34

221 54 21
                                    

Pencet tanda bintang di pojok bawah ya, jangan lupa! Aku jamin gratis tis tis tisssss...

Kalau mau nambahin komentar atau mau follow aku juga boleh bangettt hehe (~ ̄³ ̄)~

•  •  •

Saat ini Luna berjalan disamping dengan Farhan yang tengah memasang senyuman lebarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Luna berjalan disamping dengan Farhan yang tengah memasang senyuman lebarnya. Cowok itu langsung mengajaknya ke salon padahal bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Dan entah mengapa Farhan memilih berbohong kepada Syifa saat gadis itu bertanya kemana mereka akan pergi. Farhan menjawab jika keduanya akan pergi nonton lalu menghabiskan malam di salah satu restoran yang sudah Farhan siapkan khusus untuk Luna.

"Gue bakal dateng lagi kesini jam 6. See you!" pamit Farhan.

Luna menatap Farhan yang sudah menghilang bersama mobilnya. Jujur saja, ia ingin kabur lalu pulang. Tapi ia tidak bisa, rahasia tentang Gilang yang sudah ia dan Gilang jaga bisa-bisa terbongkar hanya karena Farhan yang ternyata cukup sialan itu memberi tahu Syifa tentang apa yang terjadi sebenarnya. Lalu Syifa akan memaksa Luna jujur hingga apa yang selama ini ia sembunyikan pun terbongkar.

"Permisi, Mbak? Ini benar mbak Luna Purnamasari ya?" tanya seorang pegawai salon ini yang entah datang dari mana.

"Iya, benar," jawab Luna dengan kikuk.

"Baik kalau begitu, silahkan masuk."

Kaki Luna melangkah masuk mengikuti pegawai salon sembari memikirkan tentang sikap Farhan. Awalnya Farhan memang seperti pangeran menyelamatnya, baik, tidak sombong, dan pengertian. Namun, entah mengapa akhir-akhir ini cowok itu menjadi menyebalkan.

"Model rambutnya mau yang kayak gimana, Mbak?"

"Manggilnya Luna aja, Mbak," pinta Luna.

Pegawai tersebut tersenyum. "Model rambutnya mau yang kayak gimana, Luna?"

Luna menggeleng polos. Ini pertama kalinya ia pergi ke salon. "Terserah aja. Pokoknya yang simpel aja ya, Mbak," tutur Luna.

"Oke. Sebenarnya mau model apapun pasti tetep cocok sama kamu."

Luna hanya diam tak menanggapi ucapan dari pegawai salon itu. Mulai dari rambutnya yang dipegang-pegang, di catok, wajahnya yang poles dengan make up natural, serta beberapakali harus berganti baju untuk menemukan dress yang terbaik. Hingga akhirnya, Luna sudah siap dengan dress putih dibawah lutut dengan rambut panjangnya yang terurai indah.

"Wah, Luna, kamu cantik banget!"

Luna tersenyum kecil mendengar pujian dari pegawai itu. Ia meneliti style-nya yang cukup simpel. Make up yang cukup terlihat natural ini membuat wajahnya terlihat lebih manis, rambutnya yang kini diubah menjadi bergelombang juga membuat penampilan Luna banyak berubah.

Bunyi bel salon terdengar menandakan jika ada pengunjung yang datang. "Sebentar ya, Mas Farhan. Luna sedang siap-siap."

Suara seorang pegawai lainnya terdengar ditelinga Luna. "Ayo kedepan, Mas Farhan sudah datang."

GILALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang