Satu tahun kemudian
Hari-hari berlalu semakin cepat. Tak terasa kini sudah setahun berlalu semenjak insiden antara Winter dan Jaemin.
Comeback demi comeback yang dilalui Jaemin membuat namanya semakin bersinar. Namun karir yang bagus nyatanya tidak pernah membuat Jaemin bahagia sepenuhnya. Yaa, setengah hatinya masih tertinggal di Winter. Gadis yang harus menanggung banyak luka akibat kesalahan yang mereka lakukan.
Selama ini segala usaha telah Jaemin lalui mulai dari memohon-mohon pada Lee Sooman dan member Aespa untuk mempertemukannya dengan Winter. Namun apa daya, semuanya sia-sia. Yang bisa Jaemin lakukan hanyalah menunggu sembari menerka-nerka bagaimana keadaan gadis yang ia cintai itu. Dan.. tentu saja, sekalipun tidak pernah ia berhenti memikirkan bagaimana dengan nasib buah hatinya.
"Jaemin Hyung.. " teriak Chenle yang membuat Jaemin tersadar dari lamunannya.
"Eoh, mianhae."
"Melamun lagi?"
Jaemin mengangguk.
"Chenle~ya, apa dia masih ada ya.." gumam Jaemin.
"Siapa? Aegi?"
"Hem.."
"Aku tidak tau Hyung, tapi kupikir Winter tidak akan Setega itu."
"Arrgghh, ini semua salahku.. " Jaemin kembali menyesali perbuatannya.
"Hyung, gwenchana. Semua sudah terjadi, yang lalu biarlah berlalu. Sesali dan jadikan pelajaran. Dan untuk saat ini, kau harus fokus untuk memulai hidupmu yang baru." Ucap Chenle.
"Hem.. gomawo Chenle~ya.. kau memang paling bijak."
"Aniya. Hyung , tapi kudengar dari Renjun Hyung, Aespa akan comeback dalam 2 bulan lagi."
"Jinjja?"
"Eoh. Berarti, Winter seharusnya akan kembali bergabung dengan para member kan?"
"Yaa, kau benar." Ucap Jaemin sembari menyambar jaket denimnya dan bergegas pergi ke dorm Aespa yang kini berada 2 lantai di bawah mereka.
••••
"Jaemin Sunbaenim.." sapa Karina saat melihat Jaemin sudah berdiri di depan pintu dorm mereka.
"Ne, Karina~ssi. Bagaimana keadaan Winter? Apa dia sudah kembali?"
"Emm.. itu .. lusa. Lusa dia akan kembali ke dorm, Sunbae."
"Jinjja?"
"Ne." Jawab Karina ragu-ragu.
"Arasseo, goma-" belum tuntas Jaemin berterimakasih, tiba-tiba terdengar suara tangisan seorang bayi dari dalam Dorm Aespa.
"Sebentar, kenapa bisa ada suara bayi di dalam?" Tanya Jaemin.
"Ah, itu.. itu .. keponakannya Giselle. Ne, keponakannya Giselle. Mereka datang berkunjung." Jawab Karina.
"Jinjja?" Tanya Jaemin curiga saat melihat sebuah flatshoes yang cukup familiar baginya berada di depan Dorm.
"Flatshoes ini... Bukannya milik.."
"Aniyo, ini milikku. Aku keluar karena mau mengambil ini." Sebisa mungkin Karina membuat alasan yang masuk akal bagi Jaemin.
"Aigoo Sunbae, aku harus masuk dulu. Jwesonghamnida.." ucap Karina mengakhiri percakapan. Buru-buru ia menutup pintu dan meninggalkan Jaemin yang masih berdiri kebingungan disana.
•••••
Hari yang dijanjikan pun tiba, Jaemin yang sudah tidak sabar melihat Winter kini sudah bersiap di depan Dorm Aespa. Mata mononya menatap kearah pintu yang masih tertutup rapat saat itu.
Setelah menekan bell untuk yang kedua kalinya, keluarlah NingNing menemui Na Jaemin."Sunbae.. ada yang bisa kubantu?"
"Hm.. NingNing~ah, apa Minjeong sudah kembali?
"Kembali? Maksudnya?"
"Kembali ke Dorm ini. Karina bilang padaku kalau dia akan kembali hari ini."
"Oh, itu. Hm, Winter eonni ti-"
"Oppa..?" Suara lembut yang cukup familiar bagi Jaemin menyela pembicaraannya dengan Ningning.
"Minjeong~ah.." ucap Jaemin begitu mendapati Winter tengah berdiri beberapa langkah disampingnya.
Jaemin menatap Winter dengan matanya yang berkaca-kaca. Akhirnya setelah satu tahun dia menunggu, hari ini Jaemin bisa melihat Winter kembali. Wanita yang dicintainya sejak satu tahun yang lalu. Tak menunggu lama lagi, dipeluknya Winter dengan erat sembari menangis tersedu-sedu memohon maaf kepada wanita cantik itu.
Lain halnya dengan Jaemin, Winter hanya terdiam. Ia sama sekali tidak merespon pelukan Jaemin. Hanya saja matanya yang mulai berkaca-kaca lah yang memperlihatkan bagaimana perasaannya saat ini. Bagaimanapun juga, perasaan itu masih sama. Winter masih tetap mencintai Na Jaemin seperti sebelumnya.
"Minjeong~ah, maafkan aku. Tidak seharusnya aku berbicara seperti itu. Kau sudah mengalami banyak kesulitan karenaku." Jaemin jatuh berlutut sembari menangis tersedu-sedu.
Melihat itu, Ningning segera masuk dan menutup pintu. Maknae Aespa ini cukup pintar untuk memberi waktu berdua antara Jaemin dan Winter.
"Bangun Oppa.. jangan berlutut seperti ini.."
"Aniya, ini semua salahku. Aku sudah keterlaluan padamu."
"Gwenchana. Aku sudah baik-baik saja. Lihat aku, aku bisa melaluinya bukan? Its oke. Aku sudah memaafkan mu.. bangun dan berhentilah berlutut seperti ini."
"Jinjja?"
"Hm~ gwenchana.." air mata Winter jatuh membasahi pipinya tatkala ia ikut berjongkok dan memeluk Jaemin. Kerinduannya pada sosok pria ini akhirnya sedikit demi sedikit mulai terobati.
"Aegi. Bagaimana dengannya?" Tanya Jaemin penasaran dengan bayinya.
Namun Winter hanya menggeleng sembari menunduk memperlihatkan wajah sedihnya. Melihat ekspresi itu, Jaemin tau betul jika bayinya tidak selamat, entah Winter sengaja menggugurkan nya atau dia keguguran, bagaimanapun juga Jaemin tidak ingin memperpanjang masalah.
Sedih pasti, bagaimanapun juga itu darah dagingnya. Tapi melihat Winter dalam keadaan selamat saat ini sudah cukup untuknya.Sejak hari itu, hubungan keduanya mulai membaik. Tak bisa dipungkiri, rasa cinta dan kasih sayang antara keduanya memang masih ada hingga saat ini. Karena itulah keduanya kembali melanjutkan hubungan asmara mereka. Tentu saja kali ini mereka akan lebih berhati-hati lagi dalam bertindak.
To be continued . . . .
Annyeong gengs.. maaf kalo misal ga rapi yaa
Selamat membaca, semoga kalian suka. Dan jangan lupa votenya ya💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Biru ( END✅ )
Teen FictionSebuah cerita cinta remaja yang terjerat cinta satu malam. Sebuah peristiwa yang mengantarkan mereka pada suatu titik balik kehidupan. Aespa Member💜 X NCT Dream Member 💚