(GxG) Vernanda bukanlah lesbian. Namun secara tidak terduga siswi yang sering kali ia bully di sekolah, Aden, menaruh hati padanya karena Vernanda tidak sengaja membela Aden setelah pensiun dini dari geng the bully. Kesialan bagi orang yang pernah m...
'Exodus' adalah nama dari kelompok mafia yang paling disegani bahkan oleh polisi dan tentara karena kabarnya mereka memiliki bom yang mampu meledakkan satu pulau. Aktivitas mereka antara lain: perdagangan obat terlarang dan barang ilegal, prostitusi, money laundering, pemerasan, lintah darat, penipuan, pembunuhan, perampokan serta penculikan. Anggota yang memiliki jabatan penting rata-rata berusia 40-60, sementara pasukan terendah meliputi anak ABG yang bergabung hanya untuk 'gengsi' di sekolah. Mereka merekrut anggota dengan sangat ketat dan strict namun tak akan merekrut perempuan. Perempuan yang bisa masuk ke 'sarang' mereka hanya istri dari anggota terpercaya, budak dan kupu-kupu malam.
Tapi bagi Aden, dirinya adalah penyatuan dari kriteria itu. Karena sejak kecil tumbuh bersama para pria, ia terbiasa berpakaian layaknya laki-laki dan tidak pernah aware dengan penampilannya yang terlihat selalu berantakan. Setiap hari kerja (jika tidak ada misi), dia hanya diam di belakang 'tuannya' yang duduk di sofa bersama para wanita penghibur. Tidak ada yang memperhatikan dia bahkan tidak tau dia juga ada di sana. Tapi di pikirannya sudah tertanam bahwa dirinya hanyalah budak, dan budak harus bersedia melakukan apapun tanpa dibayar, tanpa penghargaan dan tak pedul nyawa.
Seorang mafia senior lain mendekati Gera lalu menepuk lengannya, " Ger, dipanggil, ada misi- " Perkataannya terhenti melihat Aden bersiaga dengan mengeluarkan pisau. Tapi itu hampir saja karena Gera lebih dulu mengarahkan telapak tangan. " Wah, budak mu seperti ksatria. Punya ku terlihat manja, mereka tidak pernah 'puas' apalagi ketika sedang di ranjang. " Katanya sambil melihat dari dekat Aden yang kembali mematung. " Aku jadi paham kenapa kau tidak pernah mau menerima budak yang lain. Bahkan menolak perempuan yang mau menikahi mu padahal kau sudah umur 47. Ada apa? "
Gera kesal, ia pergi sambil menarik tangan budaknya, " Bukan urusan mu! " Keduanya yang masih berpegangan menghadap bos mereka. " Anda memanggil saya? " Tanya dia sambil mereka membungkuk hormat.
" Hm. Ada permintaan pembunuhan, dari seorang pengusaha untuk anggotanya yang melakukan korupsi. Dikatakan si pemesan tidak tega membalas dendam, maka dari itu dia meminta kita yang melakukannya. " Jelas pak bos lalu menarik dalam rokoknya. " Dia membayar dengan harga yang lebih, jadi kau harus bunuh sebrutal mungkin. Tapi itu tidak sulit bagi 'peliharaan' mu. "
◆●◆
Maka keduanya berangkat dengan mobil mewah yang disetir oleh seorang anggota kelas rendah. Di dalam mobil yang hanya dinaiki oleh Gera (sebagai kepala divisi) dan Aden, mereka duduk bersebelahan. " Pagi nanti hari pertama mu masuk kelas XII ya, sayang? " Aden memandang 'tuannya' dengan tatapan mata yang terlihat seperti orang sakit itu. " Kamu adalah perempuan yang paling saya sayangi, kamu tidak boleh berpaling! Ini perintah. " Tegas dia dengan kalimat serupa yang hampir diulang setiap hari. Dia mengangkat dagu Aden agar dapat mencium bibir mungilnya. " Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh mu, tapi sekarang bukan saat tepat untuk 'itu'. "
Hampir setengah jam berlalu, akhirnya tim divisi Gera sampai di sebuah desa yang pinggir jalan gangnya terbentang sawah.
" Hei, coba lihat ke dalam. " Perintah Gera. Aden menutup mata sejenak, saat kembali dibuka warna matanya berubah menyala seketika ia bisa menerawang seluk-beluk bahkan isi dari setiap rumah di sana dan orang di dalamnya tanpa harus mendekat. " Ini, bunuh siapa saja yang ada di dekatnya. " Pria itu memberi sebuah kapak pohon. Setelah menemukan lokasi target, Gera memimpin pasukannya menuju rumah tersebut sementara Aden, seperti biasanya membuka lebih dulu supaya target tidak menimbulkan keributan saat Gera datang.
Aden melesat ke langit dengan kecepatan cahaya lantas merubah wujudnya menjadi kelelawar (dia juga bisa berubah menjadi ular, anjing, gagak, tikus, dll yang berwarna hitam) supaya bisa masuk melalui ventilasi. Ketika sudah di dalam dengan kapak besar, ia menghunuskan benda itu ke leher istri target lantas mati tanpa sempat bergerak.
" Hah? Ma? " Pria itu bingung lalu melihat Aden yang hanya diam sembari menatap dingin. Blazer dan pipinya terdapat noda cipratan darah. Ia terkejut melihat gelang menyerupai arloji di tangan kiri Aden. " Exodus!? A-apa yang kau lakukan di sini? Aku tidak punya apa-apa... li-lihat! A-aku hanya orang miskin, aku sudah kehabisan uang demi membawa bayi kami ke rumah sakit. Tapi jika kau biarkan kami hidup, aku berjanji akan menyerahkan anak ku sebagai pembantu kalian. " Tapi, hal yang paling buruk di dunia ini adalah bertemu seseorang yang 'tidak memiliki perasaan'.
Lalu suara bayi menangis terdengar.
" Dengar! Tidakkah kamu iba? Aku masih punya anak bayi, sedang sakit lagi. Jika aku mati dia akan sendirian selamanya karena tidak akan ada yang mengurusnya, benar? Kamu juga merasa kasihan, bukan? " Pria itu memohon dengan nada gemetar. Aden tetap diam, lagipula dia juga seorang yang bahkan tidak pernah melihat orangtuanya. Malahan perempuan itu mengangkat tinggi kapaknya, siap membelah kepala pria itu.
' Jangan lakukan, Aden! Kasihani dia! '
Suara misterius terdengar sehingga Aden tersentak dan menurunkan tangannya. Ia melihat sekeliling, tidak ada siapun selain mereka berdua. Saat tengah berpaling, ia terkejut melihat bayangannya pada kaca dalam kamar itu: fisiknya terlihat seperti dirinya sekarang hanya saja gaya rambut dan wajahnya terlihat seperti 'orang baik'.
' Kamu bukanlah orang jahat, Aden! Larilah selagi ada waktu! Aku tau kamu tidak takut pada 'tuan' mu, kamu hanya tidak percaya diri! Ayo, Aden! ' Bayangannya mendesak.
" DIAM! " Aden meninju kaca sekerasnya. Pria yang hendak dibunuh itu bingung, ia melihat kaca dan Aden beberapa kali lalu berusaha kabur dari kamar. Segera Aden berpaling sambil mengarahkan kapak itu pada korbannya. " AKUPUN TIDAK INGIN MELAKUKAN INI!!! " Dia berteriak marah.
Sebelum itu terjadi, Gera mendahului dia. Ia meletuskan tembakan beberapa kali hingga kepala korban itu hancur. " Aden... apa yang menahan mu untuk tidak segera membunuh dia? " Gera menatap tajam, " Apakah kau 'melakukan sesuatu' yang tak ku perintahkan? Aku adalah 'tuan' mu, apa yang ku katakan suka tidak-suka harus kau lakukan!!! Saya melarangan mu berbicara dengan orang asing, kan? Hmhp! Budak yang bebal harus dihukum! " Tambahnya.
" Bos, tenangkan diri Anda. Ayo kita pergi. "
Tapi pimpinan mereka tidak mendengar, ia melepaskan tali pinggangnya dan melipat dua benda dari kulit ular itu. " Menghadap tembok! " Perintahnya dengan membentak. Baru saja Aden berpaling, pria itu langsung memecut dia di punggung dengan kekuatan yang besar sehingga suara seperti petasan menggema di kamar itu. " JANGAN PERNAH BICARA PADA ORANG LAIN SELAIN SAYA!!! " Ia melayangkan cambukan terakhir yang jauh lebih keras sehingga mafia lain gugup.
Tapi bagi Aden itu adalah hal maklum bagi 'budak'. Setelah itu mereka menguliti dan mengambil organ-organ penting dari bayi tersebut, lalu pergi tanpa ada rasa kasihan.
Intermezzo dikit ya. Kamu mungkin tau di Arab dan Somalia 'Aden' adalah nama untuk laki-laki. Tapi nama 'Aden' yang ini terinspirasi dari Ibu Kota Yemen. Alasan pemilihan karena kedengaran keren aja:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jadi, nama 'Aden' di cerita ini bisa dibaca 'Ai-din, Ei-den, A(h)din, Idein' atau 'Adin'.Bukannya Aden dari Romania? Dia punya nama asli, tapi gak dipake sejak diadopsi.