Bag. 23

1K 67 3
                                    

"Jadi hanya itu alasanmu?"

Sejak rangga menarik ku pulang setelah melihat ku jalan bersama kak aldo, sikapnya kembali berubah.

Ia menjadi pria yang sangat cerewet, curigaan, keras kepala dan cemburuan.

Hei Cemburu?

Mungkin opsi itu yang menjadi penyebab sikapnya kini.

Aku memutar bola mata jengah kemudian bersedekap dada "Memangnya ada lagi?" jawabku yang berupa lemparan pertanyaan kembali padanya.

"Saya tidak tahu!kamu sendiri yang tahu!" ujarnya membuatku dongkol setengah mati.

Bisa-bisanya dia keukeuh menuduh ku dengan sesuatu yang begitu jelas tidak ku lakukan.

Selingkuh!

Hanya jalan bersama berdua membeli kado bisa di kategorikan sebagai perselingkuhan?

Apalagi aku hanya pergi dengan pria yang ku kenal baik sejak kecil.

"Ck.. berapa kali gue jelasin sih sama loe, gue cuman ikut menemani kak aldo pilih kado buat ibunya. Gak lebih dari itu!" jelasku untuk yang kesekian kalinya.

Tuh kan! jadinya kebiasanku balik lagi.

Padahal aku mulai ingin perbaiki cara bicara ku, haaah sudahlah.

Kini Rangga tengah menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan.

"Tidak pantas bagi seorang wanita yang sudah menikah jalan berdua dengan laki-laki yang bukan suaminya." Ucapnya berhasil membuat kedua pupilku melebar.

Apa aku serendah itu?

Dan kenapa dia menjadi sok bijak seperti itu,

Membuatku mual saja.

"Tuan Rangga yang terhormat! kalo anda cemburu bilang saja! gak usah gengsi!"

Sial pake keceplosan segala lagi.

Tarik napas-buang napas!

Oke! Calmdawn.

Aku melihat reaksi rangga yang tampak diam biasa saja, entah kenapa membuat sebagian kecil hati ku tercubit--merasa kecewa.

Sial, apa yang ku harap kan.

"Memangnya kenapa? bukankah tadi loe juga jalan dengan seorang wanita?" tanyaku memcoba membalikan keadaan.

memang benar adanya, tadi saat kami bertemu pandang disamping nya terdapat seorang wanita, cantik pula.

"Di Sekrestaris saya, posisi kita berbeda namira!"

"bagiku sama saja! kalian manusia yang berlawanan jenis sedang jalan berdua, apa bedanya dengan ku dan Kak aldo?"

Aku menarik napas dalam-dalam.

Sebenarnya ada apa denganku?

Kenapa akupun terganggu dengan adanya sekretaris rangga tadi disana?

Ini kesannya jadi aku yang cemburu.

"jangan mengalihkan topik!"

"Kenapa? bukankah tak adil rasanya jika hanya kesalahannku yang terus tersorot." ujarku kini tak memperdulikan reaksinya,

begitupun diriku.

"Dan seperti katamu! Tidak pantas bagi seorang pria yang sudah menikah jalan berdua dengan
wanita yang bukan istrinya." imbuhku dengan mengambil kalimat yang ia ucapkan tadi.

Ah.. Sial!

Sial!

Sial!

"Kalian akan terus bertengkar seperti ini?" ucap seseorang berhasil menghentikan acara debat kami untuk sesaat.

Bukan Istri Ke-tigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang