Untuk ukuran seorang Lan, kesabaran Lan Wangji itu berada pada level tinggi dan untuk ukuran manusia normal, kesabaran Lan Wangji itu setara level dewa. Tapi, kalau urusan lelaki muda di depannya ini, Lan Wangji sama sekali tidak tau apa itu arti sabar.
"Lan Zhan, berhenti memegang pantatku," keluh Wei Wuxian. Wajahnya memerah dibalik maskernya. Lan Wangji yang juga memakai masker hanya bergumam.
"Mou, jangan hanya bergumam. Cepat singkirkan tanganmu. Kenapa kau jadi mesum sekali? Kita sedang ditempat umum," rengek Wei Wuxian.
Lan Zhan tak menanggapi. Malah makin merapatkan tubuh pacar kecilnya dengan tubuhnya. "Mereka menatap Wei Ying."
"Hah?"
Lan Zhan, "mereka menatap Wei Ying. Seperti mau memakanmu."
Wei Wuxian menatapnya. Cengo. Apa katanya?
"Fffttt!" Wei Wuxian tak bisa lagi menahan tawanya. Lan Wangji cemberut dibalik maskernya.
Butuh beberapa saat sampai Wei Wuxian dapat kembali mengendalikan rasa gelinya.
Lan Wangji, oh, Lan Wangji.
Wei Wuxian menurunkan maskernya ke dagu dan berbisik di telinga Lan Wangji, "Bagaimana kalau aku hanya ingin dimakan oleh Laoshi favoritku, hm?"
Blush....
Hilang sudah kesabaran Lan Wangji. Apa itu sabar? Apa itu menahan diri? Apa itu? Lan Wangji tak tau itu bila sudah dekat-dekat dengan Wei Wuxian. Pacar laki-lakinya yang cantik.
"E? Lan Zhan? Bukannya kita mau ke KFC ya? Lan Zhan??? Hei! Kenapa kau malah membawaku ke hotel??? Hei!!!"
.
Untuk ukuran seorang Lan, yang dikenal dengan keromantisannya, Lan Wangji itu nol besar. Dan untuk ukuran orang normal, Lan Wangji itu datar. Sedatar tembok. Selurus penggaris. Apa itu cinta? Kenapa mereka mambawakan bunga untuk pacarnya? Hei, Lan Wangji tidak mengerti. Dan kenapa pula ada orang yang mau berciuman dan melakukan hal itu dengan orang lain?? Ughhh... Lan Wangji tidak bisa membayangkannya.
Akan tetapi, kenapa memberikan coklat diam-diam saat kelas berlangsung pada Wei Ying-nya, dapat membuat pacar kecilnya itu merona? Atau menjemputnya saat hujan deras di malam minggu setelah laki-laki itu pulang kerja paruh waktu, bisa membuatnya begitu bahagia? Dan kenapa saat Lan Wangji hanya menyelipkan anak rambut Wei Wuxian, laki-laki itu langsung menggebuknya sambil berkata dengan gemas, "Kenapa dosen killer sepertimu bisa seromantis ini? Arghhhh!!!"
Memangnya aku romantis, ya? Pikir Lan Wangji bertanya-tanya.
Kemudian, persetan dengan germaphobia, mysophobia, atau apalah itu. Lan Wangji hanya ingin mengecap seluruh jengkal kulit Wei Wuxian yang masih bermandikan keringat.
"La-Laoshi... Lan Zhan... Lan Gege," desah Wei Wuxian, "bi-biarkan aku mandi dulu."
Wei Wuxian tahu dosennya ini tidak suka, benci, bahkan phobia terhadap hal-hal kotor. Oleh sebab itulah dia sangat benci disentuh oleh orang lain.
Dia takut Lan Wangji merasa jijik dengan tubuhnya yang masih bau keringat. Akan tetapi hal selanjutnya yang dikatakan Lan Wangji benar-benar bukan seorang Lan Wangji.
"Tidak perlu. Wei Ying harum dan enak."
Blush...
Tidak kuat, Wei Ying tidak kuat menerima keromantisan ini. Hati kecilnya tidak sanggup menerima ke-uwu-an pacar besarnya.
"Lan Zhan...," gumam Wei Wuxian sebelum mendorong dada bidang pacarnya hingga kini posisi mereka terbalik. Uke on the top.
"Wei Ying?" tanya Lan Wangji. Sedetik dia berpikir Wei Ying-nya tengah menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You (Wangxian Stories)
RomanceWei Wuxian, seorang mahasiswa Universitas Gusu, terjebak cinta terlarang dengan dosennya yang telah memiliki anak dan istri, Lan Wangji. Namun begitu, manisnya cinta yang telah mereka cecap, tak mampu begitu saja mereka tinggalkan. * * * SongFic den...