Dua

28 7 0
                                    

Malam yang sunyi dan sepi Mila hanya terduduk diam dimeja belajarnya ia menatap buku pelajarannya dan beberapa buku fiksi yang ada di meja belajarnya,suara ketukan pintu mengagetkan Mila hingga hampir terjatuh dari kursi,diliriknya pintu dan disana berdiri wanita paruh baya berambut hitam panjang,ia melangkah mendekati Mila yang tengah duduk dimeja belajarnya.

"Kenapa sayang kok cemberut gitu?"tanya mama mila

"Gak papa kok mah cuman agak kecapean aja"ujar Mila sembari tersenyum ke Mamanya

"Oh ya udah sekarang makan malam dulu yuk yang lain udah nunggu tu"ujar mama mila kemudian melangkah keluar kamar Mila.

Mila menghela nafas berusaha menghilangkan pikiran kacau yang ada di kepalanya.
Dimeja makan Mila hanya membolak balikkan makanannya dan hanya sedikit makanan yang masuk kedalam mulutnya.Ia kemudian beranjak dari meja makan menuju kamarnya kembali,kepalanya terasa berat dan ia pun ingin tertidur lelap untuk malam ini,entah mengapa akhir akhir ini ia susah untuk tidur. Sudah 5 bulan sejak ia masuk kesekolah barunya,hari demi hari ia rasakan tak ada yang menarik ia hanya belajar, membaca buku, bermain ps atau terkadang pergi entah kemana. Ia menjatuhkan tubuhnya ditempat tidur dan memejamkan matanya berusaha untuk terlelap,sejenak terlintas di benaknya membuatnya gelisah ia teringat ketika Nadia di bully oleh Ria anak kelas III IPS 3 dan teman temannya,ia seketika bangkit dari tempat tidurnya dan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 06.30, udah pagi aja pikirnya dan melangkah menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah,kini ia memutuskan untuk pergi menaiki motornya hanya sekedar untuk menenangkan pikirannya sejenak.

Sesaat sampai di sekolah ia berjalan menaiki tangga melewati lorong kelas dan sampai di kelasnya,ia melihat kelasnya yang masih cukup sepi hanya beberapa anak yang sedang piket membersihkan kelas. Ia meletakan tas dan mengambil buku mata pelajaran fisika dan mulai membaca isinya.

Pukul 07.30 pagi Mila sudah merasa bosan dengan buku bukunya,ia beranjak dari kursinya dan melangkah menuju lapangan disana banyak siswa yang sedang melihat pertandingan Basket antar kelas yang diadakan oleh sekolah. Di tengah tengah permainan salah satu pemain dari kelas III IPS 1 cidera namun tak ada pemain penggati,disaat keadaan riuh Mila kemudian mendatangi tim kelasnya yang sedang istirahat, ia mengatakan bahwa ia bisa menggantikan pemain yang cidera, dengan persetujuan wasit akhirnya ia bermain basket dengan salah satu lawannya Rio.

Skor demi skor mereka cetak dalam waktu yang cukup singkat dan berhasil menyusul ketertinggalan,dimenit terakhir tinggal satu angka agar kelas mereka menang. Nadia ,Caca,dan Dian yang menyaksikan pertandingan berteriak untuk menyemangati para pemain.
Di depan Mila Rio siap menghadang Shooting-nya.
"Sorry tapi angka ini buat gue"cetus Mila kepada Rio sembari mendrible bola basket di tangannya satu tembakan tepat pada menit terakhir.
"Yok bangun istirahat"ucap Mila sembari mengulurkan tangan kepada Kristya yang berada di depannya.
"Gila gue gak nyangka loe jago juga main basket gue kira loe cuman kutu buku"ujar Kristya dan menyambut uluran tangan Mila.
"Loe aja yang gak tau"ujar Mila
"Eh gue pergi dulu ya"lanjutnya kemudian berlari menuju kelas tanpa menunggu jawaban dari Kristya

"Wih nih dia cewek yang sok jago" cetus Ria ketika bertemu dengan Mila
"Siapa gue,biarin kenapa iri"tantang Mila
"Belagu loe jadi cewek"cetus Katrin teman Ria sinis

Nadia yang datang kemudian melerai mereka sebelum ada perkelahian, namun niat baik tak selalu baik Nadia di dorong oleh salah satu teman Ria yang membuatnya jatuh. Dian dan Caca yang tiba disana segera membantu Nadia berdiri sedangkan Mila terus menerus di pojokkan oleh Ria dan temannya
Craat
Mengalir darah di tangan Mila akibat terkena gunting yang di pegang oleh Ria, masih belum selesai disitu Ria mendorong Mila hingga membentur tembok, Caca dan Dian yang masih sibuk mengurus Nadia yang jatuh tak menyadari kejadian itu. Kristya, Rio dan Alfa mendatangi kerumunan itu dan melihat tangan Mila yang bercucuran darah, mereka segera melerai kembali pertengkaran itu, Rio dan Alfa   membantu Mila yang masih terlihat kesakitan karna sayatan di tangan kanannya cukup dalam. Melihat Ria terpojok Mila tersenyum mengejek kepada Ria dan maju beberapa langkah setelah mendengar kata kata Ria.
"Dasar pengecut dulu kabur sekarang sembunyi di balik perlindungan teman teman loe"cetus Ria
"Gue pengecut, sadar woi yang pengecut tuh loe sukanya main keroyokan,tapi gak papa karna gue bisa ngehadapin kalian semua sayangnya gue gak punya waktu" oceh Mila
"Udah udah Mil loe gak papa kan?"tanya Alfa khawatir melihat darah terus mengalir dari tangan Mila. Mila pergi meninggalkan mereka.
"Woi pengecut mau kemana loe"teriak Ria
"Heh Ria udah jangan pernah loe ngelakuin itu lagi kalo sampe kak Mila marah bisa bisa loe berakhir terbaring di rumah sakit" cetus Rio kesal lalu pergi meninggalkan mereka

Power Of Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang