2 | Sekolah Adalah Neraka

1.2K 89 3
                                    

Senin, selepas upacara.

Dia adalah salah satu siswi populer, cerdas dan paling terkenal di Forthsast. Namanya Vernanda Hiashi Zaffrendra, wanita Sunda campur Jepang dari XII IPA Akselerasi aka siswi Unggulan. Dia ibaratkan versi wanita dari karakter novel remaja yang biasanya dideskripsikan sebagai yang paling tinggi, tampan, pintar, berbadan bagus dan kaya. Vernanda memiliki semua, ia memegang erat poin-poin yang menjadikannya siswi berkelas dan populer di sekolah. Dia anak yang multitalent dalam berbagai bidang : sport, suaranya indah, menggambar, main alat musik modern dan softskill yang baik.

Sangat disayangkan dia jatuh ke dalam pergaulan yang salah. Setelah bersahabat dengan Rezkia Gardensen, Vernanda-pun perlahan menjadi seorang perokok, suka bicara kasar, tukang mem-bully dan jahil. Hanya saja dia dapat menahan diri tidak berhubungan seksual di usia dini seperti Rezkia dan kebanyakan teman-temannya. Juga, Vernanda adalah siswi yang paling bersahabat dari teman-teman the bullys. Di hari pertama ajaran baru ini, lagi-lagi adik kelas hanya menghampiri Vernanda di lapangan untuk memberikan oleh-oleh dari tempat mereka liburan. Dia langsung dikerumuni padahal upacara baru selesai.

" Kak Vernanda, libur semester ke mana? Kakak bakal daftar kuliah di univ mana? " Tanya adik kelas, padahal rata-rata dari mereka juga seumuran dengan Vernanda.

" Ke Garut. " Jawab Vernanda, dia tertawa. " Biasa, jenguk ibu abah gue. Sehari saja, soalnya tugas anak Aksel banyak banget. ITB, jurusan Arsitektur... kali. " Di tengah ramai Vernanda dan fans-nya mengobrol, seorang anggota bully's sekaligus sahabat sejak SMP, Thalita Putri, memanggilnya ke depan kelas dengan terburu. " Apaan lo? "

Di depan pintu Rezkia dan Putri bersiap. Mereka senyum tak karuan, " Selamat ya. " Sambut Rezkia sambil menunjukkan print denah kelas. Begitu Vernanda mendapati namanya, dia terkejut. " Sebangkuan sama si lonte! " Ia dan teman-temannya tertawa di depan Vernanda yang terbelalak kaget. " Kata wali karena kalian tingginya sama. Alasan klasik, bilang aja supaya berteman dengan kita. Hell, percuma, gak bakalan. "

" Yah... mampus... kenapa harus gue? Kan anak cowok pasti yang lebih tinggi, anjir! " Bisik Vernanda dengan nada keheranan. " Kenapa, guru sial!? " Ia menendang pintu kelas sambil berteriak marah. Tapi bagi teman-temannya hal itu adalah lawakan. " Masa gue duduk sama si lonte itu, lihat aja bajunya selalu kacau dan urakan kayak... isssh! Kayak habis kubangan! " Vernanda mencibir sambil mereka merinding jijik. " Udah selalu kotor, tukang terlambat lagi. Hari ini aja terlambat. " Mereka tertawa.

Satu jam setelah upacara berakhir, Aden Sylvia muncul di kelas dengan peluh dan tatapan kosong. Dia melirik tajam Rezkia dan teman-teman geng yang nongkrong di sekitar kursi Vernanda yang mana ada di sebelah. Saat dia mulai mendekati kursi miliknya seluruh siswi yang ada di sana sengaja diam walaupun menahan tawa. " Pagi, Sylvia, kenapa sih terlambat terus? " Sapa seseorang. Seperti biasa Aden tak menjawab bahkan menoleh sedikitpun. " Semalam banyak 'orderan'? Berapa sih harga sewa lo sejam? Gue booking dong. "

" Jangan, dia suka ganti-ganti pasangan! "

" Hahaha, seriusan lo? Jangan lah, besok dia terlambat lagi gara-gara 'muasin' lo. "

" Buat dijadiin babu gue, njer! Emang gue cewek apaan!!! " Jawab seseorang itu, dia tersipu, siswi di sekitar Vernanda tertawa. " Eh Sylvia, lo liburan semester kemana? "

" Ke empang. " Gumam Vernanda. Ia yang sedari sibuk membaca novel di tangannya malah tertawa bersama teman-temannya.

" Njir, nyeleneh banget kata-kata lo! Tapi cocok banget, lihat aja pakaiannya kotor begitu. Sylvia lo ke sekolah mandi gak? "

" Ya iya mandi lah, mandi keringat bareng om-om. " Sindir Rezkia. Kali ini siswi-siswi tertawa lebih keras sampai Aden beranjak dari kursinya. " Mau nangis ya? Pergi sana, lonte sialan! Lo merusak pemandangan! "

Aden pergi walau tidak tau harus kemana. Ia melirik kaca dari koridor kelas dengan ekor mata, menatap bayangannya sendiri. Ketika bayangannya melewati Vernanda, refleksi itu berubah menjadi Ioana. ' Mau ke mana kamu? Apakah kamu sudah muak dengan mereka? Penderitaan kamu sudah terlalu berat, Aden, bersantailah di balkon itu sejenak. ' Kata Ioana dengan khawatir sambil menunjuk. Aden terdiam sejenak ntah bingung atau curiga, tidak ada yang tau. Ia mengikuti kata-kata 'orang dalam bayangan itu'. Baru saja Aden menyentuh pagar pembatas, sekolah seperti terserap ke tanah dan dia ikut tertarik ke dalam. " Aaah! AAAAAH!!! " Aden berteriak takut. Kemampuan terbangnya bahkan hilang. ' Tolong!!! ' Seru Ioana di dalam hati Aden.

Kemudian...

" DASAR TOLOL!!! " Bentak seseorang dari kelas, sangat tak terduga orang itu adalah Vernanda. Ia menahan tangan Aden yang tubuhnya sudah keluar dari pagar balkon, " GGGHHHK!!! NAIK!!! " Teriaknya karena tak kuat lagi menahan bobot tubuh Aden. " Apa yang lo lakukan, lonte!? Bunuh diri!? "

Aden bahkan tidak sadar apa yang terjadi. Sementara siswa-siswi di lapangan tegang, beberapa berteriak membatalkan niatnya.

Vampir itu melihat Vernanda keheranan. " K-kaki ku m-mati rasa. Biarkan saja aku, tidak apa-apa. Terima kasih banyak, Ver. "

" Stop talking!!! Gue bilang naik! " Tambah Vernanda kesal. Kemudian siswa di sekitar turut membantu Aden naik lalu membawa siswi itu ke UKS. " Hah, sembarangan aja. " Vernanda jatuh terduduk, ia ngos-ngosan padahal tadi berencana ke toilet. " Kenapa? Apa tadi... percobaan bunuh diri? Apa kami sudah sangat keterlaluan? Probably... yes. "

Baru saja Vernanda sadar sudah bersalah, guru memanggil ke UKS untuk dihakimi. Sementara Aden tidak mendukung ketika Vernanda dituduh mendorongnya bunuh diri karena masih syok. " Kau ini memang anak tak tau malu, Vernanda. Sudah pasti ini adalah akal-akalan kamu dan Rezkia! Kalian harusnya dikeluarkan dari sekolah ini! Apa masalah kamu padanya? Dendam tidak bisa menyainginya dan jadi ranking satu? Anak dosen bikin malu! " Cercanya.

" Terserah mau bilang saya anak apa tapi ketika saya bilang bukan kesalahan kami, saya tidak bisa menerima tuduhan Anda! Kami tidak melakukan kesalahan apapun padanya, malahan saya menyesali sudah menolongnya! " Vernanda pergi sembari memelototi Aden dengan ekor matanya. " Saya tak akan sudi peduli lagi padanya. "

Setelah Vernanda keluar, wali kelas yang sejak tadi mencuri pandang pada sekujur tubuh Aden di ranjang kembali bernafsu. Apalagi sisiwi itu terus mengerang stres sampai mengeluarkan suara nafas berat. " Haruskan kita menelepon orangtua mu? " Tanya beliau, Aden menggeleng. " ...Jadi tidak ada seorangpun yang akan kesini. Kamu main ke rumah saya malam ini ya, istri saya akan pergi ke luar kota sore ini. Jika kamu 'bersedia' saya akan memecat Rezkia dan yang lainnya. " Ia tersenyum. " Saya tau kamu akan menolak. " Pak wali kelas mengeluarkan suntik obat bius dari saku kemejanya. " Saya menyukai kamu. "

" Jangan, Pak! Saya tidak mau melakukan 'itu'! " Aden menghindar, namun kakinya masih gemetar. ' G-gawat, kamu tidak bisa menghindar! Minta bantuan, Aden, jangan malu! ' Desak Ioana. " T-tapi pada siapa? " Besit Aden, ia teringat. " ...Ve-Vernanda!? " Sialnya dia tidak sempat berbuat apa-apa. Aden berhasil dibius lantas pak wali kelas menyetubuhi sebelum ditinggal setengah telanjang usai syahwatnya puas. ' Kamu harus membunuhnya. Dia sudah keenakan mempermainkan kamu! Men are worst!!! '

Lebih parahnya lagi, guru wali menuduh Rezkia dan teman-teman geng menyuruh seseorang untuk melakukan hal bejat ini. Maka seluruh siswi aksel menerima kartu kuning berkat nafsu guru mereka sendiri.

'NOT STRAİGHT' CLASSMATE (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang