratusan kali kata maaf. Tak lupa juga dengan si jagoan yang tertidur dibawah sana.

"Enggh sakit"

Jeno langsung melirik ke arah Jaemin, ternyata ia belum tidur. Apa bayi mereka kesal karena tak mendapat pelukan? Atau mereka bertiga berengkongkol untuk memusuhi dirinya?

"Maaf sayang, tidurlah.." ucap Jeno sambil mengelus rambut Jaemin yang terlihat lebih panjang dari dulu.

Jeno kembali berhadapan dengan perut buncit Jaemin.

"Kalian bersengkongkol ya untuk memusuhi papa? Maaf ya papa.. jangan marah pada papa.. papa jadi sedih"

"Maaf ya kalian, papa tidak bermaksud menolak permintaan kalian, hanya saja kerjaan ini menarik papa mu! Ayo marah pada berkas itu!"

Jeno berbisik-bisik pada perut buncit Jaemin. Tanpa tahu si pemilik perut buncit itu belum tidur.

"Maaf ya sayang.. papa jahat sekali pada kalian, tidur ya nak? sudah sangat larut, jangan menyakiti papi mu ya? Anak pintar~"

Jeno mengelus perut Jaemin dengan pelan dan halus. Membuat yang tadinya perut itu bergerak gerak dari dalam, kini lebih damai dari yang tadi.

Jeno kembali membentangkan dirinya dan memasukkan Jaemin dalam dekapannya. Memeluk badan si manis dengan lembut. Kehangatan ini yang Jaemin inginkan bukan?

"Maaf ya sayang, aku tidak bermaksud menolak mu. Pekerjaan yang menyesatkan itu menarik ku terus. Maaf ya, tidurlah dengan nyenyak, aku tidak akan melepaskan pelukan ini sampai pagi"

Jeno kembali mengelus surai Jaemin. Hingga Jeno merasakan bahwa bajunya basah, dan ternyata.

Hiks hiks hiks

Jeno membelalakan matanya. Jaemin mimpi buruk?

"Astaga pasti kau mimpi buruk ya? Jangan nangis ya.. Jeno mu disini memelukmu sayang"

Jeno mengusap pelan punggung Jaemin hingga tangisan itu hilang dan mereka berdua tertidur dan saling bertukar mimpi

***

Jeno bangun lebih awal. Dia memasak sarapan dan mandi, setelah itu dia kembali ke kamar dan memeluk istrinya yang masih tertidur lelap.

"Aku harus membahagiakannya hari ini! Ayo Nana, kamu mau apaa? Pelukan? Ini aku berikan pelukan paling hangat untuk mu" gumam Jeno.

Jeno terkekeh sendiri hingga si manis terbangun.

"Eungg"

"Hey cantik, sudah bangun? Astaga cantik sekali istriku"

Cup! Cup! Cup!

Jeno mencium seluruh wajah si manis hingga si manis meringkis.

"Jenooo!"

Jeno tertawa akan jawaban yang didapatnya.

"Ayo sarapan, mau sarapan dulu atau peluk-peluk dulu?"

Jaemin terlihat diam beberapa detik dan menjawab.

"Peluk dulu. Cuddle!"

Jaemin menyembunyikan wajahnya didada bidang Jeno.

Jeno tak bisa menahan tawanya. Sudah lama ternyata tidak bermanja-manja seperti ini.

"Baiklah ratu"

-TBC-

MAMAM NOH UWU UWU. AKU PUN NGETIKNYA AGAK IRI.

Woyyyy tidur sana!! Udh dapet asupan uwu" tuh wkwkkwkw

Btw mau tau dong, kalian bisa tau book ini dari mana?🤔🤔🤔