Bag.12

1.7K 97 5
                                    

"Kamu yakin gak mau menginap?" tawar wanita paruh baya kepada gadis yang sudah ia anggap putrinya sendiri.

"Untuk sekarang namira gak bisa nginep, lain kali namira usahain deh bu" wanita paruh baya yang panggil ibu itu menghela napas kecewa

"Ya sudah kalo gitu, ibu gak bisa maksa. Tapi namira janji ya lain kali harus menginap"

"Iya bu" ucap namira lalu memeluk tubuh wanita paruh baya itu lembut

"Namira pamit ya buk, pak. Assalamu'alaikum" pamit namira kemudian menghampiri aldo yang tengah menunggunya di samping motor kesayangannya.

"Hati-hati" ucap ayah dan ibu aldo sesaat sebelum aldo menggas motornya.

Udara semakin dingin ketika langit kian menggelap, namira merasa tubuhnya menggigil. Salahkan kak aldo yang lupa mengingatkannya membawa jaket tadi pagi, salah juga dirinya yang terlalu bahagia dengan kedatangan pria itu tiba-tiba.

Namira tidak menyadiri kala motor yang dikendarainya berhenti di pinggir jalan dekat trotoar.

"Kenapa berhenti kak?" Bukannya menjawab aldo malah melepas jaket denim yang tenga ia pakai lalu menyerahkannya pada namira yang menatapa nya heran.

"Ambil! aku sengaja pake jaket double buat kamu, takutnya kamu kedinginan" dengan ragu namira memakai jaket yang diberikan aldo lalu memakainya

Hmm...Wangi khas kak aldo batinnya senang, ia merasa bahagia bisa mengirup wangi tubuh pujaannya itu.

"Aku minta maaf ! Harusnya kamu udah pulang dari tadi jika ibuku tidak terus menahanmu"

"Gak papa kak, aku juga gak keberatan kok" bisa berduaan kayak gini juga aku ikhlas lahir batin kak

"Yaudah kita jalan lagi ya"


Sepanjang jalan namira terus tersenyum mengingat perhatian kecil yang diberikan aldo padanya, tampa ia sadari ia telah sampai didepan gerbang rumahnya yang telah terbuka lebar.
Namira melihat mobil BMW hitam yang baru terparkir disana, ia bingung mobil siapakah yang tengah terparkir di depan rumahnya

1 detik masih bingung
2 detik mulai terlihat titik terang
3 detik matanya melebar ia ingat sesuatu

Astaga ! Gue lupa bapakya si rangga bakal datang kerumah batin berseru.

Bergegas ia turun dari motor aldo ketika melihat mertuanyalah yang turun dari mobil mewah tersebut.
Diikuti dua orang yang sangat ia sayangi.

"Bapakk, ibuu" pekiknya tampa sadar, lalu menghampiri kedua orang tuanya tak lupa memeluk mereka dengan erat

"Namira kangen bangeet" adunya seperti anak kecil, sontak membuat orang yang ada disana tertawa mendengarnya

"Sama papah gak kangen" protes mertuanya
"Kangen juga" ucapnya lalu beralih memeluk mertuanya tak kalah erat.

Hal itu tak luput dari pandangan seorang pria yang berdiri tak jauh dari mereka

Kenapa aku yang berstatus suaminya tak pernah mendapatkan pelukan seperti itu.

Ya... dia Rangga,

Rasanya rangga ingin menyuarakan protesannya, tapi ia cukup sadar diri jika istrinya itu belum menerima keberadaannya dihidup gadis itu.

Bukan Istri Ke-tigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang