Bag.4

2K 109 1
                                    

"Mereka adalah......istri saya"

Whattttt....apa dia bilang istri.batinku
"Ap apa?"tanyaku memastikan
"Mereka istri sah saya,saya sudah mempuanyai dua istri sebelum saya menikahimu"tuturnya datar,tak terlihat sedikitpun penyesalan dimatanya....emang dasar brengsek.

Prok..prok..prokk
Suara tepuk tangan gue,menghilangkan kesunyian serta ketegangan di ruang makan.

"Kenapa lo baru bilang sekarang??
Ohh..gue tau lo takut perjodohan ini di tolak kan??ckk...dasar munafik"ucapku tak percaya.

"Heh..kalo bicara tuh yang sopan sama yang lebih tua"protes Arini
"Sopan???
Sopan gue gak berlaku sama penipu"jawab ku sarkas
Kulihat matanya sorot akan kemarahan.
Kalian belum tau gue,namira ayu fatmala.batinku

Autor pov
Ruangan makan itu di penuhi dengan aura ketegangan sang suami dengan muka datarnya,sang istri pertama yang duduk sambil menunduk,sang istri ke dua dengan sorot kemarahannya,dan sang istri ketiga dengan senyum remehnya.

"Jadi ini sifat aslimu?"kini sang suami angkat bicara.
"Kenapa,menyesal huh?"tanya namira meremehkan
"Saya tidak membutuhkan jawaban pertanyaan kembali,namir"ucap tegas rangga kepada namira
"Kenapa emangnya,bukankah pertanyaanmu bersifat manasuka?"jawab namira yang lagi lagi sebuah pertanyaan.

Rangga menghebuskan nafas pasrah ia tak menyangka jika istri ketiganya mempunyai sifat bar-bar seperti ini.ia menyangka jika istri ke tiganya ini memiliki sifat pemalu dan perdiam terbukti pada saat pertemuan pertama mereka dimana namira menunjukan sikap pemalu serta pendiam.namun,nyatanya salah ekspetasi itu tak sesuai dengan realita sikapnya sekarang berbanding terbalik dengan sikapnya saat itu.

"Kamu..."
"Mas cukup"intrupsi aisyah yang memotong ucapan suaminya ia tau itu tak sopan namun ia merasa jengah dengan perdebatan suami dan istri ke tiganya itu.
"Lebih baik kita bicara dengan kepala dingin,perdebatan ini tak akan ada habis-habisnya bila mengandalkan emosi"ucap aisyah

"Huppptt....fine tersera,gue gak peduli lo punya istri dua kek,lima kek,atau bahkan sepuluh.oh ada satuhal lagi yang ingin gue bicarain tapi gak di sini,gue tunggu lo di kamar"putus namira

"Kenpa harus di kamar?kenpa gak disini?"tanya arini
"Terserah gue dong"jwab namira yang stelahnya berlalu meninggalkan mereka bertiga di ruang makan.

***********************************

"Kenapa kamu menyuruh saya untuk bicara di kamarmu?"
Namira menoleh kearah sumber suara,setelah ia tau siapa yang bertanya ia memalingkan kembali wajahnya ke asal semula.
"Hanya ingin memperjelas"jawab namira singkat tampa menoleh.
"Bukankah semua sudah jelas?"tanya rangga.
"Ya jelas jika kamu sudah punya dua istri"jawab namira lagi-lagi tampa menoleh.
"Bukan itu yang mau gue bicarakan"tambahnya
"Lalu apa yang ingin kamu bicarakan?"tanya rangga lagi mengikuti arah pandang namira.
"Saya tau tujuan kamu menikahi saya"ucapan namira membuat rangga mengalihkan pandangannya ke namira.
Namira pun ikut menoleh pada rangga sebelum menjawab,ditatapnya mata rangga dalam,beberapa saat hanya ada keheningan antara mereka berdua.
"Untuk keturan bukan"jawabnya menghentikan keheningan
Rangga terkejut mendengar penuturan dari istrinya,ia berkifir darimana namira tau.
"Darimana kamu tau?"tannya rangga
"Bukan hal sulit untuk mengetahuinya. Logikanya orang yang sudah memiliki 2 istri memutuskan untuk menikah lagi, lalu apa lagi jika bukan alasannya karena kalian belum punya keturan"jawabnya menjelaskan
Rangga diam mendengar penuturan namira ia tak menyalahkan semua apa yang telah ia ucapkan karena memang ucapannya benar.
"Tapi sayang aku gak bisa"ucapnya ambigu membuat rangga mengeryitkan dahinya tanda tak mengerti.
"Maksud kamu?"tanya rangga tak mengerti
Namira menoleh dan menatap manik rangga itu lama
"Memberi keturunan,aku gak bisa memberi kamu keturanan"
Ia mengerti sekarang maksud dari ucapan namira
"Kenapa??"
"Kamu mau tau alasannya?"tanya namira membuat rangga dengan mudah menganggukkan kepala sperti orang bodoh.
Kenapa dia menunjukan wajah begitu,kemana wajah datarnya.batin namira
"Pertama, kita gak saling mencintai.
Kedua,kita baru kenal
Ketiga,aku gak suka penipu
Dan keempat aku gak suka bekasan"mungkin jahat memang namira mengatakan point yang keempat namun ia tak peduli karena memang ia tak suka bekasan dalam artian ia ingin mendapatkan pasangan yang masih perjaka.

Mendengar hal tsb rahang rangga mengeras raut wajahnya berubah merah karena amarah serta tangan nya yang sudah menggepal ia tak terima ia direndahkan orang apalagi orang itu istrinya sendiri,namun namira tampak tak peduli ia berfikir jika apa yang ia katakan adalah kenyataannya.memang benar bukan???

"Jadi apa maumu???"tanya rangga dengan menahan amarah.
"Jelas bukan jika aku tak mau kau sentuh"jwb namira sarkas.
"Baik"hanya satu kata yang keluar dari mulut rangga,setelah mengucapkan itu ia pergi keluar meninggalkan namira sendiri di kamar.
Tampa ia sadari setetes air keluar dari matanya entah kenpa hatinya sesak saat melihat raut wajah rangga yang di penuhi amarah serta kecewa
Maaf aku tau aku berdosa karena sudah menolak menjalankan keawajiban seorang istri sebelum memulainya.tapi,hatiku juga sakit saat mengetahui jika kau sudah memiliki bukan hanya satu melainkan dua istri,dan aku tak bisa menerima jika harus berbagi.batin namira

"Yoshh...aku namira dan aku wanita yang kuat aku tak akan membiarkan diriku dimanfaatkan"monolog namira menguatkan.
Sebenarnya sifat bar-bar namira hanyalah sebuah kamuflase untuk melindungi dirinya dari orang-orang yang berniat buruk padanya.

Bukan Istri Ke-tigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang