Ruangan yang di penuhi dengan bau obat-obatan juga suara monitor detak jantung yang terdengar, membuat Taehyung jengah berlama-lama berada di dalamnya. Jika bukan karena Jimin, mungkin saja detik itu juga Taehyung sudah pergi dari tempat tersebut.
Pandangan matanya tak lepas dari Jimin yang tertidur pulas dengan infus yang menempel di tangannya, juga wajah Jimin yang pucat membuat rasa iba di dalam diri Taehyung kembali muncul. Hatinya sakit saat melihat sahabatnya yang selalu tersenyum kini tengah terbaring lemah tanpa ekspresi. Terbaring lemah dan tertidur pulas tanpa tahu kapan ia akan bangun.
"Jim, kau tidak mau bangun? Apa kau tidak ingin melihat beanie yang kubeli untukmu?" Kembali Taehyung berbicara pada Jimin, padahal ia sendiri tahu Jimin pasti tidak akan menjawab perkataannya untuk saat ini. Tapi Taehyung yakin, Jimin pasti mendengar setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Taehyung-ah, ayo kita pulang." Satu tepukan di pundaknya membuat Taehyung menolehkan kepalanya kearah Namjoon, "Aku tidak mau."
"Tapi ini sudah larut, besok kau bisa kembali kesini. Aku akan minta Paman Choi untuk menemani Jimin." Lagi-lagi Namjoon kembali berucap pada Taehyung.
"Aku tidak mau!" Jawab Taehyung yang kemudian kembali memandang ke arah Jimin.
Namjoon hanya bisa menghela nafasnya kasar, Taehyung selalu mudah emosi disaat situasi seperti ini. Ia menjadi sangat sensitif untuk sementara.
Melihat Namjoon yang sepertinya gagal, membuat Seokjin memberanikan dirinya untuk membujuk Taehyung. "Taehyung-ah, kau yakin tidak mau pulang? Ingat, kau baru pulang dari Daegu, apa--"
"Hentikan, lebih baik kalian pulang saja. Percuma berapa kalipun kalian membujukku, aku tetap tidak mau pulang!" Dan kali ini, dengan beraninya Taehyung memotong ucapan Seokjin. Juga secara tidak langsung Taehyung sudah menyuruh mereka semua untuk pergi.
"Kau mengusir kami?" Yoongi yang sejak awal hanya diam saja kini mulai bersuara, untuk kali ini ia merasa benar-benar tidak diinginkan kehadirannya oleh Taehyung.
Suara dengan nada dingin yang dibuat oleh Yoongi, membuat Taehyung menatap mereka semua, "Apa kalian benar-benar menganggapku bagian dari pertemanan ini?" Sepertinya mereka tahu sekarang apa yang membuat Taehyung begitu sensitif.
Tangan Yoongi mengepal, disaat Seokjin, Namjoon, Hoseok dan juga Jungkook yang mengerti keadaan Taehyung. Yoongi Justru tidak terima saat Taehyung berkata seperti tadi. "Yak brengsek! Apa kau bilang?!"
Beruntung Jihoon, Bibi Song, Paman Choi dan juga Yuri sudah pulang lebih awal. Setidaknya tidak ada orang yang mendengar semua keributan yang terjadi.
Tidak ingin membuat rumah sakit terasa seperti medan perang, membuat Hoseok dan Seokjin menahan tubuh Yoongi. "Sudahlah Yoon, kita pulang saja ya? Biarkan Taehyung yang menjaga Jimin." Ucap Hoseok yang setidaknya membuat emosi Yoongi sedikit mereda.
Seokjin menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Hoseok, "Taehyung-ah, kami pamit pulang. Kalau kau butuh sesuatu jangan sungkan hubungi kami." Pamit Seokjin setelahnya.
"Hm." Balas Taehyung singkat. Detik selanjutnya terdengarlah suara pintu yang tertutup, menyisakan Taehyung yang menatap sendu kearah pintu tersebut.
"Hyung, maafkan aku."
---oOo---
"DASAR! WANITA TIDAK TAHU DIRI! SUDAH UNTUNG AKU MAU BERTAHAN DENGANMU DAN JUGA ANAKMU ITU!"
"HENTIKAN! AKU MUAK MENDENGAR KALIMAT ITU!"
"JADI KAU MUAK? BAIKLAH! LEBIH BAIK KITA BERPISAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine Euphoria
Teen Fiction[Stop Going On] "Untukmu, matahariku. Sampai jumpa di euforia selanjutnya." ... 미나 ©2021