15

417 82 8
                                    

Pencet tanda bintang di pojok bawah ya, jangan lupa! Aku jamin gratis tis tis tisssss...

Kalau mau nambahin komentar atau mau follow aku juga boleh bangettt hehe (~ ̄³ ̄)~

• • •

"Gue pulang habis isya'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue pulang habis isya'. Pintu sama jendela lo kunci semua ya. Makanan bisa lo angetin di microwave," ucap Syifa sembari mengikuti Luna ke depan. Di hari yang masih pagi ini gadis dengan senyum seindah bulan itu berpamitan untuk pergi mencari buku novel.

Luna mengangguk. "Lo udah tujuh kali bilang kayak gitu, Syifa. Gue ini bukan anak kecil, gue bisa jaga diri."

"Kalau bukan karena tim cheers yang kekurangan anak sementara lomba udah semakin deket, gue juga nggak bakalan ikutan latihan cheers lagi," gumam Syifa.

"Ini kesempatan bagus. Lo harus bisa bikin tim lo juara satu, nanti sertifikatnya bisa dipake buat daftar kuliah," hibur Luna mengingat Syifa sudah sangat tidak ingin berurusan kembali dengan hal selain belajar dan mengikuti beberapa kursus. Gadis itu sangat ambisius untuk masuk jurusan tata busana.

"Sekali lagi inget pesen gue ya. Kalau lo ada apa-apa cepet telfon gue biar gue langsung pulang ke rumah. Mama sama Papa juga udah bilang ke satpam kompleks untuk sering liatin rumah kita selama mereka pergi ke Bandung."

"Siap, gue bakal inget itu. Yaudah ya, gue pamit dulu. Semangat latihannya!" pamit Luna.

"Makasih, Moon," jawab Syifa sembari melepaskan kepergian Luna.

Luna pun berjalan menuju halte terdekat. Ia berencana memberikan sedikit bingkisan terlebih dahulu untuk Kakek Tono sebelum ia pergi mencari novel.

Sayangnya, saat Luna tiba di rumah Kakek Tono, Luna melihat dua orang lelaki berpaian serba biru tengah berada didepan rumah Gilang dengan wajah panik tak sabaran. Hanya berbekal rasa penasaran, Luna segera melangkahkan kakinya menuju rumah Gilang.

"Maaf, ada apa ya, Pak?" tanya Luna sopan.

"Kita lagi cari penghuni rumah ini, Dek. Ada hal penting yang harus kita sampaikan," jawab salah satu lelaki itu dengan ID Card bertuliskan nama 'NINO' dan nama sebuah rumah sakit jiwa 'RSJ CAHAYA UTAMA'.

"Kebetulan saya kenal sama Gilang, Pak. Kalau boleh tau, ada apa ya? Nanti saya janji bakal sampein ini ke Gilang."

"Baik. Kalau begitu, tolong sampaikan kepada Gilang jika Ibu Hana mengamuk histeris. Ibu Hana saat ini benar-benar sedang memerlukan Gilang di sampingnya. Jadi diharapkan agar Gilang dapat sesegera mungkin datang ke rumah sakit," jelas petugas bernama Nino tersebut.

Luna yang syok serta tidak tau apa-apa itu hanya mengangguk tanpa mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ia masih terdiam ditempat bahkan hingga kedua petugas rumah sakit jiwa itu pergi. Seketika ia panik karena tak tau Gilang sedang dimana mengingat cowok itu tak memiliki alat komunikasi. Hingga akhirnya satu tempat terlintas dipikirannya.

GILALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang