2

5.5K 575 8
                                    

-Selamat Membaca-
Jangan lupa vote dan komen










Jaemin membuka matanya, kenapa.. tempatnya mewah begini? Kenapa ada mainan bayi diatasnya?

Jaemin mencoba menggerakkan badannya, tapi aneh sekali. Rasanya sangat berat hanya sekedar mengangkat tangannya.

Melirik sedikit keadaan badannya, betapa terkejutnya dia! Tangan yang menggemuk tetapi sangat kecil, dia bahkan tak bisa melihat keadaan kakinya sekarang.

AAAYAAAAHHHHH

"Oeeeee!"

Tunggu! Barusan dia memanggil ayahnya, kenapa jadi suara bayi?!

Tangisan bayi itu membuat beberapa perawat datang lalu menggendongnya.

"Oeeeee!!"

"Aduhh pangeran jangan menangis, kau kenapa?" Tanya perawat yang menggendongnya.

Salah satu perawat lainnya mengambil mainan yang tergeletak di kasur, dan memberikannya pada Jaemin.

"AKU DIMANA?! JENO DIMANA?!"

Jaemin yang menjadi bayi ini menangis tanpa sebab. Itu membuat seseorang yang dikiranya memiliki pangkat lebih tinggi itu mendatangi ruangan ini.

"Astaga anakku sayang, kenapa menangis?" Suara lembut keluar dari bibir tipis Ratu itu. Tangisan itu mereda ketika Jaemin berada di pelukan Ratu itu.

"IBUU?! IBUU INI AKU NANA!!"

"Ablablapa~"

"Astaga dia langsung diam berada dipelukan yang mulia Ratu. Lucunya.."

Ucapan salah satu perawat itu membuat sang ratu tersenyum manis.

"Pangeranku jangan menangis lagi ya?" Ucap ratu itu sambil memainkan jarinya ditangan Jaemin.

Tangan Jaemin reflek memegang jari itu tanpa dia gerakkan. Gila! Ini mimpi?!

'TUNGGU. Pangeran katanya! Aku pangeran?! Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?!'

"Abababababaa~"

"Yang mulia, kenapa anakmu ini manis sekalii, astaga menggemaskann" salah satu perawat lainnya memuji Jaemin yang daritadi bermain digendongan Sang Ratu.

Ratu itu hanya tersenyum simpul, lalu pergi sambil membawa Jaemin digendongannya.

'Aku ingin sekali teriak! Ibuu huhu~ Jeno~ aku dimanaa?! Ibuku tercinta Winwin, tolonglahh mengerti maksud yang ku bilaaang!!'

Jaemin berteriak didalam hatinya. Entah kemana dia akan dibawa Ratu yang sangat mirip dengan ibunya itu.

"Winwin? Kenapa kemari? Kenapa Jaemin dibawa kemari?"

'Kan benar! Ini ibuku versi kerajaan? Wah anggun sekali. Tapi tunggu, kenapa disebrang sana suaranya mirip ayah?'

"Apapapa~"

"Astaga dia sudah mulai berbicara hahaha" puji Raja itu.

"Iya, tadi dia menangis karena ditinggal. Para perawat tidak ada yg bisa menenangkannya, karena kebetulan aku lewat untuk menengoknya, jadi aku bawa saja sekalian" jelasnya Winwin panjang lebar.

"Oh, kau mengundang Ratu Taeyong?" Tanya Yuta.

"Iya, aku mengundangnya untuk minum teh" ucapnya.

"Sepertinya dia sudah datang, tadi aku mendengar teriakan anaknya yang menangis" jelas Yuta dan diangguki Winwin.

"Baiklah, aku pergi dulu." Ratu itu memberi salam lalu pergi meninggalkan Rajanya disana.

Jaemin daritadi hanya diam, tadi mulutnya selalu berkata 'oeoeoeoe' cara bicara bayi tanpa dia mau.

Mata Jaemin mengelilingi setiap sudut ruangan yang dia lewati, begitu banyak ruangan disini. Tapi dia mengingat sesuatu.

'Taeyong? Paman Taeyong?'

'Ibu JENO! JENO PASTI DISANA!'

Bruk!

Suara tabrakan itu terdengar nyaring sekali.

"Astaga pangeran Mark, kau baik-baik saja?"

Mendengar kata 'Mark' hilang sudah niatnya bertemu Jeno disini.

"Ah maaf bibi!" Mark membungkukkan badannya tanda minta maaf.

Jaemin tidak dapat melihat Mark kecil dibawah sana. Tapi dia penasaran juga wajah lelaki yang bernotable kekasih temannya yang kutu buku itu saat masih kecil.

"Jaemin! Mau lihat Jaemin!" Suara nyaring Mark membuat Taeyong yang sedang berdiri didekat Jendela sambil menggendong bayi itu mendekat.

"Winwin! Apakabar mu?" Taeyong tersenyum.

"Mommy! Mau lihat Jaemin!!" Anak lelaki yang hanya setinggi 75 cm itu memekik meminta untuk melihat bayi yang digendong Winwin.

"Astaga Mark, jangan begitu!"

"Tak apa, ayo duduk" ajaknya Winwin.

👶🏻🐰

'Mark hyung sialan! Berhenti memegang pipiku!!'

"Aaabaaa!!"

"Mark berhenti, lihat Jaemin tak suka" ucapan Taeyong membuat Mark berhenti melakukan kegiatannya. Sedangkan Winwin hanya tertawa kecil.

"Jeno ya? Sudah cukup besar ternyata" puji Winwin.

'Jeno? JENO!!!'

'OKE! ayo pikirkan cara agar bisa melihat Jeno'

"Enoobaba"

Winwin seperti mengerti maksud anaknya, dia menduduki Jaemin dipangkuannya. Kini Jaemin bisa menatap puas Jeno yang rupanya tertidur lelap dipangkuan Taeyong.

"Astaga! Jaemin sudah bisa bicara?" Taeyong sedikit kaget saat mendengar ucapan Jaemin.

'Dari dulu paman!! Biarkan aku memeluk Jeno!'

'Tapi dia tertidur.. tak apa! Melihatnya didunia aneh ini sudah membuatku lega'

"Haha, iya dia sudah bicara sedikit. Sepertinya Jaemin suka dengan Jeno"

Tawa 2 orang itu pecah, tak sengaja membuat Jeno terbangun.

"Mommy"

'Jeno!! Lihat aku disinii!!'






-TBC-

Hello gaisss wkwk
Tengkyu udh mau baca cerita yang agak gaje ini, jangan lupa vote dan komen yaa. Sampai jumpa di chap selanjutnyaa^^

7 days of being a Prince [NOMIN] on revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang