24

318 78 33
                                    

Pencet tanda bintang di pojok bawah ya, jangan lupa! Aku jamin gratis tis tis tisssss...

Kalau mau nambahin komentar atau mau follow aku juga boleh bangettt hehe (~ ̄³ ̄)~

• • •

"Maaf ya, Lun. Malah jadinya kayak lagi piknik gini," sesal Gilang setelah ketiga temannya itu sudah meninggalkan taman.

"Gue suka kok. Gue belum pernah piknik sebelumnya. Dan ternyata rasanya seru juga," jawab Luna dengan riang. "Kan apapun yang berhubungan sama lo pasti menyenangkan, Lang," lanjutnya dalam hati.

"Gue anter pulang ya. Udah mau maghrib juga."

"Nggak usah. Gue tinggal jalan kedepan doang terus nungguin angkot. Sekarang mending lo pulang aja terus bersih-bersih," tolak Luna.

Tak dapat menolak, Gilang pun menyetujui permintaan Luna. Keduanya kini berjalan dengan arah yang berbeda, Gilang menuju rumahnya sedangkan Luna berjalan ke depan taman untuk menunggu angkot. Sayangnya, sudah 5 menit Luna belum melihat angkot sama sekali. Sebenarnya memang bisa saja ia memesan ojek online, namun entah mengapa untuk saat ini ia sangat ingin naik angkot.

"Nunggu angkot ya, Neng? Biasanya angkot banyak lewat di perempatan depan. Jalan aja ke depan, nggak jauh kok," tutur seorang penjual kepada Luna.

Luna mengangguk mengerti. Ah, sepertinya ia salah karena menunggu angkot disini, pantas saja. "Makasih ya, Pak," ucap Luna kepada penjual itu.

Kakinya melangkah di trotoar menuju perempatan yang dimaksud oleh penjual tadi. Belum sampai di perempatan, Luna dikejutkan dengan sepasang netra mata seorang cowok yang sempat membuatnya takut beberapa bulan yang lalu.

"TERIMAKASIH YA ALLAH KARENA SUDAH MENGIRIMKAN LUNA KEPADAKU!"

Luna tersentak kaget mendengar teriakan cowok itu. "Luna?! Bantuin gueeee," rengek Aril menyadarkan Luna dari keterkejutannya.

Dengan cepat Luna berjalan menuju Aril yang tengah berada disamping motor sportnya itu. "Gue minta tolong dong, Lun. Telfonin Yudha atau Fabio, HP gue mati," pinta Aril. Luna mengangguk setuju dan segera mendial nomor Yudha, sayangnya Yudha tak mengangkat panggilannya.

"Nggak diangkat."

"Anjir! Bangsat emang ya dua cunguk itu! Bisa-bisanya mereka ninggalin gue!"

"Yudha sama Fabio kemana emang? Bukannya lo bareng mulu sama mereka?" tanya Luna.

"Tadinya iya. Eh pas di lampu merah, mereka ngebut duluan. Gue ketinggalan dibelakang. Begitu gue mau ngebut, motor gue mati," jelas Aril.

Luna menatap sekelilingnya, ramai sih, tapi tak ada yang peduli. "Itu bengkel deh kayaknya!" tunjuk Luna ke sebuah ruko di seberang sana.

Aril mengikuti objek yang ditunjuk oleh Luna. "Alhamdulillah," lega Aril. Cowok itu langsung menaikkan standar motornya dan mendorong menuju bengkel tersebut. Melihat Aril yang tampak sedikit keberatan, Luna membuntuti Aril sembari membantu mendorong motor cowok itu. Sejenak Aril menoleh ke belakang lalu tersenyum lebar kepada Luna.

Setelah beberapa saat, kini Luna dan Aril tengah berada didepan bengkel sembari berusaha menghubungi Yudha dan Fabio.

Syifa Cantik

Gue pulang agak telat, lg di bengkel sm aril

Kok bisa? Gue kira lo jalan sm farhan

Ga sengaja ketemu dijalan, motor dia mogok

Oke deh. Take care sis

👍

GILALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang