Masa lalu hilal

117 72 16
                                    

"Astagfirullah apa-apaan kamu mas?" Bu Airin kaget melihat tingkah suaminya menampar seorang pria tanpa sebab

"Untuk apa kamu datang kemari?" Tanya pa rasyid pada hilal matanya menatap dengan penuh kebencian

"Maaf om, kedatangan saya kesini hanya ingin melamar tania," Ucap hilal wajahnya menunduk ia tahu bahwa pa rasyid sangat membencinya

"Apa kamu bilang? Kamu ingin melamar putriku? " Pa rasyid menarik kerah baju hilal

"Pah cukup pah! Kenapa papah memperlakukan hilal dengan kasar?" Tania menarik tangan papahnya berhenti untuk memperlakukanya dengan kasar

"Udahlah mas, kamu itu apa-apaan sih kasihan dia. Dimana letak keimananmu?" Ucap bu airin pada suaminya

"Lebih baik kamu pergi, sebelum tamparan mendarat lagi di pipimu!" laki-laki berusia empat puluh tahun itu lagi-lagi membentak hilal menyuruhnya agar segera pergi

"Tapi om.." Hilal belum ingin beranjak pergi sebelum mendapat jawaban dari tania

"Pergii !" Suara pak rasyid semakin lantang

Hilal menatap tania berharap agar perempuan itu menahanya untuk pergi dan mendapat jawaban atas apa yang telah ia katakan. Namun perempuan itu hanya menunduk tak berkata apa-apa

Hilal menunduk dan tersenyum pedih. Lalu beranjak pergi

"Assalamualaikum," Ucapnya

"Hilal tunggu!" Tania berlari menghampiri hilal

Langkah hilal terhenti. Ia menoleh

"Maafkan sikap ayahku yang tak baik padamu, tapi aku akan berusaha me-yakinkan ayahku bahwa niatmu baik kepadaku," Ucapnya dengan wajah yang sendu

Hilal mengangguk "Aku tunggu," kemudian kembali melangkah pergi dari rumah itu

"Tania masuk! Lupakan laki-laki itu!" Pak rasyid menarik tangan anaknya

"Sebenarnya ada masalah apa papah dengan dia?"

"Pokoknya papah nggak sudi kamu nikah dengan dia!"

"Tapi mas, nggak seharusnya kamu nampar dia seperti tadi," Bu airin ikut membela

"Arrghh...semua itu karena ulah dia di masa lalu," ucap pa rasyid sambil mengacak-acak rambutnya

"Masa lalu? Maksud kamu apa mas?" Tanya bu airin sambil berpikir keras

"Sudahlah aku mau tidur," Pak rasyid beranjak ke atas ia tak ingin memberitahu istrinya tentang apa yang pernah terjadi lima tahun yang lalu

Bu airin menggeleng, tak seperti biasanya suaminya bersikap seperti itu biasanya dia selalu bercerita sekecil apapun masalahnya. Namun kali ini ada satu rahasia yang belum di ungkapkan suaminya

*                                 *                              *                                   *                                  *                                          *           

Hilal berjalan menyusuri jalan badanya lemas, wajahnya lesu, ia benar-benar tak percaya bahwa pa rasyid masih menyimpan dendam padanya padahal bukan dia sama sekali pelakunya, kejadian lima tahun kembali mengoyak hatinya, kehilangan sosok perempuan yang diam-diam di cintainya

Tembakan peluru yang harusnya mengenai tubuhnya malah melesat mengenai tubuh perempuan itu, ternyata perempuan itu telah menolongnya, mendorong tubuhnya hingga tersungkur

"Awas..!!" Teriak seorang perempuan

Duarrr.....

"Nailaa"

Wanita yang ternodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang