"Maksudanya bang."
"Aku nggak menyangka kalo ternyata kamu sejahat itu haikal." hilal menatapnya dengan tatapan yang tajam
"Abang bicara apa sih aku nggak ngerti." ujar haikal
"Apakah kamu yang mengirim surat ini kepada tania ?" hilal mengeluarkan surat dari saku celananya
Haikal membuang napas kasar
"Oh hanya karena abang cinta sama dia, lalu abang rela nuduh aku ?"
"Aku bukan nuduh kamu haikal, aku cuma bertanya karena kamu berani bilang tania itu gadis memalukan, hina. Jadi apakah kamu juga yang mengirim surat ini kepadanya ?"
Haikal tersenyum sinis
"Mana aku tau, cari aja sono siapa pelakunya."
Hilal tak mengerti, jika bukan haikal pelakunya lantas siapa ?
"Serius bukan kamu pelakunya haikal ?"
"Abang mau aku mengakui hal yang nggak pernah aku lakuin ?" nada bicara haikal meninggi
"Ya aku percaya jika bukan kamu yang melakukanya, aku juga paham kamu nggak mungkin sejahat itu."
"Terus aja bela calon istrimu itu bang." Ujar haikal sambil berlalu pergi
************
Setelah kejadian pemerkosaan itu sikap papahnya benar-benar berubah kepada tania, tak ada lagi tegur sapa di setiap pagi, tak ada lagi kata-kata candaan yang selalu beliau lontarkan di meja makan, tak ada lagi ucapan selamat tidur di setiap malam atau sekedar menayakan ia sudah makan atau belum
Semua itu tak pernah di lakukan lagi oleh papahnya
Beliau sekarang lebih sering diam sambil membaca koran
Tania tau itu semua karena salahnya. Salah karena ia tak bisa menjaga dirinya sendiri, ia semakin terpuruk dan hanya bisa menangis di atas sajadah sambil memohon ampunan kepada sang pemilik arsy
"Tania turun kamu...." teriak papahnya
ia tersontak kaget mendengar teriakan papahnya karena selama ini beliau tak pernah memanggil tania dengan nada yang tinggi
"I-iya pah." tania bergegas turun menghampiri papanya
"Ada apa pah." ujarnya
"Kamu tadi siang bertemu hilal ?"
Tania mengangguk
"Kenapa kamu menemui laki laki itu tania ?"
"Kasihan dia pah wajahnya terluka karena tamparan papa semalam."
"Sudah papa bilang jangan dekati laki laki itu."
"Aku cuma mau mengobati dia pah lagi pula dia tak mau aku obati, dia itu orang baik pah."
"Dari mana kamu tau bahwa dia orang baik ?"
"Hilal tak seperti laki laki lain dia begitu menjaga dirinya bahkan dia sangat paham batasan dengan lawan jenis."
"Dusta. dia tak sebaik yang kamu kira tania, anak itu hanya menutup seluruh kejahatanya dengan setitik kebaikan jadi kamu menganggap dia adalah sosok laki laki yang sempurna."
"Lagi pula papah ada masalah apa sama hilal ? hingga papa tega menamparnya kalau papa nggak bisa terima lamaranya kan bisa ditolak secara baik baik." ucap tania
"Diam kamu nggak akan tau masalahnya, seharusnya kamu harus bisa lebih menjaga diri, kamu mau kejadian itu terulang kembali hah ?"
"Hilal nggak sejahat itu pah."
"Apapun itu alasanya papah nggak mau kamu bertemu laki laki seperti dia. Paham kamu !"
"Paham pah" ujar tania menunduk
Tania kembali lagi ke kamarnya ia menyandarkan tubuhnya di kasur dengan tatapan kosong ia tengah memikirkan hal apa yang membuat papanya begitu membenci laki laki itu
Namun baginya hilal adalah sosok pria yang santun dan sopan ia juga telah belajar banyak hal darinya tapi apakah benar dia tak sebaik apa yang ada di pikiranya ?
Di sisi lain pa rasyid sangat kesal jika anaknya di nikahi laki laki seperti hilal ia tak ingin anaknya terjebak dengan pernikahan yang salah apalagi menikah dengan seorang pembunuh
"Aku akan membuatmu sengsara hilal, agar kau tak lagi mendekati anaku." ucap pa rasyid sambil tersenyum sinis. "Andai saja kau bukan pembunuh sudah ku pastikan aku merestuinya." katanya dalam hati
Pak rasyid melihat jam dinding masih menunjukan jam delapan malam biasa laki laki itu akan pulang dari kantornya jam sepuluh malam
Malam ini pak rasyid akan menemui hilal beliau akan memberikan pelajaran padanya, dendam di hatinya tak pernah bisa di maafkan
Mobil pak rasyid dengan cepat melaju ke tempat hilal berada
Tok.......tok...tok.....
Pa rasyid mengedor pintu kantor hilal dengan keras
Sedangkan hilal yang merasa terganggu dengan suara itu segera membuka pintu dengan hati yang jengkel "tak sopan." Ungkapnya dalam hati
"Bisa nggak sih salam du....." hilal tak meneruskan ucapanya saat ia melihat apa yang ada di hadapanya
"Pak rasyid." Ucapnya
Hilal hendak mencium tangan pa rasyid tapi lagi-lagi di tepis secara kasar
"Nggak usah so baik, so alim." Dengan penuh amarah pak rasyid langsung menarik kerah baju hilal
"Kita bisa bicara baik-baik pak." hilal bicara dengan nada yang sangat tenang
"Bicara baik-baik gimana kalo ternyata kamu kan yang menodai anaku ? sampai kamu berani menikahinya."
"Astagfirullah pak." jawabnya
"Cepat katakan hilal !!" suara pa rasyid semakin meninggi
"Sumpah demi Allah bukan aku pak."
"Bohong !!" tiba-tiba dengan cepat pak rasyid memukul wajah hilal
Hilal dapat merasakan ada yang mengalir di dahinya kini. Tapi hilal tetap berusaha tenang menghadapi sikap pak rasyid
"Aku menikahi tania itu karena Allah."
"Dusta ! pasti ada tujuan lain di balik itu."
"Terserah bapak saja !" hilal kembali ke meja kerjanya daripada harus meladeni pak rasyid yang nggak akan ada habisnya
"Ingat hilal semua ini belum selesai kamu harus membayar semuanya. Awas saja jika sesatu buruk terjadi pada anaku aku tak segan-segan membunuhmu."
"Tenang saja pak aku akan menjaga dia sepenuhnya karena secepatnya aku akan menghalalkan tania." hilal sengaja mengucapkan kata itu ia ingin tau bagaimana reaksi pak rasyid
"Apa kau bilang ? Jangan harap aku akan menikahkan anaku denganmu." Ucap pak rasyid sambil memukul meja kerja hilal
Hilal tersenyum, ia sudah menduga pak rasyid akan marah padanya
"Lalu dengan cara apa aku akan melindungi tania jika tidak menikahinya ?" Tanya hilal sambil tersenyum
"Semua ini belum selesai !" Ucap pak rasyid dengan wajah kesal kesalnya sambil pergi meninggalkan hilal
Hilal termenung dengan ucapan pak rasyid "ada tujuan lain di balik itu."
Hilal memang punya tujuan lain mengapa nekad menikahi tania, ia hanya ingin membayar dosa masa lalunya bukan karena ingin mencelakainya
Lalu apakah itu salah ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita yang ternoda
Novela Juvenil"Aku akan menikahimu, tapi tolong kamu jangan berbuat seperti itu" Ucap laki-laki bernama hilal yang tengah menyelamatkan seorang gadis yang hendak bunuh diri, bagaimana bisa seorang pria yang alim menikahi gadis yang telah terengut masa depanya ba...