Delapan

15 3 0
                                    

Irfan, Kristya dan Rio baru saja keluar kelas mereka disaat yang sama Mila keluar dari kelasnya sembari mengunyah permen karet kesukaannya. Rio menyikut Irfan, Irfan menengok ke arah Rio yang tadi menyikutnya namun pandangannya malah di alihkan ke arah tangga, ia tajamkan penglihatannya siapa cewek yang sedang menuruni tangga tersebut, ia pun mengangguk tanda mengerti kemudian berlari mengejar cewek itu, Rio dan Kristya bertos setelah Irfan pergi.

"Mil tunggu"teriak Irfan sembari terus berlari mengejar Mila, Mila berjalan terlalu cepat. Mila menghentikan langkahnya kemudian menengok ke arah sumber suara dilihatnya Irfan yang tengah berlari mengejarnya.

"Ada apa?"tanyanya jutek.

"Kita pulang bareng yuk"ujarnya yang sudah berada di sampingnya kini, sembari mengatur nafasnya yang masih terengah engah itu.

"Trus motor gue gimana?"tanyanya.

"Udah biar Rio yang bawa"jawabnya.

"Emang Rio berangkat naik apa kalo gak naik motor"tanyanya lagi.

"Tadi katanya naik mobil bareng Nadia tapi Nadia udah pulang duluan jadi dia gak ada tumpangan"jawab Irfan sembari terus mengikuti langkah Mila.

"Oh ya udah bentar gue telfon dulu"ujarnya kemudian mengeklik beberapa nomor.

"Hallo kak kenapa"tanya Rio dari seberang sana.

"Loe bawa motor gue, Irfan maksa buat balik bareng sama dia cepetan gue tunggu di lorong"cetusnya kemudian mematikan telfon.

Rio yang mendengar ucapan itu segera berlari menuju lorong di ikuti dengan Kristya di belakangnya. Sesampainya di lorong Mila melemparkan kunci motornya ke arah Rio, Rio dengan sigap menangkap kunci motor itu.

Hap

Kunci motor Mila mendarat tepat di tangan Rio. Mila kemudian pergi begitu saja diikuti langkah Irfan. Irfan mengacungkan jempol kearah Rio, Rio pun melambaikan tangannya.

Mila membonceng di jok belakang motor Irfan, ia merasa canggung dengan keadaannya saat itu.Irfan memacu motornya melewati jalanan macet, Mila heran ini bukan jalan menuju rumahnya ia ingin bertanya pada Irfan kemana ia akan dibawa pergi namun niatnya ia urungkan.

Mereka sampai di sebuah mall, Mila bertanya tanya dalam hatinya mengapa Irfan mengajaknya kesini bahkan masih lengkap menggunakan baju seragam sekolah. Irfan mengajaknya masuk ke beberapa toko entah apa yang sedang Irfan cari.

"Mil coba pakai ini"ujar Irfan sembari memberikan gaun biru laut yang sangat cantik.

"Tapi kan gue gak suka pake kaya gituan"tolaknya.

"Gak ada tapi tapian udah sana cepetan ganti"cetus Irfan kemudian menggiringnya menuju ruang ganti. Mila menggerutu seakan merasa sangat kesal dengan tingkah laku Irfan.

Irfan menunggu di luar sembari melihat gaun yang mungkin akan cocok bila dipakai Mila nanti. Mila keliar dari ruang ganti dengan mengenakan gaun yang dipilihkan Irfan. Irfan berdecak kagum jantungnya seakan berdetak lebih kencang dari biasanya, kemudian ia memberikan beberapa baju lagi untuk dikenakan Mila.

Setengah jam berlalu hanya untuk memilih baju untuk Mila, ia akhirnya mengambil beberapa gaun dan membayarnya di kasir, kemudian mengajak Mila ke toko aksesoris yang berjarak beberapa toko saja dari toko yang ia datangi tadi.

Mila melihat lihat aksesoris yang terpajang bahkan beberapa kali ia tersenyum melihat aksesoris yang indah dan lucu, hal yang biasa untuk para wanita. Irfan memberikan beberapa kantung aksesoris yang sudah ia pilihkan tadi. Mila melirik ke arah Irfan tepat di bola matanya.

"Udah ambil aja"ucapnya sembari tersenyum kecil, Mila menghela nafasnya kemudian menerima kantong yang berisi aksesoris itu.

"Emm udah sore nih yuk pulang nanti malem kamukan mau tampil"ujar Irfan kemudian menggandeng Mila menuju tempat parkir.

Power Of Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang