Bag. 18

1.1K 61 1
                                    

Kenangan itu bersifat mengekang
Jika terasa sulit,
Maka Lepaskan!!!

Hampir setengah tahun lebih lamanya aku tinggal dirumah ini, rumah suami sah secara hukum dan agama membuatku lama-kelamaan semakin terbiasa.

Namun, Sebagai seorang gadis biasa yang telah lulus pada umumnya aku mulai berfikir  ingin bekerja apalagi aku tak meneruskan pendidikan sampai bangku kuliah, namun ksrena status yang mengikatku saat ini membuatku ragu untuk mengungkapkan keinginan ku pada mereka apalagi padanya.

Sebagai seorang istri aku cukup tau diri untuk menghormati setiap keputusannya, walau terkadang aku selalu bersikap seenaknya.

"Sebenarnya apa yang kau cari dengan bekerja?" suara rangga mulai mengudara.

ya benar! aku memutuskan untuk membicarakan hal ini padanya, dari pada harus kupendam yang akhirnya menjadi salah satu bagian dari penyakit hati.

"apa uang yang kuberikan padamu belum cukup?"
Aku menoleh tak setuju dengan ucapannya.

"memangnya point utama bekerja harus uang saja?!
aku juga butuh yang namanya pengalaman, teman dan aku belum pernah mengalaminya semenjak aku menikah denganmu." disela-sela terakhir ku ucapkan dengan sedikit berbisik

"Kau memberiku uang jauh lebih dari cukup aku tahu itu hanya saja, aku juga ingin tahu seperti apa rasanya mendapatkan uang hasil kerja keras sendiri bukan dari pemberian orang lain."

kini dia yang menoleh padaku dan menatap mataku dalam "Aku bukan orang lain!" tegasnya

"Kau suami ku,Aku juga tahu!
karena itu kau yang pertama kuberi tahu hal ini." wajah rangga berubah melembut tidak setegas tadi, entah apa yang ia pikirkan setelah aku mengatakan itu ia jadi termenung.

"karena kau suamiku aku menghormatimu!" Rangga kembali menatapku, kulihat ia menghela napas.

"saya Larang pun kamu akan tetap bekerja kan?" Tanyanya yang membuatku terkejut.

"Jadi itu artinya kau menginjinkanku"Desak ingin ingin memastikan, well sebenarnya apa yang di uacapkan tidak salah, walaupun aku tak di izinkan untuk bekerja aku bisa saja  mencuri waktu untuk bekerja dengan berbagai alasan.

"Hmm.." Rangga menggangguk terpsksa, kupikir ia akan melarangku dengan segala macam cara.

Namun ternyata dia mengijinkanku,

Ah.. Aku jadi tak sabar.

"Saya ingin bertanya serius!" Ungkapnya mengganggu aktivitas berkhayalku tentang jenis pekerjaan yang akan aku lakoni nantinya.

"Tanyakan saja." Jawabku acuh tak acuh.

"Perihal hubungan kita."

"ada apa dengan hubungan kita?"

Aneh suasananya sedikit berbeda dengan tadi, entah memang hanya perasaanku saja atau...

Pria didepanku ini seperti tengah menyimpan bom yang sewaktu-waktu bisa meledak.

"Aku ingin memastikan sesuatu, cukup jawab iya"

"I-iya." Entah kenapa aku menjadi gugup.

"Nama mu Namira?
Namira Ayu Fatmala!"

"Istri dari Ranga Indrawan Syaputra."

"Iya!"

tepatnya istri ketiga, Ucapku dalam hati.

"Secara hukum dan agama kamu milik saya, Benar begitu?"

Itu hal yang sudah pasti,kenapa dia harus bertanya.

Bukan Istri Ke-tigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang