18. Kim Yera - Live Our Dream (EPILOG)

60 10 0
                                    

SATU TAHUN KEMUDIAN

-----

Kutepuk kedua telapak tanganku sendiri untuk membersihkan pasir yang menempel, lalu kupandangi hasil karyaku dengan bangga.

이제노 ❤ 김예라
Lee Jeno ❤ Kim Yera

Itulah yang kutulis di atas pasir menggunakan batu. Sengaja tak kubuat terlalu dekat dengan lautan agar tulisan itu tak gampang hilang tertelan ombak.

Menoleh ke belakang, berada agak jauh dariku, Jeno berjalan mendekat dengan disertai senyum tipis dan pandangan lembutnya padaku.

"Bagaimana menurutmu?" tanyaku antusias pada Jeno setelah ia sudah berada di sampingku.

Sambil menatap tulisan pasirku penuh selidik, Jeno mengangguk kecil. Bibirnya pun agak dikerucutkan. Lucu sekali kulihat ia berlagak seperti kritikus seni profesional atas karya sederhanaku.

"Lumayan," komentarnya. "Tapi ada satu yang kurang."

"Apa?"

Jeno mengambil batu, lalu menggambar bentuk hati besar yang melingkari tulisanku itu.

"Nah! Ini baru sempurna," ucapnya dengan bangga.

Aku terkekeh kecil. "Kau memang menyempurnakan segalanya."

Dengan lembut, Jeno menyelipkan rambut di telingaku. "Mau pulang sekarang?" tanyanya. "Matahari sudah mulai turun."

"Kenapa kita tidak lihat sunset di sini saja?"

"Di sini agak ramai. Akan lebih romantis kalau kita lihat sunset dari balkon hotel."

"Ummm... Baiklah. Tapi aku punya satu permintaan."

"Apa?"

"Gendong aku!"

Jeno tersenyum lebih lebar. "Mau gendong depan atau belakang?"

"Belakang."

"Oke." Lelaki itu berputar membelakangiku, lalu membungkuk. "Naiklah!"

Dengan senang hati, aku merapatkan tubuhku pada punggung kokoh Jeno. Kemudian, lelaki itu mulai berjalan pelan menuju hotel tempat kami menginap.

"Besok kita harus meninggalkan Jeju," ucapku. "Meninggalkan Pantai Woljeong yang sangat bagus ini, dan beberapa tempat indah lainnya."

"Kita bisa memperpanjang waktu di sini jika kau mau."

"Ummm.. Tidak usah. Cukup lima hari empat malam saja kita di sini. Lagi pula, di manapun aku berada, selama ada kau di sisiku, rasanya seperti terus-terusan bulan madu."

Meski tak bisa kulihat jelas, bisa kudeteksi bahwa Jeno tengah mengembangkan senyum. Aku pun ikut tersenyum bersamanya.

Langkahnya masih terayun pelan, menelusuri permukaan pasir setapak demi setapak, membawaku bersamanya, meninggalkan jejak kaki yang begitu kentara.

Iya.

Teruslah begitu, sayangku.

Tinggalkan saja jejak kaki atau apapun yang ada di belakangmu! Tinggalkanlah masa lalu dan teruslah melaju bersamaku! Tinggalkan rasa sesak dan rasa sakit yang kaupendam selama bertahun-tahun. Karena sekarang, kau sudah punya aku, dan aku punya dirimu.

Aku pun sama. Akan kutinggalkan masa laluku di belakang. Masa lalu yang sebenarnya indah dan menyenangkan. Masa di mana kau ada di sekitarku tapi tak di sebelahku. Masa di mana tanganku digenggam lelaki lain, dan kau hanya memandangku dari kejauhan. Masa yang bahagia untukku, tapi tidak untukmu.

IRREPLACEABLE || (NJM) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang