'Cinta' tidak selamanya baik. Di satu sisi itu membuat seseorang bahagia, sementara di sisi lain ada kewarasan yang hancur. Aden Sylvia merasakan keduanya, ia menyadari memiliki perasaan khusus pada Vernanda sementara Gerald (majikan Aden di mafia) cinta mati pada dirinya. Walaupun itu atas dasar nafsu, Aden harus menerima karena dia tau dirinya hanyalah pesuruh. Namun, jika Gera tau tentang rahasia perasaannya maka dia pasti akan dalam masalah besar. Rasa cinta pada Vernanda kian mendalam, perlahan mengganggu gadis Sunda-Jepang itu. Aden tidak mampu mengerti sebab ini kali pertama ia jatuh cinta pada seseorang. Dia tak tau perbedaan dari cinta dan nafsu.
" Ampun deh! Apa yang lo ingin dari gue? " Desak Vernanda. Dia berkeringat setelah berlarian jauh menghindari sebangkunya. " Dengar ya! Gua baik-baik aja sebelum lo mulai sok akrab! Itu sangat mengganggu! Berteman? Wajah lo bahkan terlihat datar saat mengatakannya! Bagaimana gua bisa percaya!? Gua tidak mau akrab dengan lo! Gak bakalan! " Dia segera berlari ke kelas.
Aden hanya diam dalam posisi yang sama tapi itu benar-benar menakuti Vernanda.
Malamnya, atap sarang Exodus
(Anggap mereka pake bahasa Rumania)
" Hoho, tidak biasanya kamu mau memulai pembicaraan, Ioanna(?). Sepertinya penting. " Kata wanita yang juga seorang vampir. Ia duduk di pembatas dengan wujud kucing.
" Aku ingin pendapat mu, Fisseha, ini untuk 'Aden'. You know, akhir-akhir ini dia terlihat lebih bahagia. Ini tak pernah terjadi, karena biasanya dia selalu diliputi oleh kemarahan dan kebencian. Anyway, menurut mu apakah menyukai sesama wanita itu wajar? Karena 'Aden' sedang tertarik pada siswi sekelasnya yang juga seorang wanita dan dia manusia. "
" Oh ya? Itu bagus! Sebuah kesempatan baik. Pendahulu ku pernah berkata : ketika kamu merasa tenang di dekat seseorang kau pasti sedang jatuh cinta. Jadi menurut ku wajar. Biarkan saja, asal 'Aden' tenang. 'Ketika dia lengah disana kamu mengambil tubuh ini'. "
" Bagaimana cara ku menyampaikan hal itu dengan benar pada 'Aden'? 'Ia tak dilahirkan memiliki sisi lemah lembut, dia memang ada untuk bersifat sadistik'. Aku kasihan dengan 'teman sekelasnya itu', dia dapat masalah. "
Wajah Fisseha berubah serius, " Ioanna(?), jika kau tanya aku, aku akan menyarankan untuk membiarkan 'Aden' merasakan cinta bahkan jika itu sesama gendernya. Dia akan belajar satu hal: dia juga memiliki hati. "
" Kau benar! Tapi pertama-tama aku harus memberitahu Aden caranya menjadi wanita yang menarik dan disukai : ya, dimulai dari penampilan! Tapi apa mungkin berhasil jika orang yang disukainya juga perempuan? "
" Wait, 'Aden' perempuan atau laki-laki? "
" . . . Apa maksud mu? "
" Kamu tidak tau? "
◆●◆
Aden Sylvia bukan perempuan yang peduli bagaimana orang lain memandang dirinya. Namun untuk yang pertama dalam hampir 10 tahun menjadi anak sekolah, hari ini dia hadir berbeda: pakaiannya teratur bahkan tidak sehelai rambutpun lari dari jalurnya. Teman-teman sekelasnya termasuk Rezkia dkk melihat Aden tanpa berkedip tapi tidak dengan Vernanda, ia bahkan tak sedikitpun menurunkan buku di tangan sampai Aden menyentuh untuk mendapatkan perhatian. Vernanda melirik tajam dan segera pergi. " Berhenti mengikuti gua, risih banget tau!!! " Akhirnya ia menyadari ada yang berbeda dari sebangkunya namun Vernanda malah mencibir, " Sepertinya jadi lonte itu sibuk banget ya? Jadi lo tampangnya gini kalo- "
Lantas Aden menarik pinggang Vernanda hingga mereka mendekat. Ia mengenggam erat lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Vernanda, " Aku tidak akan marah atas apa yang kau katakan barusan. Tapi kau harus menggunakan kata 'kamu dan aku' ketika berbicara dengan ku. Aku memaksa sebab kamu telah melukai hati ku lagi, Vernanda. 'Kamu memulai ini lebih dulu*' maka aku tak bisa melepaskan mu dengan mudah. " Dia menarik tangan perlahan, jari-jarinya dengan sensual membelai lengan hingga bahu Vernanda. Lalu hendak masuk kelas.
Tidak mau kalah, Vernanda membalasnya dengan menarik kasar kerah baju Aden, " APA MAKSUD LO MERINTAH GUA, HAH!? Lo pikir gua takut sama lo!!! Oke, gua akui 'gua yang mulai ini lebih dulu', gua mohon maaf. Sekarang plis tolong jangan dekatin gua terus! Gua bakal beliin lo apa aja deh. "
" Tidak mungkin, di surat itu jelas berkata kau 'ingin jadi teman ku'. Apa karena aku belum memberikannya kembali pada mu? Ya, aku akan 'mengembalikannya' besok. "
Vernanda heran. " LO INI BICARA APA!? "
" Kamu lupa secepat itu? Surat yang kamu berikan pada ku hari Jumat minggu lalu! "
" Berhenti membual, lo gak punya malu!? "
Aden menggeleng tak percaya, " Jadi benar semua ini akal-akalan kamu dan Rezkia? " Akhirnya dia menunjukkan ekspresi lain: kekecewaan. " Kenapa, Ver!? KENAPA!? "
" Maksudnya apa sih? 'Akal-akalan' apa? "
" KAU DIAM SAJA!!! " Aden merentangkan tangan, lantas Vernanda terpental jauh. Ia segera ke toilet membawa rasa malu dan mata yang sembab. Akhirnya ia menangis, ini adalah yang ketiga selama dia hidup. " INI TIDAK MUNGKIN TERJADI! DIA CUMA LUPA, BUKAN, IOANNA!? " Aden meraung.
' T-tenang, Aden, aku kira dia memang lupa. Jangan menangis, aku... ah, maaf, aku pikir cara ini akan berhasil. Padahal aku tau aku juga gak berpengalaman dengan hubungan cinta seperti ini. Please, jangan menyerah! '
" Kenapa semua jadi begini? Saat akhirnya aku memiliki alasan datang ke sekolah, ini terjadi! Kenapa aku harus mengalami ini!? Kenapa hanya aku yang merasakannya? Apakah Vernanda sudah bosan pada ku? "
' Maafkan aku, Aden, aku tidak menduga kau benar-benar menyukai teman mu, Vernanda. Ternyata menjadi diri sendiri memang yang paling benar, aku salah memaksa mu datang ke sekolah dengan keadaan seperti ini. Kamu bahkan sampai berkelahi dengan 'tuan' mu. '
" Kamu benar, Ioanna, aku mencintai dia. Dia baik dan perhatian pada ku, sekarang tolong biarkan aku sendiri yang berusaha meraih perhatian Vernanda dengan cara ku sendiri. Aku akan lakukan apapun, tak ada yang bisa menghalangi ku bahkan jika itu keluarganya dan Gerald. " Aden melihat telapak tangan maka sebuah pisau sangkur muncul, " Sebelum itu aku harus 'menutup mulut' beberapa orang di sekitarnya untuk menghindari penganggu. " Dia tertawa.
' Jangan Aden! Vernanda tidak akan suka! '
" Tidak mungkin, soalnya... aku memaksa. " Aden tersenyum namun matanya kosong. " Oh benar, ada satu lagi 'pengganggu' yang lupa aku sebutkan. " Ia memecahkan kaca besar di atas wastafel, ' ...KAMU! IOANNA! " Sial, di balik tawa tersebut terdapat jiwa seorang pembunuh dan hati yang hancur. " Aku cuma 'ingin berteman', Vernanda, dan aku hanya ingin kamu hidup atau mati. "
Mampukah Vernanda Zaffrendra bertahan dalam kegilaan yang akan disusun Aden?
Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi ketika seseorang berurusan dengan mafia.
+++----------------------------------------------+++
Selain Aden dan si Ioanna, masih ada '5 orang lain' tapi tidak banyak dialog dan namanya tidak disebutkan. Misal di bab 7 saat Allant & Aden di UKS. Baru sadar? Anggap hint untuk selanjutnya, soalnya goal cerita ini adalah 'membingungkan' dan mengurangi catatan seperti ini baik.
* Catatan :
'Kamu memulai ini lebih dulu' : maksud Aden itu mulai mencintai / nyantai cinta duluan. Tapi Vernanda pikir maksudnya memulai perselisihan gara-gara bullying. dia gak tau dan gak kepikiran Aden suka sama dia, btw. Dasar bocil tydac peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
'NOT STRAİGHT' CLASSMATE (GxG)
Chick-Lit(GxG) Vernanda bukanlah lesbian. Namun secara tidak terduga siswi yang sering kali ia bully di sekolah, Aden, menaruh hati padanya karena Vernanda tidak sengaja membela Aden setelah pensiun dini dari geng the bully. Kesialan bagi orang yang pernah m...