----"Lex lu dimana? Gak berangkat?" Tanya Karma dari seberang telfon.
"Ciee nyariin nih, baru juga kemaren ketemu di sekolah udah kangen lu" goda Alex.
"Lu belum jawab pertanyaan gue!"
"Iyaa iya, ku bolos mau rebahan sambil nonton di rumah" jawab Alex santai.
"Dih nih bocah"
Titt
Panggilan diputus oleh Karma begitu saja tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Dih njir main putus aja- eh matiin maksudnya" Alex meletakkan handphonenya lalu pergi keluar untuk menemui ayahnya di lantai bawah.
"Pa, lagi ngapain?" Tanya Alex melihat ayahnya mengotak-atik rak hiasan tempat pot bunga kecil yang menempel di dinding.
"Mau ke ruang bawah tanah" Ayah Alex menoleh sesaat lalu ia menekan pot kecil itu dan terbuka sebuah pintu, bukan pintu tapi lebih terlihat seperti lift.
"Aku mau ikut!" Alex berlari kecil mendekat.
"....?"
Ayah Alex diam sesaat lalu mengangguk memperbolehkan.
Mereka berdua masuk ke dalam lift dengan dinding transparan itu. Terlihat menakutkan.
Ayah Alex menekan tombol satu-satunya di lift , lalu lift mulai bergerak ke bawah. Walaupun disebut ruang bawah tanah tapi keadaannya lebih bersih dari ruang bawah tanah yang Alex lihat.
"Ah mereka preman yang menggangguku saat ke Kyoto!"
Kata Alex melihat sekumpulan preman yang dikurung dalam ruangan transparan, namun orang dari luar bisa melihat dan mendengar mereka tapi orang yang didalam tidak bisa melihat dan mendengar orang yang di luar. Mereka tidak ditempatkan dalam satu ruangan, tapi dipisah satu-satu.
"Ya, Papa belum menyentuh mereka"
"Well papa bisa lakuin apa aja ke mereka, aku udah gak mood buat ngurusin mereka" jawab Alex lalu melanjutkan tour ruang bawah tanahnya.
"Pa.. kenapa cuma mereka berdua yang diikat sampe segitunya , darah mereka juga kayak banyak yang udah kering banget" Alex menoleh pada Ayahnya menginginkan sebuah jawaban, tapi yang ia dapat adalah wajah bingung yang di buat ayahnya.
"Kenapa ekspresinya kaya gitu?!!" Alex kembali menoleh ke arah dua preman tadi dengan sedikit panik.
"Njirr, aku kenal mereka tah????!!"
"Salah ngomong nih" Alex sedikit membulatkan matanya lalu kembali melihat-lihat dengan canggung, berharap Ayahnya tidak mencurigai apapun.
Drtttt Drttt
Ayah Alex merasakan getaran dari saku celananya, Ia mengambil Handphonenya lalu mengangkat panggilan suara dari Mark .
"Tuan beberapa teman nona datang kemari sekarang ada di lantai bawah"
(Karma waktu telfon tuh udah waktunya dia pulang sekolah dan Alex tuh sebenernya ngebo dari tadi)
"Ya tunggu sebentar" Ayah Alex memutuskan panggilan dari Mark lalu kembali memasukkan handphone nya di saku celananya.
"Alex ada teman mu datang, lebih baik kamu pakai lift di belakang sana, langsung ke kamarmu dulu"
Alex mengangguk tau maksud ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-The Main Characther- || Karma x Reader ||
AbenteuerErvianna gadis cilik blasteran Indonesia-AS yang terkenal pintar di kalangannya, Saat berkunjung ke AS malang sekali ia diculik dan dijual oleh seseorang itu. Dibeli oleh mafia gabut, dilatih untuk menjadi pembunuh handal. Lalu di umurnya tepat 19...