4

535 139 10
                                    

Pencet tanda bintang di pojok bawah ya, jangan lupa! Aku jamin gratis tis tis tisssss...

Kalau mau nambahin komentar atau mau follow aku juga boleh bangettt hehe (~ ̄³ ̄)~

•  •  •

Derap langkah Luna terasa begitu berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah Luna terasa begitu berat. Koridor sekolah yang sudah sepi membuat langkah kakinya terdengar bersahutan dengan langkah kaki Bu Amel, wali kelas 12 IPS 3. Syifa yang tadinya janji ingin menemaninya itu tiba-tiba menghilang dengan alasan urusan uang kas.

"Nah, ini kelas kamu, Luna," ucap Bu Amel. Luna mengangguk ragu. Entah mengapa ia rasanya ingin pindah kelas saja mengingat dulunya Gilang juga berada dikelas ini.

Perasaan deg-degan juga turut hadir dalam diri Luna. Ia membayangkan jika dikelas nanti dirinya akan dapat merasakan kejahilan dari sosok seorang Gilang. Menyaksikan secara langsung aksi kejar-kejaran Gilang dengan Syifa yang selalu cewek itu ceritakan hanya karena Gilang tidak membayar uang kas. Dan, menatap ketampanan Gilang dari dekat.

Entahlah, rasanya seperti gugup saat ingin menemui Sang pujaan hati. Hanya saja, sosok pujaan hatinya ini, belum pernah ia lihat, belum pernah ia temui, dan belum pernah ia kenal.

Benarkah ia sudah mulai jatuh cinta? Mustahil sekali!

"Assalamualaikum." Seru Bu Amel. "Hari ini, Ibu bawa teman baru buat kalian. Silahkan, Luna," lanjut Bu Amel.

Luna tersenyum sekilas. "Hai, nama gue Luna. Luna Purnamasari."

Diam-diam Luna mencuri pandang kearah tiga cowok yang duduk berdekatan dengan satu kursi kosong yang pasti tempat duduk Gilang. "Udah punya pacar belom?" teriak salah satu cowok yang duduk diujung kelas.

Luna menggeleng dengan kikuk. "FARHAN! NGGAK USAH LO GODA-GODAIN ADEK GUE! KAS AJA NUNGGAK 3 HARI SOK-SOKAN GODAIN ADEK GUE!" semprot Syifa.

"Ya elah, Syif. Gua baru nunggak 3 hari aja rasanya udah kayak dikejar-kejar depkolektor," balas Farhan.

"Sini, Lun. Duduk didepan gue. Gue jagain dari para siluman buaya yang ada di kelas ini," ucap Syifa menghiraukan balasan dadi Farhan.

Bu Amel pun segera memulai pelajaran hari ini. Mungkin karena masih dalam suasana berduka, kelas pun telihat damai. Tidak ada gurauan yang akhirnya dapat membuat gaduh satu kelas, tidak ada suara bisik-bisik dari para cewek saat membahas jidat milik Jungkook, dan tentunya tidak ada celetukan, 'Bosen! Ganti guru aja bisa nggak? Gue request Maudy Ayunda,' dari seorang Gilang.

Penjelasan dari Bu Amel berhenti setelah 15 menit lamanya. "Kerjakan soal yang ada di buku kalian. Waktu masih panjang jadi saya minta tugas dikumpulkan saat bel pelajar berakhir," ucap Bu Amel.

Seluruh penghuni kelas 12 IPS 3 pun mulai menimbulkan suara desahan nafas panjang sembari membuka lembar demi lembar buku mereka masing-masing dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi yang lumayan nyaring dari gesekan kertas tersebut. Tak seperti yang lain, Luna yang menjadi murid baru itu pun beberapakali harus menghadap belakang untuk membaca soal dari buku milik Syifa lalu menyalinnya keatas buku tugasnya.

GILALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang