Senyuman yang melebar dengan diiringi langkah kaki dan juga sebuah paper bag di tangannya kini menjadi teman Taehyung saat ia hendak pergi bertamu ke rumah sahabatnya.
Setelah pergi berlibur di Daegu selama akhir pekan kemarin, kini Taehyung kembali lagi ke Seoul. Hal pertama yang ia lakukan saat kembali ke Seoul, adalah mengunjungi kediaman sahabatnya. Dimana letak rumah itu tak jauh dari rumahnya.
Ting nong.
Ting nong.
"PARK JIMIN!! AKU DISINI!!" Teriak Taehyung seperti biasanya jikalau ia pergi bertamu kerumah Jimin.
Ting nong.
Ting nong.
"JIMIN! HEI KELUAR KAU PENDEK! AKU BAWAKAN BEANIE YANG KAU MINTA!" Teriakan pertama Taehyung tidak mendapat jawaban dari dalam, untuk yang kedua kalinya Taehyung kembali berteriak.
Namun tetap, seolah rumah tanpa penghuninya. Rumah Jimin sangat sepi, bahkan Paman Choi ataupun Bibi Song saja tidak ada yang menyahut.
"Kemana mereka semua?" Gumam Taehyung.
Ia kemudian merogoh saku celananya, mengambil ponselnya lalu menekan nomor milik Jimin.
Tersambung, nomor Jimin tersambung. Taehyung masih setia menunggu sampai telepon itu terangkat, hingga akhirnya fokusnya teralihkan tatkala melihat Ayahnya yang keluar dari dalam rumahnya dengan berlari. Mata Taehyung menyipit, alisnya terangkat sebelah saat Ayahnya berlari kearahnya.
"Ada apa Ayah? Kenapa berlari?" Taehyung mematikan panggilan telepon yang tidak di angkat oleh Jimin, ia kini beralih menatap sang Ayah.
"Ini soal Jimin."
"Jimin kenapa? Dimana dia sekarang?"
"Ayah baru saja menerima panggilan telepon dari Dokter Kang, dia bilang bahwa Jimin saat ini berada di rumah sakit, jantungnya kembali melemah."
Bagaimana Ayahnya Taehyung bisa tahu? Jawabannya adalah karena Dokter Kang adalah teman dari Ayahnya Taehyung, selain itu Dokter Kang juga merupakan dokter pribadi Jimin, dokter yang sudah belasan tahun berusaha mengobati penyakit yang di derita oleh Jimin.
Seperti disambar petir di siang hari, Taehyung sontak menjatuhkan paper bag yang ia bawa. Dengan air mata yang mulai keluar disertai dengan rasa panik yang melanda, Taehyung kembali bertanya kepada sang Ayah. "A-ayah, kau sedang tidak berbohong bukan?"
Tuan Kim memberikan gelengan kecil kepada sang anak, hal itu membuat Taehyung dengan cepat meminta kunci mobil milik Ayahnya. Tidak ada waktu lagi jika ia harus kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil miliknya.
Dan detik itu juga, Taehyung membelah jalanan Seoul hanya untuk sekedar menghampiri Jimin yang tengah terbaring lemah di rumah sakit.
"Jimin-ah, kumohon jangan sekarang..."
---oOo---
Taehyung sudah seperti pelari jarak jauh saja yang tengah berlari menyusuri setiap koridor rumah sakit, setelah mengetahui ruangan tempat Jimin dirawat, membuat Taehyung semakin di landa kepanikan.
Jimin-ah, kau masih bisa bertahan bukan? Tolong jangan biarkan langkah kakimu membawamu kehadapan Tuhan. Batin Taehyung bahkan tidak bisa diam, batinnya terus saja mengucapkan kalimat-kalimat doa untuk Jimin. Sesekali Taehyung juga berharap agar apa yang ia takutkan tidak terjadi.
Kakinya berhenti berlari saat sampai di depan ruangan Jimin yang sudah di kelilingi banyak orang, dari mulai Paman Choi, Bibi Song, Jihoon, Yuri, bahkan sahabatnya yang lain pun ikut berada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine Euphoria
Genç Kurgu[Stop Going On] "Untukmu, matahariku. Sampai jumpa di euforia selanjutnya." ... 미나 ©2021