Hari yang ditunggu datang, Irfan dan Mila bertemu di atap untuk memberikan jawaban mereka. Mila mengalungkan headphonenya dan mematikan musik yang sedang di dengarnya sembari terus melangkah menuju atap. Irfan sudah menunggu di atap sembari memantapkan jawabannya yang akan ia katakan kepada Mila.
Rio, Nadia dan teman temannya menunggu Mila di tangga menuju atap sembari berbincang bincang. Mila yang sudah sampai di atap melihat Irfan yang duduk di bangku yang ada di atap langsung menanyakan jawabannya.
"Jadi loe udah tau jawabannya?"tanya Mila.
"Udah"jawab Irfan singkat.
"Jadi apa jawaban loe?"tanyanya lagi
"Jadi menurut gue cinta itu adalah sebuah perasaan ketika loe menyayangi seseorang dan ingin terus menjaganya dan melindunginya tanpa takut menanggung resiko yang akan terjadi"jelas Irfan kemudian menatap Mila lekat lekat.Mila tersenyum mendengar jawaban dari Irfan.
"Jadi apa jawaban gue bener?"tanya Irfan.
"Menurut loe gimana"tanyanya balik.
"Kalo menurut gue si gitu"ujar Irfan.
"Jadi gimana loe mau jadi pacar gue"tanya Irfan meyakinkan Mila
"Emm Oke"sahut Mila mengiyakan pertanyaan Irfan.
"Beneran, benerkan gak boong"ucap Irfan yang terkejut dengan jawaban Mila. Mila hanya mengangguk meyakinkan jawabannya.
"Yes akhirnya"ujar Irfan kemudian tersenyum lebar kepada Mila, Mila pun membalas senyuman itu.
"Eits jangan seneng dulu nilai lo tuh baru 80 persen aja"cetus Mila menghentikan kegirangan yang sedang terjadi.
"Hmm jadi menurut loe cinta itu apa?"tanya Irfan menanyakan pertanyaan yang sama kepada Mila.
"Menurut gue cinta itu bukan lah hal yang logis. Terkadang orang bisa rela melakukan apa pun untuk cintanya namun, terkadang ada pula yang merelakannya atau memendam perasaanya dan mencintai dalam diam. Cinta bukan sepatah kata yang bisa membuat orang bahagia seketika juga bisa membuat orang bersedih,kasih sayang adalah salah satu cara menjelaskannya"jelas Mila panjang lebar.
"Hmm pemahaman loe tentang cinta bagus juga belajar dari mana"tanya Irfan kembali.
"Itu cuman pemahaman gue aja" ucap Mila.
"Cieee yang baru jadian nih jangan lupa traktir kita kita"ejek Caca yang tiba disana.
"Oke nanti gue traktir"ucap Irfan.
"Asyik...."seru mereka girang.
"Baru juga jadian udah tekor aja"ujar Mila menghela nafas.
"Gak papa kali, jarang jarang kita di traktir" ujar Kristya.
"Ya udah sana gue mau cabut dulu"ucap Mila kemudian melangkah pergi.
"Eh mau kemana kita makan dulu yuk"ucap Irfan sembari memegang tangan Mila.
"Sorry gue ada urusan kalian aja"ucap Mila kemudian melepaskan genggaman tangan Irfan.
"Ya udah gue ikut"ujar Irfan.
"Kalau gitu kalian juga ikut"cetus Mila.
"Kita ikut juga nih? Gak deh nanti ganggu kalian lagi"ujar Kristya menolak ajakan Mila. Rio mencubit tangan Kristya yang membuat ia terkejut.
"Oke kita ikut"ucap Alfa.
"Oke"ujar Mila singkat.Mereka sampai di tempat yang di maksud Mila, mereka memasuki sebuah cafe yang berdominasi hiasan kayu yang membuatnya terlihat nyaman, tanaman hijau yang di tanami membuat udara di cafe itu menjadi segar dan sejuk.
" Sore mba Mila"ucap seorang pelayan yang menghampiri mereka.
"Sore mba"ujar Mila ramah.
"Kalian tunggu disini bentar ya"lanjutnya kemudian melangkah menuju tempat kasir dan berbincang dengan seorang pelayan tak lama kemudian ia kembali bersama teman temannya.
"Yuk kita cari tempat duduk"ujar Mila
Mereka pun mencari tempat duduk yang nyaman namun semua tempat duduk telah penuh. Seorang pelayang menghampiri mereka dan menunjukan seduah ruangan yang indah dan begitu asri seperti sebuah taman namun berada di atap gedung.
"Tika siapin yang sudah saya pesan tadi ya"bisik Mila kepada Tika pelayan cafe, Tika mengangguk kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Gimana tempatnya bagus gak?"tanya Mila yang kepada temannya
"Bagus kak,kakak kok tau tempat kaya gini"ujar Nadia polos
"Iya trus tadi loe juga kenal sama pelayan tadi?"lanjut Caca
"Kayaknya loe sering kesini deh"sambung Dian
"Emm mungkin"sahut Mila singkat kemudian duduk di sofa dekat pagar dengan rantaian tanaman. Ia tersenyum melihat tanaman itu begitu subur.
"Apa kok gitu mukanya masih mau tanya? Mending tanya langsung ke pelayannnya aja"cetus Mila sinisTak perlu waktu lama Tika datang membawa nampan berisikan makanan dan minuman yang disusul oleh beberapa pelayan lain.
"Mba ini pesanannya"ucap Tika ramah.
"Oke makasih"sahut Mila singkat kemudian tersenyum ramah.
"Eh mba tunggu"panggil Nadia
"Ya ada apa mba"ujar Tika
"Mba kenal dengab kakak saya?"tanya Nadia yang masih penasaran dengan pertanyaannya tadi.
"Iya saya kenal mba Mila kan pemilik cafe ini"jelas Tika
"Oke terimakasih"ujar Nadia kemudian menatap Mila lekat lekat tepat di bola matanya.
"Kalau begitu saya permisi"ucap Tika kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Kak kakak pemilik cafe ini?"tanya Nadia ragu
"Iya"jawab Mila singkat yang masih sibuk dengan jus strowberinya
"Hah sejak kapan?"tanya Rio yang baru selesai melihat lihat pemandangan sekitar bersama rekan cowoknya.
"Sejak kapan ya 2 tahun lalu kayaknya"ujar Mila sembari mengingat ingat.
"Terus kenapa gak cerita sama kita"ujar Nadia
"Gue udah pernah cerita kalian aja yang gak mau dengerin"cetus Kila kemudian meminum jus yang dari tadi sudah tersaji di atas meja. Nadia dan Rio hanya nyengir kuda mendengar ucapan Mila.
"Udah makan gih katanya laper"lanjutnya
"Thanks"sahut mereka bersamaan, kemudian melahap makanan yang sudah tersaji.
Selesai makan mereka mengobrol sebentar sebelum akhirnya pulang kerumah masing masing. Langit senja telah berganti dengan langit malam. Kerlap kerlip bintang menemani bulan yang bersinar terang menghiasi malam yang sunyi. Remang remang lampu jalan menerangi jalanan,banyak orang berlalu lalang. Mila masih berada di ruangannya di dalam cafe sementara teman temannya sudah pulang terlebih dahulu, ia hanya melihat beberapa dokumen yang berada di mejanya. Pukul 11.00 malam Mila memutuskan untuk pulang kerumahnya. Angin malam yang dingin berhembus cukup kencang sepertinya akan turun hujan lebat. Ia berjalan menuju motornya yang terparkir di parkiran cafe.
Mulai turun rintik rintik hujan membasahi jalan yang ia lewati.Sesampainya di rumah Ia melepaskan sepatunya yang basah dan berjalan menuju kamarnya. Ketika memasuki ruang tamu ia melihat Mama dan Papanya menunggu kepulangannya. Mama Mila yang melihat Mila kehujanan langsung mengambil handuk kering untuk anaknya. Matanya yang memancarkan rasa khawatir dan kasih sayang itu terlihat begitu menenangkan. Selesai membersihkan diri Mila menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur bermotif daun hijau, ia merasa sangat lelah sehingga tak mampu untuk berfikir lagi. Ia memejamkan matanya dan berharap esok adalah hari yang baik.
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Power Of Girls (END)
Kısa HikayeTiga orang siswa pindahan yang memulai hari barunya di sekolah baru mereka mulai kacau dengan adanya beberapa musuh yang mulai berdatangan tanpa adanya isyarat Mila siswa SMA kelas 3 yang terus dihadang perlwanan dan pembullyan tetap diam dan pada s...